38 semakin lama pengunjung berada di lokasi wisata semakin sering mereka
mengunjungi lokasi wisata Curug Cigamea.
6.2.2 Nilai Ekonomi Objek Wisata Curug Cigamea
Nilai ekonomi Curug Cigamea diestimasi menggunakan pendekatan Individual Travel Cost Method ITCM. Nilai ekonomi diperoleh dengan
mengetahui nilai surplus konsumen pengunjung terlebih dahulu. Surplus konsumen diperoleh dengan cara mengkuadratkan jumlah kunjungan responden
pengunjung satu tahun terakhir yaitu sebanyak 169 kunjungan Lampiran 9 kemudian dibagi dengan dua kali koefisien biaya perjalanan.
Analisis regresi antara jumlah kunjungan sebagai variabel terikat dan biaya perjalanan sebagai variabel bebasnya dilakukan agar nilai koefisien biaya
perjalanan lebih akurat. Berdasarkan hasil analisis regresi Lampiran 7, diperoleh persamaan sebagai berikut:
Y = 1.412 + 0.00000374 X
1
Keterangan: Y = Jumlah kali kunjungan ke Curug Cigamea satu tahun terakhir kali
X
1
= Biaya perjalanan individu Rp Koefisien biaya perjalanan yang diperoleh digunakan untuk mengestimasi
besarnya nilai surplus konsumen. Kemudian nilai surplus konsumen digunakan untuk mengestimasi nilai ekonomi objek wisata Curug Cigamea, dengan cara
mengalikan surplus konsumen tersebut dengan jumlah pengunjung pada tahun 2012. Perhitungan nilai ekonomi objek wisata Curug Cigamea dapat dilihat pada
Tabel 16. Tabel 16 Perhitungan nilai ekonomi Curug Cigamea
Keterangan Nilai Satuan
Jumlah responden a 100 Orang
Jumlah kunjungan responden b 169 Kali per tahun
Jumlah kunjungan tahun 2012 c 17 200 Kali per tahun
Koefisien biaya perjalanan d 0.00000374 Satuan
Surplus konsumen e = b
2
2d 3 818 315 508 Rupiah
Surplus konsumenindividukunjungan f = eab 225 936 Rupiah
Nilai ekonomi g = f x c 3 886 099 200 Rupiah
Sumber : Hasil olahan data primer 2013
Tabel 16 menunjukkan, surplus konsumen pengunjung terhadap objek wisata Curug Cigamea sebesar Rp 225 936 per orang per kunjungan, sehingga
39 diperoleh nilai ekonomi Curug Cigamea sebesar Rp 3 886 099 200. Artinya,
lokasi tersebut mempunyai nilai atau manfaat sebagai penghasil jasa wisata. Manfaat tersebut dapat dirasakan secara terus menerus jika keberadan kawasan
Curug Cigamea dijaga dengan melestarikan sumber daya alam yang terdapat di TNGHS.
6.3 Dampak Ekonomi di Objek Wisata Curug Cigamea
Kegiatan wisata Curug Cigamea dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat sekitar lokasi wisata. Perhitungan dampak ekonomi
tersebut diketahui dari besarnya pengeluaran pengunjung di lokasi wisata Curug Cigamea. Pengunjung di Curug Cigamea tidak hanya membelanjakan uangnya di
dalam lokasi, tetapi juga di luar lokasi wisata. Besarnya pengeluaran pengunjung diluar kawasan wisata merupakan kebocoran yang terjadi di lokasi wisata Curug
Cigamea. Hasil proporsi pengeluaran pengunjung dapat dilihat pada Tabel 17 dan keterangan lebih lanjut dapat dilihat pada Lampiran 9.
Tabel 17 Proporsi pengeluaran pengunjung dan kebocoran yang terjadi di objek
wisata Curug Cigamea tahun 2013
Biaya Rata-rata pengeluaran 1
Rp Proporsi
2=1c100 Pengeluaran di luar lokasi
Biaya transportasi 22 900
30.8 Konsumsi dari rumah
Tiket masuk kawasan GSE 13 290
3 750 17.9
5.1 Total kebocoran a
39 940 53.8
Pengeluaran di lokasi Konsumsi di lokasi
19 343 26.0
Penginapan 3 500
4.7 Pembelian souveniroleh-oleh
1 750 2.4
Dokumentasi 3 100
4.2 Biaya parker
1 641 2.2
Tiket masuk objek wisata 5 000
6.7 Total pengeluaran di lokasi b
34 334 46.2
Total pengeluaran pengunjung c=a+b 74 274
100.00 Rata-rata kunjungan pertahun d 2009-2012
19 375 Total kebocoran pertahun e= cproporsi ad
773 820 346 Sumber: Hasil olahan data primer 2013
Proporsi terbesar dalam pengeluaran pengunjung di objek wisata Curug Cigamea adalah proporsi biaya transportasi. Hal ini disebabkan sebagian besar
40 pengunjung berasal dari luar Bogor Tabel 9, sehingga mempengaruhi biaya
perjalanan pengunjung. Biaya perjalanan tersebut merupakan biaya bahan bakar untuk kendaraan karena rata-rata pengunjung menggunakan kendaraan pribadi
Tabel 9. Berdasarkan data Disbudpar Kabupaten Bogor rata-rata jumlah kunjungan
ke Curug Cigamea per tahun dari tahun 2009 sampai dengan 2012 adalah 19 375 kunjungan, sehingga diperoleh total kebocoran per tahun yang terjadi adalah
Rp 773 820 346 per tahun. Hasil ini diperoleh dari mengalikan rata-rata pengeluaran pengunjung dengan proporsi kebocoran dan total kunjungan
pertahun. Tingkat kebocoran dari aktivitas wisata di Curug Cigamea cukup besar dengan proporsi 53.77. Kebocoran tersebut yaitu biaya transportasi, biaya
konsumsi dari rumah, dan biaya tiket masuk kawasan GSE. Tiket masuk kawasan GSE termasuk kebocoran karena uang yang diperoleh langsung masuk ke
pendapatan negara. Biaya transportasi termasuk kebocoran karena diasumsikan pengunjung membeli bahan bakar di SPBU yang letaknya tidak ada di sekitar
lokasi wisata.
6.3.1 Dampak Ekonomi Langsung
Dampak ekonomi langsung merupakan dampak yang langsung diperoleh dari pengeluaran pengunjung saat berwisata. Dampak ekonomi langsung tersebut
berasal adanya dari transaksi jual dan beli antara pengunjung dengan unit usaha yang terdapat di kawasan objek wisata Curug Cigamea. Uang yang dibelanjakan
pengunjung ke unit usaha dapat menghasilkan dampak ekonomi secara langsung yaitu pendapatan unit usaha.
Unit usaha di objek wisata Curug Cigamea terdiri dari berbagai jenis unit usaha. Rata-rata unit usaha yang terdapat pada Curug Cigamea hanya ramai
dikunjungi apabila akhir pekan dan hari libur nasional, namun pada hari kerja sebagian unit usaha masih tetap buka. Data mengenai proporsi pendapatan
pemilik unit usaha dapat dilihat pada Tabel 18 dan data perhitungan dapat dilihat lebih jelas pada Lampiran 10.