Uraian Materi 1. Jaminan Perlindungan Hak Asasi Manusia Sesuai UUD Negara
61
Tabel. 1.1. HAM dalam Pembukaan UUD Tahun 1945 Pembukaan UUD 1945
Penjelasan
Alinea pertama,
Dalam alinea pertama Pembukaan UUD 1945 dimuat pernyataan “kemerdekaan itu
adalah hak segala bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus
dihapuskan karena tidak sesuai dengan peri
kemanusiaan dan peri keadilan:’ Alinea pertama Pembukaan UUD 1945
memberikan jaminan universal bahwa kemerdekaan dan kebebasan adalah hak
segala bangsa. Pernyataan inilah yang kemudian mengilhami bangsa Indonesia
untuk aktif dalam memperjuangkan bagi bangsa-bangsa terjajah di seluruh dunia.
Aline kedua,
Dalam alinea kedua merupakan penjabaran pernyataan Proklamasi kemerdekaan
bangsa Indonesia. Alinea kedua memuat pernyataan “menghantarkan rakyat
Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Indonesia yang merdeka,
bersatu, berdaulat, adil dan makmur:’ Alinea kedua Pembukaan UUD 1945
mengandung pengertian bahwa setelah bangsa Indonesia merdeka maka rakyat
Indonesia dijamin dan diwujudkan hak politik dan hak ekonomi atau hak
kesejahteraannya. Hak politik termuat dalam pernyataan bersatu dan berdaulat
dan hak ekonomi yaitu terwujudnya masyarakat adil dan makmur.
Aline ketiga,
Dalam aline ketiga termuat kalimat “Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan
dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang
bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan
dengan ini kemerdekaannya”. Alinea ketiga Pembukaan UUD 1945
mengandung pengertian bahwa hak-hak yang telah bangsa Indonesia dapatkan
yaitu kemerdekaan dan berbagai hak yang melekat didalamnya, adalah tidak hanya
hasil perjuangan manusia semata melainkan anugerah Tuhan Yang Maha
Esa. Pernyataan tersebut akan menimbulkan kesadaran ketuhanan,
sebagai penyeimbang dari nilai-nilai keduniaan semata.
Aline keempat,
Dalam alinea keempat dimuat tentang tujuan negara dan dasar negara. Tujuan negara
ada empat, yaitu “melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial. Tujuan negara yang terkandung dalam
alinea keempat Pembukaan UUD 1945, didalamnya mengandung berbagai hak
seperti hak perlindungan keamanan dan perlindungan hukum, hak ekonomi, dan hak
sosial budaya. Serta hak kemerdekaan dan keamanan bagi seluruh dunia. Yang
dimaksud dasar negara dalam alinea keempat tersebut adalah dasar negara
Pancasila.
Tabel 10
Selain itu, Ketetapan MPR Nomor XVIIMPR1998 tentang Hak Asasi Manusia, yang terdiri dari Pembukaan, 10 bab, 44 pasal yang mengatur hak
asasi manusia harus dilindungidan ditegakkan, yang meliputi hak dalam bidang berikut.
1 Hak untuk hidup 2 Hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan
3 Hak keadilan
62
4 Hak kemerdekaan 5 Hak atas kebebasan informasi
6 Hak keamanan 7 Hak kesejahteraan
8 Kewajiban 9 Perlindungan dan pemajuan
Sebagai penjabaran lebih lanjut terhadap hak asasi manusia di Indonesia, DPR menetapkan Jaminan HAM dalam UU No. 39 Tahun 1999. Undang-undang
tentang HAM tersebut terdiri atas XI bab dan 106 pasal. Jaminan HAM dalam UU No. 39 Tahun 1999, meliputi hak-hak dalam matrik berikut.
Tabel 1.2. HAM dalam UU No. 39 Tahun 1999
NO. PASAL
PROFIL HAM
1
9 Hak untuk hidup
2
10 Hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan
3
11 – 16
Hak mengembangkan diri
4
17 – 19
Hak memperoleh keadilan
5
20 – 27
Hak atas kebebasan pribadi
6
28 – 35
Hak atas rasa aman
7
36 – 42
Hak atas kesejahteraan
8
43 – 44
Hak turut serta dalam pemerintahan
9
45 – 51
Hak wanita
10
52 – 66
Hak anak
Tabel 11
Di Indonesia, jaminan perlindungan terhadap hak asasi manusia diatur dalam UUD NKRI Tahun 1945. Menurut Steenbeek, sebagaimana dikutip oleh
Sri Soemantri, UUD berisi tiga pokok materi muatan, yakni pertama adanya jaminan terhadap hak-hak asasi dan warga negara; kedua ditetapkannya
susunan ketatanegaraan suatu negara yang bersifat fundamental; dan ketiga adanya pembagian dan pembatasan tugas ketatanegaraan yang juga bersifat
fundamental. Menyikapi jaminan UUD 1945 atas hak asasi manusia, menurut Dahlan
Thaib baik dalam Pembukaan, Batang Tubuh maupun Penjelasan akan ditemukan 15 lima belas prinsip hak asasi manusia, yaitu :
1. Hak untuk menentukan nasib sendiri 2. Hak akan warga negara
3. Hak akan kesamaan dan persamaan di hadapan hukum
63
4. Hak untuk bekerja 5. Hak akan hidup layak
6. Hak untuk berserikat 7. Hak untuk menyatakan pendapat
8. Hak untuk beragama 9. Hak untuk membela negara
10. Hak untuk mendapatkan pengajaran 11. Hak akan kesejahteraan sosial
12. Hak akan jaminan sosial 13. Hak akan kebebasan dan kemandirian peradilan
14. Hak mempertahankan tradisi budaya 15. Hak mempertahankan bahasa daerah
Menurutnya ketentuan-ketentuan diatas cukup membuktikan bahwa UUD 1945 sangat menjamin hak asasi manusia. Tinggal bagaimana hal tersebut dapat
dioperasionalisasikan dengan baik dalam hukum positif Indonesia. Dalam sejarah UUD 1945, perubahan UUD merupakan sejarah baru bagi
masa depan konstitusi Indonesia. Khusus mengenai pengaturan hak asasi manusia dapat dilihat pada Perubahan Kedua UUD 1945 Tahun 2000.
Perubahan dan kemajuan signifikan adalah dengan dicantumkannya persoalan HAM secara tegas dalam sebuah bab tersendiri, yakni Bab XA Hak Asasi
Manusia dari mulai pasal 28A sampai dengan 28J. Penegasan HAM kelihatan menjadi semakin eksplisit, sebagaimana ditegaskan pada Pasal 28A yang
b erbunyi, “setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup
dan kehidupannya”. Pentingnya pengaturan HAM dalam konstitusi menggambarkan komitmen
atas upaya penegakan hukum dan HAM. Selain itu, beragamnya muatan HAM dalam konstitusi secara maksimal telah diupayakan untuk mengakomodasi hajat
dan kebutuhan perlindungan HAM baik dalam konteks pribadi, keluarga, masyarakat dan sebagai warga negara Indonesia.
2.Jaminan PerlindunganKewajiban Asasi Manusia Sesuai UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Hak Asasi Manusia adalah hak-hak yang bersifat mendasar dan melekat dengan jati diri manusia secara universal. Siapa pun manusianya berhak memiliki
64
hak tersebut. Artinya disamping keabsahannya terjaga dalam eksistensi kemanusiaan manusia, juga terdapat kewajiban yang sungguh-sungguh untuk
dimengerti, dipahami dan bertanggung jawab untuk memeliharanya. Adanya hak pada seseorang berarti bahwa ia mempunyai suatu “keistimewaan” yang
membuka kemungkinan
baginya untuk
diperlakukan sesuai
dengan “keistimewaan” yang dimilikinya. Juga adanya suatu kewajiban pada seseorang
berarti bahwa diminta daripadanya suatu sikap yang sesuai dengan “keistimewaan” yang ada pada orang lain.
Adapun mengenai relasi antara hak dan kewajiban, bahwa diantara keduanya terdapat beberapa relasi hukum yang masing-masing memiliki
karakteristik yang berbeda. Sudikno Mertokusumo mengatakan bahwa setiap hubungan hukum yang diciptakan oleh hukum selalu mempunyai dua segi yang
isinya di satu pihak sebagai hak, sedang di pihak lain kewajiban. Tidak ada hak tanpa kewajiban, sebaliknya tidak ada kewajiban tanpa hak. Hal inilah yang
membuat hukum berbeda dengan hak dan kewajiban, walaupun keduanya tidak dapat dipisahkan. Hak dan kewajiban menjadi lebih tegas berlaku pada saat
hukum dilibatkan dalam kasus konkret. Dengan demikian implikasinya adalah lahirnya hak dan kewajiban.
Hak dan kewajiban bukanlah kumpulan peraturan atau kaidah melainkan perimbangan kekuasaan dalam bentuk hak individual di satu pihak yang
tercermin pada kewajiban bagi pihak lain. Oleh karena itu jaminan perlindungan kewajiban asasi manusia diatur dalam UUD NKRI Tahun 1945.
Selain UUD Tahun 1945, jaminan perlindungan kewajiban asasi manusia juga diatur dalam
Pasal 69 ayat 2 UU No. 39 Tahun 1999 menyatakan “Setiap hak asasi manusia seseorang menimbulkan kewajiban asasi dan tanggung
jawab untuk menghormati hak asasi orang lain secara timbal balik serta menjadi tugas
pemerintah untuk
menghormati, melindungi,
menegakkan dan
memajukkannya”. UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia menegaskan dua hal
prinsipal, yakni Hak Asasi Manusia HAM dan Kewajiban Dasar Manusia KDM. Korelasi keduanya menunjukkan terdapatnya keseimbangan tatanan dalam
kehidupan masyarakat. Sebagaimana layaknya hak menuntut adanya pula kewajiban bagi pihak yang lain. Adapun KDM adalah seperangkat kewajiban
yang apabila tidak dilaksanakan, tidak memungkinkan terlaksana dan tegaknya
65
hak asasi manusia. Dalam hal kedudukannya, UU ini merupakan payung hukumdari seluruh peraturan perundang-undangan yang menyangkut hak asasi
manusia. Adapun kewajiban dasar manusia yang termuat dalam UU No. 39 Tahun
1999, antara lain : 1.
Pasal 67 yang berbunyi, “Setiap orang yang ada di wilayah negara Republik Indonesia wajib patuh pada peraturan perundang-undangan, hukum tak
tertulis dan hukum internasional mengenai hak asasi manusia yang telah diterima oleh negara Republik Indonesia”.
2. Pasal 68 yang berbunyi, “Setiap warga negara wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan”.
3. Pasal 69 ayat 1 yang berbunyi, “Setiap orang wajib menghormati hak asasi
manusia orang lain, moral, etika, dan tata tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara”.
4. Pasal 69 aya t 2 yang berbunyi, “Setiap hak asasi manusia seorang
menimbulkan kewajiban dasar dan tanggung jawab untuk menghormati hak asasi orang lain secara timbal balik serta menjadi tugas pemerintah untuk
menghormati, melindungi, menegakkan dan memajukannya”. 5. Pas
al 70 yang berbunyi, “Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan oleh undang-
undang dengan maksud untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil
sesuai dengan pertimbangan moral, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis.
Oleh karena itu seluruh warga negara tidak terkecuali pemerintah wajib menghormati hak asasi orang lain, dengan cara menjalankan kewajiban asasi
manusia, menjunjung hukum, moral, etika dan tata tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.