Sistem Presidensial Uraian Materi 1. Prinsip Hubungan antarlembaga Negara Menurut UUDNRI Tahun 1945

49 memperkuat pelembagaan sekaligus pemurnian sistem pemerintahan presidensial di Indonesia berdasarkan UUD Negara RI Tahun 1945. Pertama, pelembagaan sistem pemilihan presiden dan wakil presiden secara langsung Pasal 6A Ayat 1 UUD Negara RI Tahun 1945. Kedua, pembatasan masa jabatan presiden dan wakil presiden, sehingga masa jabatannya tetapPasal 7 UUD Negara RI Tahun 1945. Ketiga, penguatan posisi parlemen dengan harapan fungsi cheks and balance dapat berjalan ketika berhadapan dengan lembaga eksekutif. Lembaga legislative terdiri dari DPR dan Pasal 19, 20, 20A, 21, 22, 22A, 22B, 22C, 22D UUD Negara RI Tahun 1945 serta DPR tidak dapat dibubarkan oleh Presiden Pasal 7C UUD Negara RI Tahun 1945. Dan keempat, presiden dan wakil presiden tidak bisa dijatuhkan oleh parlemen secara politik. Hal ini tertulis dalam Pasal 7A UUD Negara RI Tahun 1945 “Presiden dan atau Wakil Presiden hanya dapat diberhentikan dalam masa jabatannya apabila terbukti telah melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela maupun apabila terbukti tidak lagi memenuhi syarat sebagai Pre siden dan atau Wakil Presiden.”

c. Pemisahan Kekuasaan dan Check and Balances

Berdasarkan Pasal 5 ayat 1 dan Pasal 20 ayat 1 UUD Negara RI Tahun 1945, maka yang disebut sebagai lembaga legislative utama adalah DPR, sedangkan lembaga eksekutif adalah Presiden. Walaupun dalam proses pembuatan suatu UU dibutuhkan pesetujuan Presiden, namun demikian fungsi Presiden dalam hal ini adalah sebagai co-legislator sama seperi DPD untuk materi Undang-undang tertentu, bukan sebagai legislator utama. Sedangkan kekuasan kehakiman yudikatif dilakukan oleh Mahkamah Agung dan badan Peradilan di bawahnya dan Mahkamah Konstitusi. Hubungan antara kekuasaan eksekutif yang dilakukan oleh Presiden, Kekuasaan Legislatif oleh DPR dan dalam bidang tertentu dibantu DPD, dan kekuasaan yudikatif dilakukan oleh MK dan MA merupakan perwujudan checks and balaces. Hal ini dimaksudkan untuk mengimbangi pembagian kekuasaan yang dilakukan agar tidak terjadi penyalahgunaan kekuasaan oleh lembaga pemegang kekuasaan tertentu atau terjadi kebuntuan dalam 50 hubungan antarlembaga. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan suatu kekuasaan selalu ada peran tertentu dari lembaga lain.

2. Hubungan Antar Lembaga-lembaga Negara Menurut UUDNRI Tahun 1945

Secara fungsional hubungan antara lembaganegara sesuai UUD Negara RI tahun 1945 dapat juga dijelaskan sebagai berikut Patrialis Akbar, 2013:213

a. Hubungan Kekuasaan Legislatif dengan Eksekutif 1 Hubungan MPR dan DPR

Hubungan antara kedua lembaga negara dalam rumpun kekuasaan legislatif ini mencakup dua hal, yaitu pertama, pemakzulan Presiden dan atau Wakil Presiden dalam masa jabatannya. DPR merupakan lembaga yang menuntut Presiden dan atau Wakil Presiden telah melakukan pelanggaran Pasal 7A UUD Negara RI Tahun 1945 sehingga harus dimakzulkan. Pendapat DPR tersebut tidak dapat langsung diserahkan kepada MPR untuk diproses, namun harus melalui mekanisme hukum terlebih dahulu di MK. Kedua, terkait keterlibatan anggota DPR sebagai anggota MPR yang berwenang mengusulkan dan mengambil putusan mengenai perubahan konstitusi. 2 Hubungan DPR dan DPD Hubungan kedua lembaga negara ini erat tapi tidak setara. Bahkan ada ketergantungan dari DPD kepada DPR. Hal itu dikarenakan seluruh pelaksanaan kewenangan DPD harus selalui DPR. Hubungan antara kedua lembaga tersebut mencakup: pertama, pengajuan RUU terkait daerah; kedua, pembahasan RUU terkait daerah; ketiga, pemberian pertimbangan atas RUU tertentu; keempat, penyampaian hasil pengawasan atas pelaksanaan UU terkait daerah dan UU tertentu. 3 Hubungan MPR dan DPD Secara kelembagaan, tidak ada hubungan langsung antara kedua lembaga negara ini. Yang ada hubungan tidak langsung antara anggota DPD yang menjadi anggota MPR dikarenakan sebagian anggota MPR adalah anggota DPD. Para anggota DPD ketika ikut sidang-sidang MPR berkedudukan sebagai anggota MPR dan terlibat dalam pelaksanaan wewenang MPR sebagaimana diatur dalam UUD Negara RI Tahun 1945.