70
Ilmu Pengetahuan Alam SMP dan MTs Kelas VII
1. Pemuaian pada Zat Padat, Cair, dan Gas
Tahukah kamu mengapa benda-benda jika dipanaskan akan memuai? Setiap benda tersusun atas partikel-partikel yang
sangat kecil. Jika partikel-partikel tersebut dipanaskan, partikel- partikel tersebut akan bergetar. Getaran yang dialami partikel
ini bergantung pada besar kecilnya suhu benda tersebut. Semakin besar suhunya, getaran partikel semakin besar.
Sebaliknya, semakin kecil suhunya getaran partikel semakin lemah. Akibat getaran partikel-partikel inilah suatu benda jika
dipanaskan akan mengalami pemuaian.
Pemuaian dapat terjadi pada ketiga wujud zat, yaitu zat padat, zat cair, dan zat gas.
a. Pemuaian Zat Padat
Pernahkah kamu memerhatikan celah sambungan yang terdapat pada jembatan atau di antara dua lintasan jalan
beton? Perhatikan Gambar 3.6. Menurutmu, mengapa harus dibuat celah di antara dua lintasan jalan beton tersebut?
Celah di antara dua lintasan jalan beton dibuat agar jalan tidak retak saat jalan mengalami pemuaian di siang hari yang
panas. Dari contoh tersebut, umumnya zat padat akan memuai jika
dipanaskan. Besarnya pemuaian untuk setiap zat tidak sama, hal ini bergantung pada jenis zatnya. Dalam bab ini, kamu
akan mempelajari pemuaian panjang pemuaian satu dimensi, pemuaian luas pemuaian dua dimensi, dan
pemuaian volume pemuaian tiga dimensi.
1 Muai Panjang Muai panjang dapat kamu amati pada benda padat yang
berbentuk batang. Nah, agar kamu lebih memahami muai panjang pada batang, lakukanlah Kegiatan 3.6
berikut.
Pemuaian pada Zat Padat Tujuan:
Menyelidiki pemuaian pada zat padat. Alat dan bahan:
1. Alat Musschenbroek
4. Sebatang aluminium 2.
Pembakar bunsen 5. Tembaga
3. Stopwatch 6. Besi yang panjangnya
sama.
Prosedur kerja: 1. Pasanglah ketiga jenis batang pada alat Musschenbroek.
Kegiatan 3.6
2. Putarlah sekrup pengatur agar kedudukan ketiga jarum penunjuk sama tinggi. 3. Nyalakan pembakar bunsen, kemudian panaskan ketiga logam tersebut selama
10 menit atau sampai batang logam panas. 4. Amati apa yang terjadi pada jarum penunjuk.
Gambar 3.6 Celah di antara dua
lintasan jalan beton.
Sumber: Microsoft Student 2006
pembakar bunsen aluminium
tembaga besi
skala jarum penunjuk
sekrup pengatur
Di unduh dari : Bukupaket.com
Wujud Zat dan Perubahannya
71
Gambar 3.7
Skema pertambahan panjang.
Tabel 3.3 Koefisien muai
panjang beberapa zat.
Nama Zat Koefisien
Muai Panjang °C
-1
baja besi
tembaga aluminium
kaca perak
kuningan platina
emas 0,000011
0,000012 0,0000167
0,0000255 0,000008
0,000018 0,000019
0,0000089 0,000014
Dari kegiatan di atas, kamu dapat mengamati ujung batang yang bebas akan menekan pengungkit jarum
penunjuk sehingga jarum tersebut berputar. Jika suhu semakin tinggi, pertambahan panjang akan semakin
besar. Selain itu, muai panjang bergantung pada jenis zat. Hal tersebut dapat dilihat dari pertambahan panjang
aluminium yang lebih besar daripada besi dan tembaga. Pertambahan panjang suatu benda ketika dipanaskan
dapat ditentukan dengan persamaan berikut. l
t
– l =
l · α · ∆T
∆l = l · α · ∆T ... 3 – 3
Jadi panjang benda setelah dipanaskan adalah: l
t
= l + ∆l
atau l
t
= l 1 + α · ∆T ... 3 – 4
Keterangan: ∆l =
pertambahan panjang m l
= panjang mula-mula m
l
t
= panjang benda setelah dipanaskan
α = koefisien muai panjang °C
-1
∆T = kenaikan suhu °C
-1
Tahukah kamu apa koefisien muai panjang itu? Koefisien muai panjang α suatu zat adalah besarnya pertambahan
panjang setiap satuan panjang zat jika suhunya dinaikkan sebesar 1 °C. Koefisien panjang beberapa zat padat dapat
kamu amati pada Tabel 3.3.
Contoh
Seorang tukang kayu akan memasang kaca pada kerangka kayu. Ukuran kaca 50 cm × 90 cm. Koefisien
muai kayu diabaikan. Pemasangan kaca itu pada suhu udara 25 °C dan suhu tertinggi di tempat itu 40 °C.
Berapakah ukuran rangka kayu agar kaca tidak pecah karena panas? α
kaca
= 8 × 10
-6
°C
-1
Jawab:
Ukuran kaca 50 cm × 90 cm ∆T
= 40 °C – 25 °C = 15 °C
α
kaca
= 8 × 10
-6
°C
-1
l
t
= l 1 + α · ∆T
l
t
= 50 cm 1 + 8 × 10
-6
°C
-1
× 15 °C = 50 cm 1 + 1,2 × 10
-4
= 50,006 cm Diskusikanlah pertanyaan berikut untuk mendapatkan kesimpulan
1. Apa yang terjadi pada jarum penunjuk alat Musschenbroek ketika ketiga logam dipanaskan?
2. Logam manakah yang memuai paling besar dan paling kecil?
Sumber: Physics for You
Di unduh dari : Bukupaket.com
72
Ilmu Pengetahuan Alam SMP dan MTs Kelas VII
l
t
= 90 cm 1 + 8 × 10
-6
°C
-1
× 15 °C = 90 cm 1 + 1,2 × 10
-4
= 90,0108 cm Jadi ukuran rangka kaca agar kaca tidak pecah saat panas
adalah 50,006 cm × 90,0108 cm. 2 Muai Luas
Pemuaian luas terjadi jika benda padat yang memuai ber- bentuk kepingan persegi plat. Berbeda dengan
pemuaian panjang yang hanya memperhitungkan muai panjang, pada pemuaian luas muai lebar juga ikut
diperhitungkan. Perhatikan Gambar 3.8. Koefisien muai luas adalah dua kali koefisien muai
panjang. Secara matematis koefisien muai luas dituliskan sebagai berikut.
β = 2α ... 3 − 5 Pertambahan luas pada muai luas memenuhi persamaan
sebagai berikut. A
t
– A = A
· β · ∆T
Jadi luas benda setelah dipanaskan adalah:
Keterangan: ∆A =
pertambahan luas m
2
β =
koefisien muai luas = 2α °C
-1
α = koefisien muai panjang °C
-1
∆T = kenaikan suhu °C
A
t
= luas benda setelah dipanaskan m
2
A =
luas benda mula-mula m
2
Contoh
Sebuah plat aluminium yang berbentuk persegi mempunyai sisi 10 cm dan suhu 30 °C. Kemudian, plat
tersebut dipanaskan hingga mencapai suhu 80 °C. Jika, koefisien muai panjang aluminium 0,0000255 °C
-1
, tentukanlah pertambahan luasnya
Jawab: luas mula-mula A
= 10 cm
2
= 100 cm
2
kenaikan suhu ∆T = 80 °C – 30 °C = 50 °C koefisien muai luas β = 2.0,0000255 °C
-1
= 0,00005 °C
-1
Gambar 3.8 Skema pertambahan
luas. l
p
∆l ∆ p
∆ l ∆ p
∆ Α = Α
⋅ β ⋅ ∆Τ atau
∆ Α = 2. Α
. α . ∆Τ .... 3–6
Α
t
= Α 1 + β ⋅ ∆Τ atau
∆
t
= Α 1 + 2. α .
∆Τ .... 3–7
Di unduh dari : Bukupaket.com
Wujud Zat dan Perubahannya
73
∆A = A
⋅ β ⋅ ∆Τ =
100 cm
2
× 0,000051°C
-1
× 50 °C =
0,255 cm
2
Jadi, pertambahan luas aluminium tersebut adalah 0,255 cm
2
. 3 Muai Volume
Jika zat padat yang dipanaskan berbentuk bangun ruang, seperti bola, kubus, atau balok, maka bangun ruang
tersebut mengalami pemuaian yang disebut muai volume. Pada muai volume, pemuaiannya dianggap ke
semua arah. Perhatikan Gambar 3.9.
Untuk menentukan pemuaian volume zat padat, koefisien muainya adalah tiga kali koefisien muai
panjang, atau secara matematis dituliskan sebagai berikut.
γ = 3α ... 3 – 8 Untuk mengetahui pertambahan volume suatu zat dapat
digunakan persamaan berikut.
Jadi volume benda setelah dipanaskan adalah:
Keterangan: ∆V
= pertambahan volume m
3
V =
volume mula-mula m
3
V
t
= volume benda setelah dipanaskan m
3
γ =
koefisien muai volume = 3α °C
-1
∆T =
kenaikan suhu °C
Contoh
Sebuah aluminium berbentuk kubus dengan rusuk 3 cm dipanaskan dari 20 °C sampai 80 °C. Jika koefisien muai
aluminium 0,0000255°C
-1
, tentukanlah pertambahan volumenya
Jawab: volume mula-mula V
= 3 cm
3
= 27 cm
3
kenaikan suhu ∆T = 80 °C – 20 °C = 60 °C koefisien muai volume γ =
30,0000255 °C
-1
= 0,0000765 °C
-1
V
t
– V = V
⋅ γ ⋅ ∆Τ ∆V = V
.
γ
. ∆Τ atau ∆V = 3 . V
.
γ
. ∆Τ .... 3–9
V
t
= V 1 +
γ ⋅ ∆Τ atau V
t
= V 1 + 3
α ⋅ ∆Τ .... 3–10
Gambar 3.9 Skema pertambahan
volume.
Di unduh dari : Bukupaket.com
74
Ilmu Pengetahuan Alam SMP dan MTs Kelas VII
∆V = V
⋅ γ ⋅ ∆Τ =
27 cm
3
× 0,0000765°C
-1
× 60°C =
0,12393 cm
3
Jadi, pertambahan volume aluminium itu adalah 0,12393 cm
3
.
b. Pemuaian Zat Cair
Pernahkah kamu mengamati kenaikan permukaan raksa dalam termometer ketika mengukur suhu air yang
dipanaskan? Jika zat cair, seperti raksa dipanaskan, akan terjadi pertambahan volume pada zat cair tersebut. Prinsip
ini digunakan dalam termometer untuk mengukur suhu suatu benda atau ruang. Pertambahan volume pada zat cair
yang dipanaskan ini dinamakan muai ruang atau muai volume. Jadi pada zat cair hanya berlkau pemuaian zat cair.
Nah, apakah pemuaian zat cair berbeda-beda? Agar kamu lebih memahami pemuaian pada berbagai jenis zat cair
lakukanlah Kegiatan 3.7 berikut.
Kegiatan 3.7
Pemuaian Zat Cair Tujuan:
Menyelidiki pemuaian pada zat cair. Alat dan bahan:
1. Dua buah tabung reaksi 2. Bejana atau gelas beker
3. Pembakar spiritus 4. Spidol
5. Air dan alkohol Prosedur kerja:
1. Isilah masing-masing tabung reaksi dengan air dan
alkohol dengan ketinggian yang sama, kemudian berilah tanda pada permukaan zat cair tersebut
dengan menggunakan spidol.
2. Masukkan kedua tabung reaksi tersebut ke dalam gelas kimia yang berisi air. Kemudian, panaskan
dengan menggunakan pembakar spiritus. Perhatikan gambar.
3. Amatilah perubahan ketinggian permukaan air dan alkohol.
alkohol air
bejana gelas beker
tabung reaksi
Gambar 3.10
Prinsip pemuaian zat cair dimanfaatkan dalam
termometer untuk meng- ukur suhu.
Sumber: Dokumen Penerbit
Diskusikanlah pertanyaan berikut untuk mendapatkan kesimpulan 1. Apakah permukaan air dan alkohol setelah dipanaskan mencapai ketinggian yang
sama? 2. Zat cair manakah yang mengalami kenaikan permukaan lebih tinggi?
Di unduh dari : Bukupaket.com
Wujud Zat dan Perubahannya
75 Dari Kegiatan 3.7, kamu dapat mengamati bahwa ketika
dipanaskan, bejana zat padat dan zat cair dalam bejana air dan alkohol memuai. Tetapi, muai volume zat cair lebih
besar daripada muai volume zat padat. Hal ini tampak dari permukaan air dan alkohol dalam bejana naik. Dari kegiatan
di atas juga dapat diamati bahwa besarnya pemuaian suatu zat cair berbeda-beda. Hal ini ditunjukkan dengan lebih
tingginya permukaan alkohol daripada permukaan air.
c. Pemuaian Zat Gas
Balon udara dapat terbang menggunakan prinsip pemuaian pada zat gas. Pada saat udara dipanaskan, udara di dalam
balon memuai. Hal ini menyebabkan massa jenis udara yang berada di dalam balon berkurang sehingga menjadi lebih
ringan daripada udara di sekitarnya. Kondisi ini mengakibatkan balon dapat mengudara dan mengangkat
beban yang dibawanya. Pemuaian yang terjadi pada zat gas sama halnya dengan
pemuaian yang terjadi pada zat cair, yaitu hanya mengalami muai ruang saja. Pemuaian zat gas ini lebih besar daripada
zat cair. Untuk menghitung besarnya pemuaian volume gas dapat menggunakan persamaan berikut.
V
t
– V =
V T
γ
⋅ ⋅ ∆ V
V T
γ
∆ =
⋅ ⋅ ∆
... 3 – 11 Keterangan:
∆V = pertambahan volume m
3
V = volume mula-mula m
3
γ = koefisien muai volume zat gas °C
-1
∆T = kenaikan suhu °C Nilai koefisien muai gas adalah
1 273
°C
-1
.
Contoh
Suatu ruangan berisi 50 m
3
udara pada suhu 25 °C. Berapakah volume udara dalam ruangan tersebut jika
suhunya naik menjadi 40 °C koefisien muai volume udara adalah 0,00367 °C
-1
?
Jawab: volume mula-mula V
= 50 m
3
kenaikan suhu ∆T = 40 °C – 25 °C = 15 °C koefisien muai volume udara γ = 0,00367 °C
-1
∆V – V =
V T
γ
⋅ ⋅ ∆
V
t
– 50 m
3
= 50 m
3
× 0,00367 °C
-1
× 15 °C V
t
– 50 m
3
= 2,7525 m
3
V
t
= 52,7525 m
3
Jadi, volume udara setelah pemuaian adalah 52,7525 m
3
.
Gambar 3.11 Balon udara meng-
gunakan prinsip pe- muaian gas sehingga
dapat terbang
Sumber: Dokumen Penerbit
Di unduh dari : Bukupaket.com
76
Ilmu Pengetahuan Alam SMP dan MTs Kelas VII
2. Pemuaian Zat dalam Kehidupan Sehari-hari