Kependudukan dan Permasalahan Lingkungan
241
lain yang ada di udara seperti karbon dioksida, oksigen nitrogen, dan oksigen belerang juga mempengaruhi kualitas udara.
Apabila kandungan gas-gas ini meningkat, maka dapat dikatakan bahwa udara telah tercemar.
Bertambahnya pemukiman, alat transportasi, dan kawasan industri yang menggunakan bahan bakar fosil minyak bumi,
bensin, solar, dan batu bara mengakibatkan kadar CO
2
dan CO di udara semakin tinggi. Berbagai kegiatan industri juga
menghasilkan gas-gas pencemar seperti oksida nitrogen NO
x
dan oksida belerang SO
x
di udara. Zat-zat sisa itu dihasilkan akibat dari pembakaran yang tidak sempurna.
Jadi kamu dapat memahami bahwa akan semakin sulit mencari udara bersih di daerah perkotaan dan kawasan industri.
Padahal penelitian menunjukkan bahwa tingkat kesehatan seseorang akan menurun dengan banyaknya zat pencemar di
udara. Idealnya semakin tinggi kepadatan penduduk, maka kebutuhan oksigen semakin banyak. Oleh karena itu
pemerintah kota di setiap wilayah gencar mengkampanyekan penanaman pepohonan. Selain sebagai penyejuk dan keindahan,
pepohonan berfungsi sebagai hutan kota untuk menurunkan tingkat pencemaran udara.
2. Ketersediaan Pangan
Untuk bertahan hidup, manusia membutuhkan makanan. Dengan bertambahnya jumlah populasi penduduk, maka
jumlah makanan yang diperlukan juga semakin banyak. Ketidakseimbangan antara bertambahnya jumlah penduduk
dengan bertambahnya produksi pangan sangat mempengaruhi kualitas hidup manusia. Akibatnya penduduk dapat kekurangan
gizi atau bahkan kurang pangan.
Di kota-kota besar, lahan pertanian boleh dikatakan hampir tidak ada lagi. Sebagian besar lahan pertanian di kota digunakan
untuk lahan pembangunan pabrik, perumahan, kantor, dan pusat perbelanjaan. Untuk memenuhi kebutuhan pangan
masyarakat kota sangat tergantung dengan tersedianya pangan dari desa. Jadi kenaikan jumlah penduduk akan meningkat pula
kebutuhan pangan dan lahan.
Thomas Robert Maltus seorang sosiolog Inggris,
mengemukakan teori yang berjudul Essay on The Principle of Population.
Maltus menyimpulkan bahwa pertambahan penduduk mengikuti deret ukur, sedangkan pertambahan
produksi pangan mengikuti deret hitung. Jadi semakin meningkat pertumbuhan penduduk, semakin tinggi pula
kebutuhan pangan. Padahal pertumbuhan penduduk lebih cepat daripada pertumbuhan produksi pangan. Hal ini dapat
menyebabkan terjadinya kekurangan pangan. Oleh karena itu peningkatan produksi pangan perlu digalakkan. Penduduk yang
kekurangan makanan akan menyebabkan gangguan pada fungsi kerja tubuh dan dapat terjangkit penyakit seperti busung lapar,
anemia, dan beri-beri.
Gambar 9.8 Hutan berperan untuk
menurunkan tingkat pen- cermaran udara.
Sumber: Microsoft Student, 2006
Tokoh Sains
Robert Malthus
Thomas Robert Malthus, Februari 1766 – 23 Desember
1834, adalah seorang pakar demografi Inggris dan ekonom politk
yang terkenal karena pandangan- nya yang pesimistik namun sangat
berpengaruh tentang pertambahan penduduk.
Dalam An Essay on the Principle of Population, yang diterbitkan pada
1798, Malthus membuat ramalan yang terkenal bahwa jumlah po-
pulasi akan mengalahkan pasokan makanan, yang menyebabkan
berkurangnya jumlah makanan per orang. Ia bahkan meramalkan
secara spesifik bahwa hal ini pasti akan terjadi pada pertengahan abad
ke-19, sebuah ramalan yang gagal karena beberapa alasan, termasuk
penggunaan analisis statisnya, yang memperhitungkan kecende-
rungan-kecenderungan mutakhir dan memproyeksikannya secara
tidak terbatas ke masa depan, yang hampir selalu gagal untuk sistem
yang kompleks.
Sumber: id.wikipedia.org
Di unduh dari : Bukupaket.com
242
Ilmu Pengetahuan Alam SMP dan MTs Kelas VII
Bagaimana dengan kondisi pangan di negara kita? Kamu tentu memperhatikan, akhir-akhir sering diberitakan tentang
kekurangan pangan di berbagai daerah, busung lapar melanda penduduk miskin, serta kehidupan petani dan nelayan yang
semakin sulit. Pemerintah berusaha mengatasi masalah ini dengan mengimpor bahan makanan pokok dari negara lain.
Tetapi kebijaksanaan ini juga menimbulkan kontroversi karena akan menurunkan nilai jual bahan makanan yang dihasilkan
petani dalam negeri.
3. Ketersediaan Lahan