Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD 200
14. Penerapan teknologi
angkutan jalan
yang ramah
lingkunganberkesinambungan; 15. Terwujudnya Sistem Informasi Manajemen Lalu Lintas Angkutan
Jalan yang
bertujuan memberikan
kelancaran terhadap
pelaksanaan tugas bidang LLAJ; 16. Menekan jumlah pelanggaran lalu lintas dan tingkat kecelakaan lalu
lintas dapat dikurangi.
C. PROGRAM-PROGRAM PEMBANGUNAN I. P
ROGRAM
U
TAMA
a. Program Pembangunan,
Rehabilitasi, Pemeliharaan
Prasarana, Fasilitas Dan Penataan Lalu Lintas Angkutan Jalan.
Program ini diarahkan tersebar di Jawa Timur
Kegiatan Utama :
1. Penataan sistem transportasi wilayah di Jawa Timur; 2. Peningkatan keselamatan transportasi jalan;
3. Peningkatan pelayanan dan kelancaran angkutan umum dan barang, serta penanggulangan muatan lebih;
4. Peningkatan dan pengembangan fasilitas jalan serta peran dan fungsi jembatan timbang.
Kegiatan Penunjang :
1. Pembangunan transportasi berkelanjutan terutama di perkotaan;
2. Peningkatan aksesibilitas pelayanan angkutan LLAJ; 3. Fasilitasi transportasi daerah;
4. Peningkatan pelayanan angkutan orang dan barang serta bimbingan ketertiban lalu lintas;
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD 201
2. Perkeretaapian
Pembangunan perkeretaapian ditujukan untuk memperlancar perpindahan orang danatau barang secara massal,
menunjang pemerataan, pertumbuhan dan stabilitas serta sebagai pendorong dan
penggerak pembangunan nasional. Sampai saat ini, perkeretaapian masih berkembang terbatas di Jawa, serta kontribusi berdasarkan pangsa
angkutan yang dihasilkan masih sangat rendah dibandingkan moda angkutan lain, baik di Jawa Timur dan di wilayah perkotaan seperti di
Gerbangkertosusila. Peran pemerintah masih sangat dominan dalam pengembangan
kereta api regional, baik dalam aspek pendanaan dan investasi, regulasi, serta pengembangannya. Dengan keterbatasan pendanaan, SDM dan
kelembagaan di bidang perkeretaapian, kondisi fisik prasarana dan sarana kereta api saat ini masih banyak mengalami “backlog” pemeliharaan yang
berlangsung secara
terus menerus,
baik karena
perencanaan, pengoperasian dan dukungan pendanaan yang masih terbatas.
A. SASARAN
Sasaran umum pembangunan perkeretaapian diprioritaskan untuk meningkatkan kinerja pelayanan terutama keselamatan angkutan, melalui
penurunan tingkat kecelakaan di perlintasan sebidang dengan jalan dan penanganan keamanan operasi pada sepanjang lintas utama yang padat,
serta kelancaran mobilisasi angkutan barang dan jasa. Sedangkan sasaran yang ingin dicapai sampai dengan Tahun 2008
adalah terwujudnya jumlah perlintasan sebidang yang terjaga sebanyak 58 unit.
B. ARAH KEBIJAKAN
1. Meningkatkan keselamatan angkutan dan kualitas pelayanan
melalui pemulihan kondisi pelayanan prasarana dan sarana angkutan perkeretaapian.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD 202
2. Meningkatkan peran angkutan perkeretaapian regional dan lokal,
dan meningkatkan strategi pelayanan angkutan yang lebih berdaya saing secara antarmoda dan intermoda.
3. Meningkatkan kapasitas dan kualitas pelayanan terutama pada
koridor yang telah jenuh serta koridor-koridor strategis yang perlu dikembangkan. Arah pengembangan jaringan kereta api dikaitkan
dengan upaya pengembangan jaringan jangka panjang Sistranas, Sistrareg dan Sistralok.
4. Meningkatkan frekuensi dan menyediakan pelayanan angkutan KA
yang terjangkau. 5.
Meningkatkan peran serta Pemda dan swasta di bidang perkeretaapian.
C. PROGRAM-PROGRAM PEMBANGUNAN
Program Pembangunan, Rehabilitasi, Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas Perkeretaapian diarahkan terutama di Gresik, Bangkalan,
Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, Lamongan, dan Malang Raya.
Kegiatan Utama :
1. Pembangunan Kommuter diwilayah Gerbangkertosusila dan Malang Raya;
2. Rehabilitasi, pemeliharaan
sarana Prasarana
dan fasilitas
perkeretaapian.
3. Angkutan Sungai, Danau, Dan Penyeberangan
Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan ASDP didefinisikan sebagai jembatan “mengapung” yang berfungsi menghubungkan jaringan
transportasi darat yang terputus; kegiatan angkutan feri yang mengangkut penumpang dan kargo melalui sungai dan perairan; mempunyai rute tetap
dan jadwal reguler serta bangunan kapal ferry yang berbentuk khusus.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD 203
Transportasi sungai, danau dan penyeberangan SDP merupakan bagian dari sistem transportasi darat yang mempunyai misi untuk
mewujudkan transportasi yang handal, unggul dan berdaya saing serta mampu menjangkau pelosok wilayah daratan, menghubungkan antarpulau.
Pembangunan ASDP diperlukan sebagai sarana meningkatkan kesejahteraan masyarakat, memberikan aksebilitas yang lebih baik sehingga
dapat mengakomodasi peningkatan kebutuhan mobilitas penduduk melalui jaringan transportasi darat yang terputus di perairan antarpulau, sepanjang
daerah aliran sungai dan danau, serta berfungsi melayani transportasi yang menjangkau daerah terpencil dan daerah pedalaman. ASDP mengemban
misi meningkatkan kesejahteraan masyarakat luas secara adil melalui upaya angkutan
keperintisan, terutama
masyarakat di
daerah-daerah terbelakangterisolasi, melalui penyediaan angkutan perintis.
A. SASARAN
Sasaran umum pembangunan Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan adalah :
1. Meningkatnya jumlah lintas penyeberangan baru yang siap operasi
maupun meningkatkan kapasitas lintas penyeberangan yang padat; 2.
Meningkatnya keselamatan ASDP; 3.
Meningkatnya kelancaran dan jumlah penumpang, kendaraan dan penumpang yang diangkut, terutama meningkatnya kelancaran
perpindahan antarmoda di dermaga penyeberangan; serta meningkatkan pelayanan angkutan perintis;
4. Meningkatnya peran serta swasta dan pemerintah daerah dalam
pembangunan dan pengelolaan ADSP. Sedangkan sasaran yang ingin dicapai sampai dengan Tahun 2008
adalah tercapainya jumlah lintasan penyeberangan yang beroperasi sebanyak 7 lintasan.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD 204
B. ARAH KEBIJAKAN
1. Memperbaiki keselamatan dan kualitas pelayanan prasarana dan
sarana serta pengelolaan angkutan ASDP; 2.
Meningkatkan kelancaran dan kapasitas pelayanan di lintas yang telah jenuh dan memperbaiki tatanan pelayanan angkutan
antarmoda dan kesinambungan transportasi darat yang terputus di dalam pulau sungai dan danau dan antarpulau dengan pelayanan
point to point. Arah pengembangan jaringan pelayanan ASDP diarahkan untuk pencapaian arah pengembangan jaringan Sistrareg
jangka panjang adalah Jawa dan Madura diarahkan untuk mendukung
pariwisata dan
angkutan lokal
pada lintas
penyeberangan antarprovinsi antarpulau. 3.
Mendorong peran serta pemda dan swasta dalam penyelenggaraan ASDP; mendorong penyelesaian revisi UU Nomor 21 tahun 1992
tentang Pelayaran serta peraturan pelaksanaannya.
C. PROGRAM-PROGRAM PEMBANGUNAN a. Program Pembangunan, Rehabilitasi, Pemeliharaan Prasarana
dan Fasilitas Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan
diarahkan di Lamongan, Bawean, Sapudi, Jangkar, Kangean, Ketapang, Ujung Kamal, Kalianget.
Kegiatan
Utama
:
1. Pemeliharaan, rehabilitasi prasarana dermaga sungai, danau dan penyeberangan;
2. Pembangunan dermaga sungai, danau dan penyeberangan;
Kegiatan
Penunjang
:
1. Pengembangan aksesibilitas pelayanan ASDP.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD 205
III. TRANSPORTASI LAUT
Transportasi laut
mempunyai peranan
sangat penting
pada perekonomian Jawa Timur. Untuk meningkatkan peran dan pangsa pasar
pelayaran, baik pada angkutan dalam negeri maupun ekspor-impor diperlukan dukungan pemerintah dan dunia perbankan bagi peremajaan kapal-kapal niaga
nasional yang sebagian besar sudah tua dan kurang efisien untuk dioperasikan.
A. SASARAN
Sasaran umum pembangunan transportasi laut adalah: 1 Meningkatnya pangsa pasar armada pelayaran nasional baik untuk
angkutan laut dalam negeri maupun ekspor-impor; 2 Meningkatnya kinerja dan efisiensi pelabuhan; 3 Terlengkapinya prasarana SBNP sarana bantu
navigasi pelayaran dan fasilitas pemeliharaannya; dan 4 Terselesaikannya uji materiil PP Nomor 69 tahun 2001 tentang Kepelabuhanan dan revisi UU
No 21 tahun 1992 tentang Pelayaran khususnya yang berkaitan dengan keharusan bekerjasama dengan BUMN apabila pihak swasta ingin
berinvestasi pada prasarana pelabuhan harus diselesaikan guna menarik pihak swasta berinvestasi pada prasarana pelabuhan.
Sedangkan sasaran yang ingin dicapai sampai dengan Tahun 2008 adalah tercapainya jumlah bongkar muat barang sebanyak 76 juta ton.
B. ARAH KEBIJAKAN
1. Meningkatkan peran armada pelayaran nasional baik untuk angkutan
dalam negeri maupun ekspor-impor. 2.
Mengurangi bahkan menghapuskan pungutan-pungutan tidak resmi di pelabuhan sehingga tarif yang ditetapkan otoritas pelabuhan tidak jauh
berbeda dengan biaya yang secara riil dikeluarkan oleh pengguna jasa kepelabuhanan, melalui peningkatan koordinasi bagi semua instansi
yang terkait dalam proses bongkar muat barang. 3.
Memenuhi standar pelayaran internasional yang dikeluarkan oleh IMO International
Maritime Organization
maupun IALA
guna
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD 206
meningkatkan keselamatan pelayaran baik selama pelayaran maupun pada saat berlabuh dan bongkar muat di pelabuhan di wilayah
Indonesia, ermasuk didalamnya pelaksanaan ISPS Code. 4.
Merestrukturisasi peraturan
dan perundang-undangan
serta kelembagaan di subsektor transportasi laut guna menciptakan kondisi
yang mampu menarik minat swasta swasta dalam pembangunan prasarana transportasi laut.
5. Menyerahkan secara bertahap aset pelabuhan lokal dan regional yang
dikelola Unit Pelaksana TeknisSatuan Kerja kepada Pemerintah Provinsi dan Pemerintah KabupatenKota.
6. Mendukung pelaksanaan arah pengembangan Sistranas, Sistrareg dan
tatanan kepelabuhanan nasional. 7.
Melanjutkan pelayanan angkutan laut perintis.
C. PROGRAM-PROGRAM PEMBANGUNAN a. Program Pembangunan, Rehabilitasi, Pemeliharaan Prasarana
dan Fasilitas Transportasi Laut akan diarahkan pada Bangkalan; Surabaya-Kalianget-Sapudi-Kangean-Masalembu-Raas-Tanjungwangi,
Gilimandingan, Pasean, sapudi, Masalembu, Boom Banyuwangi, kalbut, Bawean dan Telaga Biru
Kegiatan Utama :
1. Pengembangan Terminal Peti Kemas International Hub Port di Pantai Utara Kabupaten Bangkalan.
2. Peningkatan pelayanan Wilayah Kepulauan.
Kegiatan Penunjang :
1 Pembangunan pelabuhan.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD 207
IV. TRANSPORTASI UDARA
Transportasi udara yang memiliki keunggulan kecepatan dari moda transportasi yang lain dapat menjadi sarana transportasi bagi wisatawan,
pengusaha, dan masyarakat. Transportasi udara di Jawa Timur perlu dikelola sesuai standar keselamatan penerbangan internasional, dan interkoneksi
dengan moda transportasi lainnya. Oleh karena itu untuk menarik wisatawan mancanegara, selain promosi
tempat daerah tujuan wisata dan jaminan keamanan di daerah tersebut, diperlukan adanya jaminan keselamatan penerbangan di wilayah udara
Indonesia. Jaminan itu dapat diwujudkan, baik oleh lembaga pemerintah pemegang otoritas pengelola transportasi udara maupun operator bandara dan
perusahaan penerbangan,
dengan memenuhi
standar keselamatan
penerbangan Internasional yang telah ditetapkan oleh ICAO International Civil Aviation Organization.
A. SASARAN
Sasaran umum pembangunan transportasi udara adalah terjaminnya keselamatan, kelancaran dan kesinambungan pelayanan transportasi udara
baik untuk angkutan penerbangan domestik dan internasional, maupun perintis. Di samping itu sasaran yang tak kalah pentingnya adalah
terciptanya persaingan usaha di dunia industri penerbangan yang wajar sehingga tidak ada pelaku bisnis di bidang angkutan udara yang memiliki
monopoli. Sedangkan sasaran yang ingin dicapai sampai dengan Tahun 2008
adalah meningkatnya jumlah penumpang penerbangan sipil menjadi 7 juta orang.
B. ARAH KEBIJAKAN
1. Memenuhi standar keamanan dan keselamatan penerbangan yang
dikeluarkan oleh International Civil Aviation Organization.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD 208
2. Menciptakan persaingan usaha pada industri penerbangan nasional
yang lebih transparan dan akuntabel. 3.
Merestrukturisasi peraturan
dan perundang-undangan
serta kelembagaan di transportasi udara.
4. Mendukung pelaksanaan arah pengembangan SISTRANAS dan
TATAKEBANDARUDARAAN NASIONAL. 5.
Melanjutkan pelayanan angkutan udara perintis.
C. PROGRAM-PROGRAM PEMBANGUNAN a. Program Pembangunan, Rehabilitasi, Pemeliharaan Prasarana
dan Fasilitas Transportasi Udara akan diarahkan di Sidoarjo, Malang,
Madiun, Banyuwangi, Jember, Bawean, Sumenep dan Pacitan.
Kegiatan Utama:
1. Peningkatan kapasitas Bandara Juanda, termasuk terminal Internasional.
2. Peningkatan fungsi Bandara Abdulrahman Saleh dan Iswahyudi untuk kegiatan pelayanan penerbangan sipil.
Kegiatan Penunjang :
1. Pembangunan Bandara Banyuwangi, Jember, Bandara Bawean, Trunojoyo Sumenep, Pacitan.
V. POS DAN TELEMATIKA
Pos dan Telematika lebih ditekankan pada upaya memberikan pelayanan berkenaan dengan perkembangan multimedia yang sangat pesat, antara lain
dalam bentuk pengadaan alat kalibrasi, peralatan laboratorium uji multimedia, monitoring dan pengendalian frekwensi serta pembangunan infrastruktur
Telematika. Telematika melalui konsep elektronic government e-Government juga
sangat menjanjikan
perannya dalam
mendorong terwujudnya
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD 209
penyelenggaraan pemerintahan yang Good Governance. Penyediaan informasi sebagai bahan pengambilan kebijakan yang semakin kompleks, tidak lagi cukup
dihasilkan melalui pengelolaan data secara menual melainkan sudah menjadi kebutuhan adanya pengelolaan data yang lebih akurat cepat efisien dan
mudah. Dalam hal demikian pengelolaan data juga akan bergeser dari cara manual menjadi pengolahan data secara elektronik.
A. SASARAN
Sasaran umum Pembangunan Pos dan Telematika adalah : 1. Meningkatnya aksesibilitas masyarakat akan layanan Pos, Informasi
dan Komunikasi; 2. Terwujudnya penyelenggaraan telematika yang efisien, mampu
mendorong produktifitas dan pertumbuhan ekonomi Jawa Timur dengan tetap memperhatikan kemanfaatan aspek sosial dan komersial;
3. Terwujudnya jaringan intranet dan internet dilingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
4. Sedangkan sasaran yang ingin dicapai sampai dengan Tahun 2008 adalah meningkatnya infrastruktur teknologi informasi sebesar 65.
B. ARAH KEBIJAKAN
1. Mengembangkan dan mendayagunakan infrastuktur telematika dalam rangka meningkatkan kemampuan mengumpulkan, mengolah, dan
menyajikan data dan informasi untuk keperluan pemerintah dan pelayanan masyarakat;
2. Mendorong peningkatan kesiapan aparatur pemerintah dan masyarakat dalam
pemanfaatan telematika
sebagai sarana
pendukung penyelenggaraan pemerintahan dan meningkatkan e-Literacy aparatur
maupun masyarakat menuju terciptanya budaya informasi; 3. Mengembangkan upaya terselenggaranya kepemerintahan yang
berbasis elektronik dalam rangka meningkatkan kualitas layanan publik
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD 210
yang efektif, efisien dan interaktif secara bertahap dan berkelanjutan sebagai wujud implementasi e-Government;
4. Meningkatkan pengembangan dan pemanfaatan aplikasi berbasis teknologi informasi dan komunikasi.
C. PROGRAM-PROGRAM PEMBANGUNAN a. Program Pengembangan dan Pembinaan Pos, Frekuensi Radio
dan Telematika; Kegiatan Utama :
1. Pengembangan Sarana Prasarana Telematika. 2. Pengembangan dan Pemeliharaan Pusat data Propinsi.
3. Pengembangan dan Penerapan Aplikasi, Teknologi Informasi dan Komunikasi.
Kegiatan Penunjang :
1. Pembinaan Usaha Jasa Pos dan Telematika. 2. Pembinaan Filateli dan Frekuensi Radio.
3.4.7.3. Energi Dan Ketenagalistrikan
I. ENERGI
Ketergantungan pada minyak bumi masih cukup besar dan dengan mempertimbangkan cadangan minyak bumi yang dimiliki oleh Indonesia serta
sifat energi fosil yang tidak dapat diperbarui, maka ketergantungan pada minyak bumi harus segera diturunkan dan mengganti kedudukan minyak bumi
dengan sumber energi alternatif lainnya sebagai salah satu langkah diversifikasi energi. Dengan demikian, jika tingkat produksi minyak bumi masih seperti saat
ini dan penemuan cadangan baru tidak ada, maka cadangan minyak bumi tersebut akan habis dalam 10 tahun.
Jawa Timur mempunyai potensi minyak dan gas bumi yang cukup besar. Pemakaian gas alam sampai saat ini umumnya di dominasi oleh industri -
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD 211
industri besar, dan pendistribusiannya sementara ini masih terbatas hingga daerah Probolinggo. Untuk metode pendistribusiannya dilakukan dengan 2 cara
yaitu dengan sistem botol ataupun dengan sistem jaringan pipa. Sumber gas alam untuk memenuhi kebutuhan gas di Jawa Timur diambil
dari daerah Pagerungan, TerangSirasun, Muriah, Wunut Sidoarjo dan S. Saubi. Hasil dari penambangan gas alam terdiri dari beberapa macam komposisi gas
yaitu metana, etana, propana, butana serta gas - gas lain Dari beberapa tambang gas tersebut telah terdapat beberapa perusahaan yang menangani
baik dari perusahaan domestik maupun perusahaan asing. Potensi Energi Panas Bumi di Jawa Timur berdasarkan data Direktorat
Jenderal Inventarisasi Sumber Daya Mineral tahun 2004 sebesar 1.144 Mwe, tersebar di beberapa Kabupaten seperti Pacitan, Ponorogo, Madiun, Mojokerto,
Malang, Sumenep, Probolinggo, Banyuwangi, dll. Energi terbarukan di Jawa Timur yang juga potensial sebagai sumber
energi pembangkit listrik antara lain energi mikrohidro, gelombang dan surya. Energi Terbarukan Renewable adalah energi yang dapat terus menerus
dipakai dengan jumlah yang dapat diperbarui sehingga tidak pemah habis. Energi terbarukan yang dibahas sebagai energi input pembangkit listrik ada 7
yaitu air, angin, biomassa, biogas, panas bumi, matahari dan gelombang laut. Sumber energi biomassa bisa berupa sampah hasil pertanian dan sampah
rumah tangga. Untuk sampah rumah tangga lebih ditekankan pada daerah perkotaan. Sebab masyarakat kota dikenal memiliki tingkat produksi sampah
rumah tangga yang tinggi. Saat ini sungai Brantas terdapat bendungan-bendungan yang telah
beroperasi dan yang masih dalam rencana. Selain sebagai pengendalian banjir, irigasi, perikanan darat, pariwisata bendungan-bendungan tersebut merupakan
sumber eneri air yang potensial, sehingga dapat difungsikan sebagai sarana pembangkit tenaga listrik.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD 212
A. SASARAN
Sasaran bidang pembangunan prasarana energi migas adalah pemenuhan kebutuhan energi BBM bagi masyarakat.
Sasaran pembangunan prasarana energi terbarukan sampai dengan tahun 2008 adalah pemanfaatan sumber energi terbarukan dari 5 menjadi
sekitar sebesar 10. Kenaikan 5 dari kondisi saat ini.
B. ARAH KEBIJAKAN
Kebijakan pembangunan energi diarahkan dalam rangka pemerataan dan pemenuhan distribusi energi yang tepat dan efisien khususnya pada bagian
hilir, serta pengembangan dan pemanfaatan potensi energi baru terbarukan.
C. PROGRAM-PROGRAM PEMBANGUNAN
Untuk mewujudkan pembangunan energi di Jawa Timur, program yang dilaksanakan adalah :
a. Program Penguasaan, Pengembangan Migas, Batubara dan Energi Lainnya serta Aplikasi Teknologi Energi.
Program ini bertujuan untuk pencarian, penemuan dan penerapan energi baru dalam rangka diversifikasi energi dan mengurangi ketergantungan
terhadap energi konvensional. Kegiatan utama program ini antara lain adalah :
Kegiatan Utama :
1. Pengawasan kegiatan migas dan usaha jasa penunjang; 2. Pengembangan dan pemanfaatan energi baru terbarukan;
Kegiatan Penunjang :
1. Melaksanakan konservasi energi, yaitu penggunaan energi secara efisien dan rasional tanpa mengurangi penggunaan energi yang
memang benar-benar diperlukan; 2. Bantuan peralatan pemanfaatan energi terbarukan.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD 213
II. KETENAGALISTRIKAN
Kebutuhan tenaga listrik daerah Jawa Timur dilayani dari energy transfer dari sistem interkoneksi Jawa-Madura-Bali JAMALI, dan PLTD yang dimiliki oleh
PLN Distribusi Jawa Timur dengan kapasitas terpasang total 5.740 kW, yang digunakan pada isolated area tersebar pu1au-pulau: Giligenting, Kangean,
Mandangin, Sapeken, Sapudi, Talango, Perikanan, Tambak. Kapasitas ini masih lebih rendah bila dibandingkan dengan potensi kebutuhan listrik yang ada,
sehingga diperlukan pasokan daya tambahan dengan melakukan sewa PLTD Sapudi dan Perikanan sebesar kapasitas terpasang total 2.300 kW. Pada tahun
2003 PLN Distribusi Jawa Timur melakukan pengendalian penyambungan baru akibat terbatasnya kondisi sistem ketenagalistrikan di Jawa Timur.
Desa berlistrik sampai dengan tahun 2004 berjumlah 8.334 desa dari jum1ah total desa sebanyak 8.443 desa. Berarti sudah 98,71 desa di Jawa Timur yang
terjangkau pasokan listrik, namun tingkat elektrifikasi atau rumah yang sudah terjangkau pasokan listrik baru 63.
Di wilayah Jawa Timur, walaupun sampai saat ini potensi Pembangkit Skala Kecil PSK Tersebar masih kecil perlu dipertimbangkan keberadaan dan
pertumbuhannya dalam tahun-tahun mendatang. Selain dari pada itu, melihat kondisi geografisnya, PSK Tersebar tersebut dapat digunakan sebagai substitusi
program listrik perdesaan.
Potensi Pembangkit dengan Energi Terbarukan
Di Jawa Timur, telah banyak dilakukan studi tentang pembangkit listrik dengan energi altematif sumber energi terbarukan, misa1nya sampah. Namun
sampai saat ini masih terkendala oleh biaya investasi dan harga jual tenaga listrik. Apabila harga jual tenaga listrik secara bisnis sudah membaik dan biaya
investasi sudah dapat ditekan, maka pembangkit dengan sumber energi altematif ini akan dapat menambah pasokan daya kebutuhan listrik di Jawa Timur.
Dalam upaya pengurangan emisi, disamping penggunaan teknologi bersih lingkungan dan pengurangan pencemaran, penggunaan tenaga air perlu
dioptimalkan. Pembangunan PLTA Kesamben DAS Brantas Malang sesuai studi
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD 214
kelayakan tahun 1997 dengan kapasitas 37 MW produksi tenaga listrik sebesar 66
GWH per-tahun
perlu dipertimbangkan
oleh Pemerintah
untuk pembangunannya. Demikian juga PLTA Grindulu - Kali Grindulu Pacitan, yang
sesuai Pre Feasibility Study tahun 1987 dengan kapasitas 16,28 MW. Potensi pembangkit dengan sumber energi alternatif non-konvensional
lainnya, misal : biomassa, tenaga surya, tenaga angin, microhidro, tenaga gelombang di masa mendatang dapat digunakan untuk daerah-daerah tertentu
yang terpencil atau program listrik perdesaan.
A. SASARAN
Sasaran bidang
pembangunan prasarana
ketenagalistrikan adalah
pemenuhan kebutuhan energi listrik penduduk pada daerah terpencil dan kepulauan.
Sasaran pembangunan ketenagalistrikan sampai tahun 2008 adalah pemenuhan ketenagalistrikan desa dari jumlah desa berlistrik sebanyak 8.334
desa atau 98,71 menjadi sekitar 8.364 desa atau 99,06, naik sekitar 30 desa berlistrik.
B. ARAH KEBIJAKAN.
Kebijakan pembangunan ketenagalistrikan diarahkan pada pemenuhan kebutuhan tenaga listrik terutama daerah terpencil dan kepulauan melalui
pengembangan infrastruktur jaringan dan penyediaan pembangkit listrik dari energi alternatif.
C. PROGRAM– PROGRAM PEMBANGUNAN.
Untuk mewujudkan pembangunan ketenagalistrikan di Jawa Timur program yang akan dilaksanakan adalah :
a. Penguasaan dan Pengembangan Aplikasi serta Teknologi Ketenagalistrikan.