Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD 162
9. Terjaminnya suplai kayu di Jawa Timur yang dicirikan oleh
berkembangnya industri berbasis kayu melalui peningkatan pengusahaan hutan rakyat dilahan kritis secara partisipatif maupun pengamanan sistem
distribusi kayu ke Jawa Timur serta terwujudnya percepatan rehabilitasi hutan dan lahan dalam pengelolaan hutan lestari sustainable forest
management. 10. Terwujudnya dukungan regulasi pengelolaan hutan yang memadai, yang
dicirikan oleh pengusahaan hutan yang menggunakan kaidah-kaidah kelestarian dan manfaat serta semakin berkurangnya sengketa kawasan
hutan terhadap aspek batas kawasan hutan, melalui penyelesaian permasalahan agraria kehutanan.
11. Terwujudnya upaya pembinaan industri primer hasil hutan yang dicirikan oleh peningkatan pendataan dari data semula sebesar 67 unit dalam
rangka optimalisasi kinerja ekonomi sub sektor kehutanan. Pada tahun 2008 diwujudkan dengan pendataan industri primer sebanyak 200 unit
sebagai upaya legalitas perijinan industri perkayuan di Jawa Timur sesuai dengan SK Menteri Kehutanan nomor 300Kpts-II2004.
12. Terbentuknya lembaga keuangan alternatif dalam upaya mensinergikan pengelolaan hutan hulu – hilir.
13. Terwujudnya penataan kembali hutan produksi dan hutan lindung di Jawa Timur.
B. ARAH KEBIJAKAN
Dalam rangka mengoptimalkan perencanaan Pembangunan Sektor pertanian di Jawa Timur tahun 2006-2008 sebagai kelanjutan dari kebijakan
Percepatan pemulihan ekonomi dan peningkatan produktivitas melalui pengembangan ekonomi kerakyatan, penguatan unit-unit usaha dan lembaga-
lembaga ekonomi yang difokuskan dengan mengakomodir produk unggulan baru yang sesuai dengan potensi perkembangan di sektor pertanian, untuk itu
dalam implementasinya diarahkan pada strategi kebijakan sebagai berikut : 1.
Kebijakan dalam pengamanan ketahanan pangan diarahkan untuk:
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD 163
a. Mempertahankan tingkat produksi pangan di Jawa Timur. b. Meningkatkan ketersediaan pangan hasil ternak dan ikan di Jawa
Timur. Kebijakan pengembangan peternakan diarahkan untuk meningkatkan populasi ternak dan produksi hasil ternak agar
ketersediaan dan keamanan pangan hewani dapat lebih terjamin untuk mendukung peningkatan kualitas SDM.
c. Melakukan penganekaragaman
pangan untuk
menurunkan ketergantungan pada beras dengan melakukan rekayasa sosial
terhadap pola konsumsi masyarakat. 2.
Kebijakan dalam peningkatan efisiensi, produktivitas, produksi, daya saing dan nilai tambah produk pertanian dan perikanan diarahkan untuk:
a. Pengembangan usaha pertanian dengan pendekatan kewilayahan terpadu dengan konsep Cooperative Farming. Pendekatan ini akan
meningkatkan kelayakan dalam pengembanganskala ekonomi, sehingga akan lebih meningkatkan efisiensi dan nilai tambah serta
mendukung pembangunan pedesaan dan perekonomian daerah. b. Peningkatkan daya saing produk pertanian dan perikanan, melalui
dorongan dan insentif untuk peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil pertanian dan perikanan, peningkatan standar mutu komoditas
pertanian dan keamanan pangan serta mengupayakan perlindungan petani dan nelayan dari persaingan yang tidak sehat.
c. Penguataan sistem pemasaran dan manajemen usaha untuk mengatasi resiko usaha pertanian maupun dalam mendukung
pengembangan agroindustri. d. Peningkatan pemanfaatan sumberdaya perikanan dan kelautan dalam
mendukung ekonomi dan tetap menjaga kelestariannya, melalui: 1 penataan dan perbaikan lingkungan perikanan budidaya; 2 penataan
industri perikanan dan kegiatan ekonomi masyarakat di wilayah pesisir; 3 perbaikan dan peningkatan pengelolaan sumberdaya perikanan
tangkap, terutama di wilayah ZEE; 4 peningkatan peran aktif
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD 164
masyarakat dan swasta dalam pengelolaan sumberdaya perikanan dan kelautan ; 5 peningkatan kualitas pengolahan dan nilai tambah
produk perikanan
melalui pengembangan
teknologi pasca
tangkappanen; 6 peningkatan kemampuan SDM, penyuluh, dan pendamping perikanan; dan 7 peningkatan pembangunan sarana dan
prasarana pelabuhan perikanan khususnya di kawasan selatan Jawa Timur, termasuk perkuatan armada tangkap dan pasar ikan terapung.
3. Kebijakan dalam peningkatan kemampuan petani dan nelayan serta
pelaku pertanian dan perikanan lain serta penguatan lembaga pendukungnya, diarahkan untuk:
a. Revitalisasi penyuluhan dan pendampingan petani, termasuk peternak, nelayan, dan pembudidaya ikan.
b. Menghidupkan dan memperkuat lembaga pertanian dan perdesaan untuk meningkatkan akses petani dan nelayan terhadap sumberdaya
produktif. c. Peningkatan kemampuan kualitas SDM pertanian perikanan.
4. Kebijakan pengelolaan dan pemanfaatan hutan diarahkan untuk :
a. Optimalisasi pemanfaatan hutan alam dan pengembangan hutan tanaman dan hasil hutan non kayu secara berkelanjutan.
b. Peningkatan nilai tambah dan manfaat hasil hutan kayu; c. Peningkatan partisipasi kepada masyarakat luas dalam pengembangan
hutan tanaman; d. Peningkatan produksi hasil hutan non kayu untuk kesejahteraan
masyarakat sekitar hutan. e. Pengawasan peredaran hasil hutan untuk menjamin kelangsungan
sistem distribusi legal . f. Akselarasi rehabilitasi hutan dan lahan didalam dan diluar kawasan
hutan.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD 165
C. PROGRAM-PROGRAM PEMBANGUNAN