Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD 214
kelayakan tahun 1997 dengan kapasitas 37 MW produksi tenaga listrik sebesar 66
GWH per-tahun
perlu dipertimbangkan
oleh Pemerintah
untuk pembangunannya. Demikian juga PLTA Grindulu - Kali Grindulu Pacitan, yang
sesuai Pre Feasibility Study tahun 1987 dengan kapasitas 16,28 MW. Potensi pembangkit dengan sumber energi alternatif non-konvensional
lainnya, misal : biomassa, tenaga surya, tenaga angin, microhidro, tenaga gelombang di masa mendatang dapat digunakan untuk daerah-daerah tertentu
yang terpencil atau program listrik perdesaan.
A. SASARAN
Sasaran bidang
pembangunan prasarana
ketenagalistrikan adalah
pemenuhan kebutuhan energi listrik penduduk pada daerah terpencil dan kepulauan.
Sasaran pembangunan ketenagalistrikan sampai tahun 2008 adalah pemenuhan ketenagalistrikan desa dari jumlah desa berlistrik sebanyak 8.334
desa atau 98,71 menjadi sekitar 8.364 desa atau 99,06, naik sekitar 30 desa berlistrik.
B. ARAH KEBIJAKAN.
Kebijakan pembangunan ketenagalistrikan diarahkan pada pemenuhan kebutuhan tenaga listrik terutama daerah terpencil dan kepulauan melalui
pengembangan infrastruktur jaringan dan penyediaan pembangkit listrik dari energi alternatif.
C. PROGRAM– PROGRAM PEMBANGUNAN.
Untuk mewujudkan pembangunan ketenagalistrikan di Jawa Timur program yang akan dilaksanakan adalah :
a. Penguasaan dan Pengembangan Aplikasi serta Teknologi Ketenagalistrikan.
Program ini bertujuan pencarian, penemuan dan penerapan energi baru dalam rangka pemenuhan kebutuhan listrik untuk mendorong peningkatan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD 215
kegiatan ekonomi desa-desa terpencil dan kepulauan serta peningkatan taraf hidup masyarakat.
Kegiatan utama :
1. Bantuan ketenagalistrikan berupa Pembangkit Listrik Tenaga Diesel PLTD dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS bagi masyarakat
di perdesaan dan kepulauan; 2. Pengembangan jaringan listrik di perdesaan dan kepulauan;
3. Pengembangan energi terbarukan sebagai energi listrik bagi masyarakat di perdesaan dan kepulauan;
Kegiatan Penunjang :
1. Mendorong industri penunjang ketenagalistrikan dan memberikan peluang seluas-luasnya kepada pengusaha tenaga listrik daerah
untuk berpartisipasi dalam usaha penunjang ketenagalistrikan; 2. Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia bidang ketenagalistrikan
melalui sertifikasi kompetensi; 3. Mendorong lembaga perguruan tinggi daerah, lembaga penelitian
daerah untuk berpartisipasi dalam penelitian, perencanaan dan pengembangan ketenagalistrikan.
3.4.7.4. Perumahan dan Permukiman
Pemenuhan terhadap kebutuhan masyarakat akan hunian yang layak dan sehat merupakan salah satu tujuan utama pembangunan perumahan dan
permukiman. Pemenuhan kebutuhan rumah antara lain dilakukan oleh masyarakat antara lain dilakukan secara swadaya oleh masyarakat sendiri yaitu berkisar antara
70-80 persen dan lainnya oleh Perumnas, REI dan swasta lainnya. Namun demikian, sampai dengan akhir tahun 2004 backlog rumah di Jawa Timur telah mencapai
678.700 unit rumah. Selain terbatasnya ketersediaan rumah, semakin meluasnya kawasan
kumuh juga merupakan permasalahan perumahan dan permukiman yang perlu mendapatkan perhatian. Tumbuhnya permukiman kumuh antara lain disebabkan
oleh pertumbuhan ekonomi yang tidak diiringi dengan kemampuan pemerintah
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD 216
untuk membiayai kebutuhan dasar masyarakat, khususnya yang terkait dengan prasarana dan sarana dasar permukiman.
Pembangunan prasarana dan sarana air minum dan penyehatan lingkungan air limbah, persampahan dan drainase yang telah dilakukan telah
mengalami banyak kemajuan, namun demikian cakupan pelayanan air minum dan penyehatan lingkungan masih jauh dari memadai. Pada akhir tahun 2004 tingkat
pelayanan air bersih perpipaan Jawa Timur di kawasan perkotaan baru mencapai 38 persen, sedangkan di kawasan perdesaan hanya mencapai 5,5 persen. Untuk
prasarana dan sarana pengolahan air limbah dasar cakupan pelayanannya telah mencapai 85,7 persen untuk perkotaan dan 47,4 untuk perdesaan.
Sedangkan tingkat pengelolaan persampahan mencapai 74 dan luas daerah genangan mencapai sekitar 43.951,12 ha.
Pembangunan yang berlangsung dalam tiga tahun terakhir menunjukkan hasil yang menggembirakan meskipun ternyata belum menunjukkan perkembangan
yang merata. Gambaran kondisi seperti ini menunjukkan bahwa dibeberapa daerah di Jawa Timur masih terjadi disparitas wilayah khususnya terkait dengan masih
terkonsentrasi beberapa aktifitas ekonomi pada wilayah tertentu terjadi aglomerasi, tidak selarasnya hubungan perkotaan dan perdesaan, terhambatnya
pembangunan infrastruktur akibat krisis yang berkepanjangan. Selain itu dengan adanya penerapan Otonomi Daerah, masing KabupatenKota bergairah untuk
pengembangan wilayah masing-masing tanpa melihat konteks kepentingan regional dan terkesan berjalan sendiri-sendiri.
A. SASARAN
Sasaran umum yang ingin dicapai dalam pembangunan perumahan dan permukiman antara lain adalah : 1 terwujudnya pemenuhan kebutuhan
masyarakat Jawa Timur akan hunian yang layak dan sehat.; 2 terwujudnya keterlibatan usaha swasta dan masyarakat dalam penyediaan perumahan agar
tercipta pasar primer yang sehat, efisien, akuntabel, tidak diskriminatif, dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat; 3 terbentuknya pola subsidi yang
tepat sasaran dan pola pembiayaan untuk perbaikan dan pembangunan rumah baru; 4 tercapainya penurunan luasan kawasan kumuh; 5 tercapainya
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD 217
peningkatan pemahaman peraturan jasa konstruksi dan peningkatan kinerja pengeloaanpembangunan gedung negara; 6 terwujudnya pengembangan
teknologi tepat guna dalam bidang pembangunan perumahan dan permukiman; 7 meningkatnya cakupan pelayanan air minum perpipaan; 8 tercapainya
penurunan kebocoran air minum; 9 terpenuhinya kuantitas dan kualitas air baku untuk air minum; 10 tercapainya peningkatan kinerja pengelolaan air
minum dan air limbah; 11 terwujudnya sistem air limbah terpusat dengan pemanfaatan instalasi pengolah limbah di perkotaan; 12 tercapainya
peningkatan cakupan pelayanan prasarana sanitasi di perdesaan; 13 meningkatnya akses sanitasi dasar; 14 meningkatnya volume sampah
terangkut di kawasan perkotaan serta meningkatnya kinerja pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan environmental friendly; 15 terwujudnya
kerjasama antar daerah dalam pengelolaan persampahan; 16 tercapaianya peningkatan peran serta swasta dalam pembangunan dan pengelolaan sampah;
17 tercapainya peran serta masyarakat dalam pengelolaan dan pemeliharaan sarana persampahan dan drainase serta peningkatan kesadaran berperilaku
hidup bersih dan sehat PHBS; 18 tercapainya kinerja dan SDM aparat pengelola sampah dan drainase; 19 tercapainya fungsi saluran drainase
sebagai pematus air hujan sehingga dapat mengurangi luasan daerah genangan; 20 Terkendalinya pertumbuhan kota metropolitan dan kota-kota besar lainnya
dalam suatu sistem wilayah pembangunan metropolitan yang nyaman dan efisien dalam pengelolaan guna mendukung pembangunan yang berkelanjutan;
21 Terwujudnya keterkaitan kegiatan ekonomi antar wilayah perkotaan dan perdesaan yang sinergis dan saling menguntungkan.
Sedangkan sasaran yang akan dicapai dalam pembangunan perumahan dan permukiman sampai tahun 2008 antara lain adalah : 1 menurunnya jumlah
backlog rumah menjadi sekitar 309.528 unit 10,6 di perkotaan dan 329.430 unit 7,1 di perdesaan; 2 Meningkatnya cakupan pelayanan air bersih di
perkotaan sebesar kurang lebih 42,89 dan di perdesaan sebesar kurang lebih 11,69 3 Meningkatnya cakupan pelayanan Air Limbah di perkotaan sebesar
kurang lebih 87,71 dan di perdesaan sebesar kurang lebih 59,25 4 Meningkatnya cakupan pelayanan persampahan sebesar kurang lebih 79,33
5 Menurunnya luas daerah genangan sebesar kurang lebih 19.967 ha;
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD 218
6 Terciptanya sistem pengembangan wialyah kota-kota kecil dan menengah semakin terintegrasi; 7 Menurunnya rasio jumlah penduduk kota metropolitan,
besar terhadap total penduduk Jawa Timur.
B. ARAH KEBIJAKAN
Arah kebijakan yang akan dikembangkan untuk mencapai sasaran sebagaimana telah disebutkan di atas adalah sebagai berikut :
1. Mendukung Gerakan Nasional Pembangunan Sejuta Rumah GNPSR melalui penyediaan hunian rumah sederhana sehat, rumah susun sewa dengan
melibatkan semua stakeholders; 2. Mendorong pembangunan perumahan yang bertumpu pada kemandirian
swadaya kelompok masyarakat; 3. Menciptakan pola subsidi baru pembangunan perumahan yang tepat
sasaran; 4. Meningkatkan pemahaman peraturan jasa konstruksi dan pembinaan teknis
pengelolaanpembangunan gedung negara; 5. Mengembangka teknologi pembangunan bidang perumahan permukiman;
6. Meningkatkan peran serta seluruh stakeholder dalam upaya mencapai sarasan target cakupan pelayanan air minum di perkotaan dan perdesaan;
7. Menunjang pelaksanaan pengendalian kebocoran air minum; 8. Mendorong terbentuknya regionalisasi pengelolaan air minum;
9. Meningkatkan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah di perkotaan dan perdesaan;
10. Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat dalam pelestarian sumber air serta dalam pemeliharaan dan pengelolaan sarana air minum
dan air limbah; 11. Mendorong upaya realisasi pembangunan dan pengelolaan sarana air
minum dan air limbah dengan mitra usaha swasta; 12. Mendorong terwujudnya sistem pembauangan air limbah terpusat di
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD 219
perkotaan; 13. Meningkatkan cakupan pelayanan prasarana sanitasi di perdesaan;
14. Meningkatkan peran serta seluruh stakeholder dalam mencapai sasaran pembangunan persampahan dengan prinsip 3R;
15. Meningkatkan upaya realisasi pembangunan dan pengelolaan sampah dengan mitra usaha swasta;
16. Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat dalam pengelolaan dan pemeliharaan sarana persampahan dan drainase serta peningkatan
kesadaran berperilaku hidup dan sehat PHBS; 17. Meningkatkan kinerja pengelola sampah dan drainase;
18. Mendorong terbentuknya regionalisasi pengelolaan persampahan; 19. Meningkatkan peran serta seluruh stakeholder dalam mencapai sasaran
pembangunan drainase guna pengendalian banjir. 20. Menyeimbangkan pertumbuhan pembangunan antar kota-kota metropolitan,
besar, menengah, dan kecil dengan meningkatkan keterkaitan kegiatan ekonomi forward and backward linkages.
21. Meningkatkan percepatan pembangunan kota-kota kecil dan menengah agar dapat menjalankan perannya sebagai motor penggerak pembangunan
wilayah-wilayah di sekitarnya; serta 22. Mengendalikan pertumbuhan kota metropolitan dan kota – kota besar
lainnya dalam suatu ‘sistem wilayah pembangunan metropolitan’ yang compact, nyaman, efisien dalam pengelolaan, serta mempertimbangkan
pembangunan yang berkelanjutan;
C. PROGRAM-PROGRAM PEMBANGUNAN
Untuk mencapai sasaran dan arah kebijakan sebagaimana disebutkan di atas maka kegiatan-kegiatan pokok akan dilakukan melalui program-program
sebagai berikut :
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD 220
I. P
ROGRAM
U
TAMA
a. Program Pengembangan Perumahan