Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD 104
rumusan kebijakan yang bersifat holistik, ada keterkaitan satu sama lain meskipun tidak bisa menghindari pendekatan sektoral. Rumusan kebijakan pembangunan
hendaknya disatukan oleh dua isu sentral dan mendasar yaitu penanggulangan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja. Program yang khusus ditujukan untuk
mengatasi masalah kemiskinan diorientasikan pada upaya peningkatan pendapatan dan pengurangan beban masyarakat miskin melalui pendekatan pemberdayaan
usaha, pemberdayaan manusia dan pemberdayaan lingkungan. Implementasi pendekatan program disesuaikan dengan kondisi potensi dan masalah yang dihadapi
oleh masyarakat miskin setempat, dengan menghindari penyeragaman program. Variabel makro ekonomi mempunyai andil yang sangat besar. Tingginya
laju inflasi, rendahnya investasi, disparitas pertumbuhan ekonomi antar daerah dan antara desa dan perkotaan serta aksesibilitas sumber-sumber ekonomi, secara
langsung akan mempengaruhi kerawanan tingkat kemiskinan. Sisi lain, pergerakan sektor riil di perdesaan hendaknya menjadi bagian penting atas perencanaan
program pembangunan. Selama sektor riil perdesaan tidak bergerak secara akseleratif, selama itu pula program pengentasan kemiskinan kurang memberikan
hasil yang signifikan. Usaha pengentasan kemiskinan hendaknya disadari merupakan kewajiban
semua pihak, bagian dari tanggung jawab sosial dan tanggung jawab negara yang tidak bisa disekat dengan waktu, karena kemiskinan itu sendiri bagian dari ornamen
dunia yang tidak mungkin dapat dibebaskan, seperti pembebasan buta huruf. Tugas yang ada pada kita adalah mengurangi jumlah, agar tidak terjadi kesenjangan
terlalu tajam antara yang kaya dan miskin selaras dengan makin meningkatnya standar kualitas hidup manusia.
A. SASARAN
Sasaran penanggulangan
kemiskinan terkait
dengan sasaran
pembangunan yang tercantum dalam agenda lain. Sasaran penanggulangan kemiskinan dalam tiga tahun mendatang adalah menurunnya jumlah penduduk
miskin laki-laki dan perempuan dan terpenuhinya hak-hak dasar masyarakat miskin secara bertahap.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD 105
Secara rinci, sasaran tersebut adalah : 1.
Menurunnya persentase penduduk yang berada dibawah garis kemiskinan menjadi 15,90 pada tahun 2008;
2. Terpenuhinya kecukupan pangan yang bermutu dan terjangkau;
3. Terpenuhinya pelayanan kesehatan dan jaminan pelayanan kesehatan
keluarga miskin secara gratis dan bermutu; 4.
Tersedianya pelayanan pendidikan dasar secara gratis, bermutu dan merata;
5. Terpenuhinya kebutuhan perumahan dan sanitasi yang layak dan sehat,
serta kebutuhan air bersih bagi masyarakat miskin; 6.
Terbukanya kesempatan kerja dan berusaha; 7.
Terbukanya akses permodalan dalam menciptakan dan mengembangkan usaha;
8. Terbangunnya pusat pengembangan cluster ekonomi kawasan perdesaan
dan pembelajaran masyarakat miskin dalam pengembangan potensi ekonomi perdesaan;
9. Terpenuhinya sasaran dan meningkatnya kualitas pengelolaan program
Gerakan Terpadu Pengentasan Kemiskinan Gerdu-Taskin melalui melalui pendekatan TRIDAYA pemberdayaan manusia, usaha dan lingkungan;
10. Peningkatan kapasitas kelembagaan desa dan kapasitas kelompok masyarakat Pokmas dalam mengelola usaha baik secara mandiri
maupun kolektif; 11. Terbukanya akses masyarakat miskin dalam pemanfaatan SDA dan
terjaganya kualitas lingkungan hidup; 12. Meningkatnya partisipasi masyarakat miskin dalam pengambilan
keputusan; 13. Terjaminnya integrasi program sektoral yang secara tegas berorientasi
pada penciptaan lapangan kerja dan pengentasan kemiskinan.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD 106
B. ARAH KEBIJAKAN
Memahamai kompleksitas masalah kemiskinan dan kerentanan yang ada pada setiap proses upaya pengentasannya, menyadarkan kita betapa
pemecahan masalah ini tidak bisa dilakukan secara sektoral, tetapi multi dimensi dalam program lintas pembangunan yang menyangkut sinergitas peran
pemerintah, dunia usaha dan masyarakat. Secara umum kebijakan pembangunan Pemerintah Propinsi Jawa Timur diarahka pada upaya
pengentasan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja melalui berbagai program yang mampu meningkatkan pendapatan dan meringankan beban
masyarakat miskin. Sedangkan secara spesifik kebijakan penanganan kemiskinan diarahkan pada:
1. Penyempurnaan berbagai kebijakan yang merintangi aksesibitas dan lebih
berpihak kepada rakyat miskin serta konsisten dalam pelaksanaannya; 2.
Mendorong partisipasi masyarakat dan dunia usaha melalui kebijakan yang mampu mengentaskan kemiskinan;
3. Penajaman program pembangunan lintas sektor dan lintas pelaku yang
diarahkan pada desa-desa dan kantong-kantong komunitas miskin; 4.
Peningkatan pemenuhan dan aksesibilitas masyarakat miskin terhadap ketersediaan pangan yang memadai dan bermutu;
5. Peningkatan aksesibilitas dan layanan kesehatan bagi masyarakat miskin
secara gratis melalui program jaminan pelayanan kesehatan bagi keluarga miskin, dan program-program lainnya yang berkelanjutan;
6. Peningkatan aksesibilitas dan layanan pendidikan dasar secara gratis dan
bermutu melalui peningkatan angka partisipasi murni APM, pengurangan beban operasional sekolah, mempersempit kesenjangan pendidikan antara
kawasan perdesaan dan perkotaan, penyelarasan kurikulum sekolah kejuruan dengan dunia usaha, serta peningkatan anggaran pendidikan
secara proporsional dan memadai;
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD 107
7. Peningkatan ketersediaan dan askes masyarakat miskin terhadap rumah
murah, sanitasi dan lingkungan yang sehat serta ketercukupan fasilitas air bersih, dan pemberian legalitas penduduk musiman bagi pendatang;
8. Penataan dan pengembangan sektor informal perkotaan melalui
penyediaan fasilitas tempat usaha yang strategis, sehat dan tidak mengganggu sektor dan penyediapengguna jasa lainnya;
9. Peningkatan akses dan layanan permodalan dan pengembangan usaha
bagi masyarakat miskin dengan memberikan skim khusus bunga rendah tetapi tetap memperhatikan mekanisme pasar yang ada;
10. Pemeliharaan dan pengembangan kesempatan kerja yang didukung oleh tenaga kerja yang terampil dalam suasana hubungan kerja yang harmonis
antar pelaku produksi, adanya perlindungan kesehatan dan keamanan kerja serta peningkatan upah buruh berdasarkan standar kebutuhan hidup
minimal; 11. Pengembangan potensi wilayah dan cluster ekonomi perdesaan baik pada
daerah pesisir, sekitar hutan, persawahan, pertambakan, dan daerah- daerah sekitar kawasan industri dengan mengembangkan produk
unggulan yang spesifik dan kompetitif serta mempunyai dampak langsung terhadap percepatan pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan
kerja; 12. Melanjutkan program Gerdu-Taskin khususny pada daerah tertinggal
dengan meningkatkan kualitas pendekatan TRIDAYA dan keterpaduan antar sektor serta revitalisasi fungsi Komite Penanggulangan Kemiskinan;
13. Pemenuhan kebutuhan infra struktur dasar dan sarana ekonomi sesuai dengan karakteristik kebutuhan, sehingga mampu membuka akses dan
meningkatkan peluang bagi kelompok masyarakat miskin untuk meningkatkan produktivitas sesuai dengan basis mata pencahariannya;
14. Pengintegrasian semua program sektoral yang diikat oleh orientasi utama pengentasan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja yang terukur
kualitas dan kuantitas kontribusinya pada setiap periode. Integrasi
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD 108
program baik antar sektor dalam lingkungan Pemerintah Propinsi Jawa Timur
maupun dengan
Pemerintah Pusat,
dan Pemerintah
KabupatenKota, dengan pembagian peran dan tanggung jawab pembiayaannya;
15. Pengembangan kapasitas yang diorientasikan pada penguatan peran pemerintah sebagai fasilitator dan katalisator pembangunan serta
pengembangan sinergi dengan kalangan LSM dan Perguruan Tinggi dalam rangka fasilitasi atas pemberdayaan masyarakat miskin dan evaluasi
program; 16. Peningkatan keterlibatan masyarakat miskin dalam pengambilan
keputusan pembangunan terutama yang secara langsung menyangkut kepentingan dan eksistensinya melaui forum dialog yang konstruktif.
C. PROGRAM-PROGRAM PEMBANGUNAN