Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD 157
Kegiatan Penunjang :
1. Peningkatan sarana dan prasarana lembaga latihan tenaga kerja
industri; 2.
Penguatan kapasitas kelembagaan penyedia tenaga kerja industri.
b. Program Peningkatan Standarisasi Produk Industri.
Tujuan dari program ini adalah dalam rangka mendukung perkuatan daya saing, perluasan di dalam penerapan standardisasi untuk produk-
produk Industri manufaktur . Program ini diarahkan Pasuruan, Probolinggo, Kediri, Mojokerto,
Surabaya.
Kegiatan Utama :
1. Peningkatan penerapan standarisasi produk industri manufaktur;
2. Penguatan kapasitas kelembagaan standardisasi produk industri.
Kegiatan Penunjang :
1. Peningkatan sarana prasarana standardisasi industri;
2. Peningkatan persepsi masyarakat, tentang standar produk
Industri manufaktur.
c. Program Peningkatan Kemampuan Teknologi.
Tujuan dari program ini adalah meningkatkan kemampuan Industri dalam menciptakan, mengembangkan, dan menerapkan pengetahuan
baik dalam uji komersialisasi hasil penelitian dan pengembangan, rancangan produk baru, maupun proses produksi serta memanfaatkan
sumber daya lokal. Program ini diutamakan di Tuban, Bondowoso, Pasuruan, Trenggalek,
Blitar.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD 158
Kegiatan Utama :
1. Revitalisasi industri berbasis teknologi;
2. Pengembangan dan pemanfaatan teknologi untuk pengelolaan
proses produksi.
Kegiatan Penunjang :
1. Pengembangan klaster industri berbasis teknologi;
2. Peningkatan fasilitasi kegiatan penelitian dan pengembangan
teknologi pada industri manufaktur.
3.4.3. Revitalisasi Pertanian
Pembangunan pertanian yang mencakup sub sektor tanaman bahan makanan, peternakan, perikanan, perkebunan dan kehutanan, bukan merupakan
kebijakan tunggal monopolicy, namun harus merupakan holistic policy, baik secara vertical maupun horizontal, ini berarti dibutuhkan integrasi maupun sinkronisasi
program baik antar tingkatan pemerintahan maupun koordinasi antar lembagaunit satuan kerja dan dunia usaha beserta organisasi profesi yang lain. Oleh karena, itu
pembangunan pertanian tiga tahun kedepan harus diupayakan perkuatan revitalisasi baik pada design kebijakan maupun faktor teknis pembangunan
pertanian, hal ini didukung fakta tahap pemulihan recovery harus sudah ditingkatkan pada tahap pertumbuhan growth sehingga perkuatan revitalisasi
sektor perlu dilakukan. Pembangunan Pertanian di Jawa Timur dilaksanakan untuk mendukung
pencapaian sasaran pemantapan ketahanan pangan, pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja dan pengentasan kemiskinan. Hal ini secara akademis
didukung oleh hasil penelitian bahwa investasi sebesar Rp. 1 Milyar di sektor pertanian mampu memberikan kesempatan kerja bagi 371.067 orang, sedangkan
peranan per orang tenaga kerja di sektor pertanian adalah sebesar Rp. 608.115,26
1
. Namun demikian, pertumbuhan Nilai Tambah Bruto di sektor pertanian lebih
1
Feby Yanti. Analisa Investasi, Kesempatan Kerja dan Pertumbuhan Nilai Tambah Bruto di Sektor Pertanian. Universitas Lampung dalam www.unila.ac.idipteks010902analisis investasi
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD 159
lambat dari pada pertumbuhan kesempatan kerja yang diciptakan. Disamping itu masih menurut hasil penelitian yang sama bahwa investasi di sektor pertanian
berpengaruh positif terhadap laju pertumbuhan Nilai Tambah Bruto dan dibutuhkan Rp. 1,40 Milyar untuk menaikkan Rp. 1 Milyar nilai tambah bruto, dan perilaku
investasi ini tidak setiap tahunnya memerlukan modal yang tinggi, hal ini mengambarkan efisiensi yang cukup baik dan perilaku investasi di sektor pertanian
cenderung padat karya. Sektor pertanian sampai saat ini berperan cukup penting dalam
perekonomian Jawa Timur, dan merupakan satu dari tiga sektor utama yang mempunyai kontribusi dominan terhadap struktur perekonomian Jawa Timur, dan
pada tahun 2004 mampu memberikan kontribusi sebesar 16,47 Atas Dasar Harga Konstan 1993. Kontribusi ini didukung oleh pertumbuhan masing-masing sub sektor
yang pada tahun 2004 sub sektor tanaman bahan makanan mengalami percepatan dari 1,77 tahun 2003 menjadi 2,17 , sub sektor perkebunan mengalami
percepatan dari 1,98 tahun 2003 menjadi 3,58, sub sektor peternakan dari 5,34 tahun 2003 menjadi 5,64, subsektor perikanan dari 6,40 tahun 2003
menjadi 11,68 dan sub sektor kehutanan dari 28,36 tahun 2003 menjadi minus 18,76. Khusus mengenai pertumbuhan sub sektor kehutanan yang masih
minus, hal ini sebagai akibat kebijakan Pemerintah terhadap quota tebang soft landing yang berdampak terhadap aktivitas ekonomi yang berbasis hasil hutan
kayu. Disamping itu sampai dengan saat ini struktur tenaga kerja di Jawa Timur masih didominasi oleh sektor pertanian yang mencapai 48,83 dari total tenaga
kerja di Jawa Timur. Dalam hal penyediaan bahan pangan, dengan produksi 9,002 juta ton Gabah
Kering Giling GKG, pada tahun 2004 Jawa Timur surplus 2.286.140 ton beras setelah memperhitungkan konsumsi riil beras penduduk berdasarkan Susenas 2002
mencapai 93,46 kgkapitatahun tahun 2001 konsumsi riil beras mencapai sebesar 97,04 KgKapitaTahun. Sedangkan untuk komoditi daging, telur, susu, ikan dan
gula pada tahun 2004 dalam kondisi surplus, masing masing untuk daging surplus 87.752 ton, telur 49.538 ton, susu 154.784 ton, ikan 45.362 ton dan gula 588.064
ton BKP Jawa Timur : Data per 23 Desember 2004. Sedangkan dalam hal
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD 160
konsumsi berdasarkan Susenas 2002 untuk konsumsi daging mencapai 3,18 KgKapitaTahun, telur 4,88 KgKapitaTahun dan susu 5,962 Kgkapitatahun
sedangkan pada tahun 2004 konsumsi daging mencapai 9,004 KgKapitaTahun, telur 5,833 KgKapitaTahun dan susu 5,86 KgKapitaTahun atau
terhadap standar yang ditetapkan WIDYA KARYA PANGAN dan GIZI tahun 1998 yaitu untuk konsumsi daging 10,3 Kgkapitatahun, telur 6,5 Kgkapitatahun dan
susu 7,2 kgkapitatahun, maka konsumsi pangan tahun 2004 untuk daging mencapai 87,42, telur 89,39 dan susu 81,39. Selanjutnya untuk konsumsi
ikan mencapai 17,43 KgKapitaTahun, dan Gula mencapai 10,72 kgkapitatahun.
A. SASARAN
Sasaran pembangunan pertanian di Jawa Timur adalah meningkatnya pertumbuhan sektor pertanian sebesar, menjaga stabilitas ketahanan pangan
serta peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petaninelayan. Sasaran antara adalah:
1. Meningkatnya efisiensi dan produktivitas pembangunan pertanian, yang
diupayakan melalui konsolidasi luasan usaha tani, ketepatan penyediaan sarana produksi pertanian dan terjaminnya sistem pengendalian hama dan
penyakit maupun penanganan bencana alam banjir dan kekeringan yang setiap tahun terjadi secara fundamental. Dengan demikian sistem produksi
akan mampu terhaga dengan baik. Pada tahun 2008 mampu diwujudkan NTP sebesar 106,89 yang didukung oleh kenaikan produksi dari tahun
dasar 2004 untuk padi naik 1,21 , palawija naik antara 1,98 - 4,92 , kacang hijau 17,48 , ubi jalar 20,44 , Hortikultura naik 1,13 , sayur
dan buah naik 13,81 . Untuk produksi perairan umum naik 3,58 , perkebunan naik 11,93, produksi susu naik 3,10 , telur 7,76 dan
daging 10,56 , pendapatan peternak sapi potong naik 18,26 , sapi perah 17,59 dan peternak unggas 66,78 .
2. Terjaganya sistem permintaan dan penawaran produk yang berimbang,
sehingga akan mampu menjaga stabilitas harga produk pertanian.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD 161
3. Meningkatnya akses petaninelayan kepada sumberdaya produktif, yang
dicirikan oleh berkembangnya sistem usaha pertanian yang didukung oleh akses permodalan, informasi dan transportasi yang memadai maupun
peningkatan kemampuan SDM petaninelayan. Pada tahun 2008 direpresentasikan dengan meningkatnya prosentase modal kelompok tani
menjadi 10 . 4.
Meningkatnya kemampuan petani nelayan untuk dapat menghasilkan komoditas yang berdaya saing tinggi melalui perkuatan sistem penyuluhan
maupun penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang memadai. 5.
Optimalnya pengelolaan sumberdaya kelautan, yang dicirikan oleh perluasan wilayah tangkap pada ZEE yang didukung oleh infrastruktur
pelabuhan perikanan maupun armada tangkap termasuk sistem pasar ikan terapung untuk efisiensi nelayan. Disamping itu sasaran tersebut
akan optimal dengan dukungan berkurangnya potensi konflik nelayan maupun sistem pengawasan dan pengamanan laut yang memadai. Pada
tahun 2008 mampu diwujudkan Nilai Tukar Nelayan NTN sebesar 108 dan kenaikan produksi perikanan laut sebesar 46,41 .
6. Peningkatan daya saing produk pertanian di internasional, dicirikan oleh
semakin kecilnya penolakan eskpor komoditi di pasar internasional. 7.
Terciptanya pola penganekaragaman pangan dan pemenuhan gizi yang semakin baik yang dicirikan oleh menurunkan ketergantungan pada beras
dari 93,46 kgkapitatahun Susenas 2002 menjadi 90,50 kgkapitatahun tahun 2008, meningkatnya konsumsi masyarakat terhadap protein
hewani yang berasal dari ternak dan ikan, berkurangnya adaerah rawan pangan yang saat ini mencapai 12 KabupatenKota menjadi 10
KabupatenKota, maupun peningkatan pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat yang diukur dengan skor pola pangan harapan dari 75,10
menjadi 79,70. 8.
Optimalnya pengelolaan UPTD yang dicirikan oleh meningkatnya pelayanan kepada masyarakat maupun peningkatan PAD secara signifikan.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD 162
9. Terjaminnya suplai kayu di Jawa Timur yang dicirikan oleh
berkembangnya industri berbasis kayu melalui peningkatan pengusahaan hutan rakyat dilahan kritis secara partisipatif maupun pengamanan sistem
distribusi kayu ke Jawa Timur serta terwujudnya percepatan rehabilitasi hutan dan lahan dalam pengelolaan hutan lestari sustainable forest
management. 10. Terwujudnya dukungan regulasi pengelolaan hutan yang memadai, yang
dicirikan oleh pengusahaan hutan yang menggunakan kaidah-kaidah kelestarian dan manfaat serta semakin berkurangnya sengketa kawasan
hutan terhadap aspek batas kawasan hutan, melalui penyelesaian permasalahan agraria kehutanan.
11. Terwujudnya upaya pembinaan industri primer hasil hutan yang dicirikan oleh peningkatan pendataan dari data semula sebesar 67 unit dalam
rangka optimalisasi kinerja ekonomi sub sektor kehutanan. Pada tahun 2008 diwujudkan dengan pendataan industri primer sebanyak 200 unit
sebagai upaya legalitas perijinan industri perkayuan di Jawa Timur sesuai dengan SK Menteri Kehutanan nomor 300Kpts-II2004.
12. Terbentuknya lembaga keuangan alternatif dalam upaya mensinergikan pengelolaan hutan hulu – hilir.
13. Terwujudnya penataan kembali hutan produksi dan hutan lindung di Jawa Timur.
B. ARAH KEBIJAKAN
Dalam rangka mengoptimalkan perencanaan Pembangunan Sektor pertanian di Jawa Timur tahun 2006-2008 sebagai kelanjutan dari kebijakan
Percepatan pemulihan ekonomi dan peningkatan produktivitas melalui pengembangan ekonomi kerakyatan, penguatan unit-unit usaha dan lembaga-
lembaga ekonomi yang difokuskan dengan mengakomodir produk unggulan baru yang sesuai dengan potensi perkembangan di sektor pertanian, untuk itu
dalam implementasinya diarahkan pada strategi kebijakan sebagai berikut : 1.
Kebijakan dalam pengamanan ketahanan pangan diarahkan untuk:
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD 163
a. Mempertahankan tingkat produksi pangan di Jawa Timur. b. Meningkatkan ketersediaan pangan hasil ternak dan ikan di Jawa
Timur. Kebijakan pengembangan peternakan diarahkan untuk meningkatkan populasi ternak dan produksi hasil ternak agar
ketersediaan dan keamanan pangan hewani dapat lebih terjamin untuk mendukung peningkatan kualitas SDM.
c. Melakukan penganekaragaman
pangan untuk
menurunkan ketergantungan pada beras dengan melakukan rekayasa sosial
terhadap pola konsumsi masyarakat. 2.
Kebijakan dalam peningkatan efisiensi, produktivitas, produksi, daya saing dan nilai tambah produk pertanian dan perikanan diarahkan untuk:
a. Pengembangan usaha pertanian dengan pendekatan kewilayahan terpadu dengan konsep Cooperative Farming. Pendekatan ini akan
meningkatkan kelayakan dalam pengembanganskala ekonomi, sehingga akan lebih meningkatkan efisiensi dan nilai tambah serta
mendukung pembangunan pedesaan dan perekonomian daerah. b. Peningkatkan daya saing produk pertanian dan perikanan, melalui
dorongan dan insentif untuk peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil pertanian dan perikanan, peningkatan standar mutu komoditas
pertanian dan keamanan pangan serta mengupayakan perlindungan petani dan nelayan dari persaingan yang tidak sehat.
c. Penguataan sistem pemasaran dan manajemen usaha untuk mengatasi resiko usaha pertanian maupun dalam mendukung
pengembangan agroindustri. d. Peningkatan pemanfaatan sumberdaya perikanan dan kelautan dalam
mendukung ekonomi dan tetap menjaga kelestariannya, melalui: 1 penataan dan perbaikan lingkungan perikanan budidaya; 2 penataan
industri perikanan dan kegiatan ekonomi masyarakat di wilayah pesisir; 3 perbaikan dan peningkatan pengelolaan sumberdaya perikanan
tangkap, terutama di wilayah ZEE; 4 peningkatan peran aktif
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD 164
masyarakat dan swasta dalam pengelolaan sumberdaya perikanan dan kelautan ; 5 peningkatan kualitas pengolahan dan nilai tambah
produk perikanan
melalui pengembangan
teknologi pasca
tangkappanen; 6 peningkatan kemampuan SDM, penyuluh, dan pendamping perikanan; dan 7 peningkatan pembangunan sarana dan
prasarana pelabuhan perikanan khususnya di kawasan selatan Jawa Timur, termasuk perkuatan armada tangkap dan pasar ikan terapung.
3. Kebijakan dalam peningkatan kemampuan petani dan nelayan serta
pelaku pertanian dan perikanan lain serta penguatan lembaga pendukungnya, diarahkan untuk:
a. Revitalisasi penyuluhan dan pendampingan petani, termasuk peternak, nelayan, dan pembudidaya ikan.
b. Menghidupkan dan memperkuat lembaga pertanian dan perdesaan untuk meningkatkan akses petani dan nelayan terhadap sumberdaya
produktif. c. Peningkatan kemampuan kualitas SDM pertanian perikanan.
4. Kebijakan pengelolaan dan pemanfaatan hutan diarahkan untuk :
a. Optimalisasi pemanfaatan hutan alam dan pengembangan hutan tanaman dan hasil hutan non kayu secara berkelanjutan.
b. Peningkatan nilai tambah dan manfaat hasil hutan kayu; c. Peningkatan partisipasi kepada masyarakat luas dalam pengembangan
hutan tanaman; d. Peningkatan produksi hasil hutan non kayu untuk kesejahteraan
masyarakat sekitar hutan. e. Pengawasan peredaran hasil hutan untuk menjamin kelangsungan
sistem distribusi legal . f. Akselarasi rehabilitasi hutan dan lahan didalam dan diluar kawasan
hutan.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD 165
C. PROGRAM-PROGRAM PEMBANGUNAN
Arah kebijakan
tersebut dijabarkan
dalam program-program
pembangunan pertanian sebagai berikut :
I. P
ROGRAM
U
TAMA
: a. Program Peningkatan Ketahanan Pangan
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat rumah tangga,
melalui peningkatan produksi dan produktifitas. Untuk mendukung peningkatan ketahanan pangan, diupayakan melalui peningkatan
produksi di sentra-sentra produksi. Wilayah Prioritas Pengembangan Sentra Produksi Padi dan Palawija diarahkan terutama pada wilayah
Jawa Timur bagian tengah Ngawi, Madiun, Magetan, Nganjuk, Kediri, Jombang, Mojokerto, Lumajang, Pasuruan, Jember, Banyuwangi dan
utara Bojonegoro, Lamongan. sedangkan sentra Tebu diarahkan pada semua Kabupaten kecuali 4 Kabupaten di Madura.
Pengembangan sentra sapi potong terutama diarahkan di Jawa Timur koridor utara Bojonegoro, Tuban, Gresik, Situbondo, Probolinggo,
Bondowoso, Banyuwangi, Koridor Selatan Jember, Magetan dan Madura. Adapun pengembangan Sapi Perah diarahkan di Jawa Timur
bagian tengah-selatan Lumajang, Malang, Batu, Kediri, Blitar, Trenggalek.
Kegiatan Utama :
1. Pengamanan ketersediaan pangan melalui pengamanan lahan
sawah di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan usaha tani;
2. Melindungi petani terhadap penyediaan sarana produksi pertanian;
3. Pengendalian dan penanggulangan hama dan penyakit;
4. Ekstensifikasi, intensifikasi, rehabilitasi dan diversifikasi komoditi;
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD 166
5. Peningkatan distribusi pangan, melalui pembelian gabah dan bahan
pangan lain serta penguatan kapasitas kelembagaan pangan; 6.
Penganekaragaman pangan melalui rekayasa sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan harapan dan mutu yang
semakin meningkat; 7.
Pengembangan Desa Mandiri Pangan untuk mencapai kecukupan pangan baik jumlah, mutu, gizi dan keamanannya;
8. Intensifikasi sapi potong;
Kegiatan Penunjang :
1. Optimalisasi dan pengembangan sumberdaya, sarana dan
prasarana; 2.
Pengembangan pangan di lahan perkebunan dan pengembangan komoditi perkebunan substitusi pangan;
3. Antisipasi bencana alam dan gangguan iklim terhadap
produktivitas dan produksi; 4.
Peningkatan bantuan pangan kepada keluarga miskinrawan pangan;
5. Peningkatan pengawasan mutu dan keamanan pangan;
6. Pengembangan sistem antisipasi dini terhadap kerawanan pangan;
7. Peningkatan dan pengawasan produksi Bahan Asal Hewan dan
Hasil Bahan Asal Hewan; 8.
Pengendalian pemotongan hewan betina produktif 9.
Pengawasan lalu lintas ternak
b. Program Pengembangan Agribinis
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi berkembangnya usaha agribisnis yang mencakup usaha di bidang agribisnis hulu, on farm, hilir
dan usaha jasa pendukungnya dalam rangka meningkatkan efisiensi dan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD 167
nilai tambah produk. Pada kegiatan on farm diarahkan pada
pengembangan komoditi hortikultura dan komoditi bisnis perkebunan. Sentra hortikutura khususnya Sentra Produksi Mangga diarahkan di Jawa
Timur bagian utara Gresik, Madura Bangkalan dan sebagian Jawa Timur bagian tengah Probolinggo, Situbondo, Pasuruan, Kediri, Sentra
Produksi Pisang di arahkan terutama di sebagian Jawa Timur bagian selatan
Pacitan, Ponorogo,
Tulungagung, Lumajang,
Jember, Banyuwangi dan Jawa Timur bagian tengah Nganjuk, Mojokerto,
Pasuruan, Sentra Jeruk diarahkan di kawasan Jawa Timur bagian selatan
Ponorogo, Pacitan,
Jember, Banyuwangi,
Lumajang, Tulungagung dan sebagian bagian tengah Ngawi, Nganjuk, kediri,
Malang, Jember , Madura Pamekasan. Sentra Tembakau diarahkan terutama di Jawa Timur bagian tengah
Jember, Probolinggo. Lumajang, Bondowoso, Situbondo, Jombang, utara, Bojonegoro, Tuban, dan Madura Sumenep, Pamekasan,
Sampang serta sebagian kawasan selatan Blitar, Ponorogo. Pengembangan Kopi terutama diarahkan di Jawa Timur bagian selatan
Pacitan, Blitar, Malang, Jember, Banyuwangi Jawa Timur bagian tengah Probolinggo, Situbondo, Bondowoso, Pasuruan, Jember,
Ponorogo, Madiun, sedangkan pengembangan Kakao diarahkan terutama di Jawa Timur bagian selatan Pacitan, trenggalek, Blitar,
Malang, Jawa Timur bagian tengah Madiun, Ponorogo, Nganjuk dan Jombang. Sedangkan kelapa dikembangkan di Madura dan 29
Kabupaten.
Kegiatan Utama :
1. Pengembangan sistem agribisnis melalui Cooperatif Farming;
2. Pengembangan kualitas dan mutu produk melalui sistem Good Agri
cultural practices; 3.
Penyediaan bibit
unggul perkebunan
serta factor-faktor
penunjangnya;
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD 168
4. Pengendalian dan penanggulangan hama dan penyakit
perkebunan; 5.
Ekstensifikasi, intensifikasi, rehabilitasi dan diversifikasi komoditi perkebunan;
6. Optimalisasi dan pengembangan sumberdaya, sarana dan
prasarana perkebunan; 7.
Fasilitasi terhadap dukungan pembangunan Pasar Induk Agribisnis; 8.
Pengembangan Sentra Pengembangan Agribisnis Komoditas Unggulan SPAKU;
9. Peningkatan penanganan pasca panen dan pengolahan hasil;
10. Peningkatan standar mutu produk; 11. Pengembangan dan penguatan lembaga keuangan mikro
perdesaan; 12. Peningkatan pemasaran produk-produk komoditas;
13. Pengembangan Sarana dan Prasarana Pemasaran Ikan; 14. Pengembangan alat dan mesin untuk pasca panen dan pengolahan
hasil;
Kegiatan Penunjang :
1. Pengembangan Kawasan percontohan komoditi;
2. Pengembangan Kerjasama antar daerah;
3. Pemanfaatan teknologi tepat guna dan spesifik lokasi yang ramah
lingkungan; 4.
Pengembangan Kawasan Sentra Perbibitan Ternak di perdesaan; 5.
Fasilitasi pengembangan kawasan agropolitan; 6.
Optimalisasi Unit Pelayanan Teknis Daerah; 7.
Pengembangan padat karya agribisnis; 8.
Pengamanan safeguarding pembangunan pertanian, peternakan, perkebunan dan perikanan;
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD 169
c. Program Pengembangan Sumberdaya Kelautan