Mekanisme Kimia Pengawetan Stroberi Dengan Chitosan
buah ini tidak berbahaya dan dapat ikut dikonsumsi bersama buah, salah satunya adalah menggunakan chitosan. Menurut Ghaouth dkk 1991 dan Ramadhan 2010
chitosan adalah salah satu bahan yang bisa digunakan untuk pelapisan buah, yang merupakan polisakarida berasal dari limbah kulit udang, kepiting, dan yang termasuk
ke dalam Crustaceae. Chitosan merupakan suatu senyawa poli N-amino- 2 deoksi β-
D-glukopiranosa atau glukosamin hasil deasetilasi kitinpoli N-asetil-2 amino-2- deoksi β- D-glukopiranosa yang diproduksi dalam jumlah besar di alam. Penggunaan
chitosan sebagai pelapis dalam buah-buahan dapat menghambat difusi oksigen ke
dalam buah sehingga proses respirasi dapat dihambat. Chitosan sangat berpotensi untuk dijadikan sebagai bahan antimikroba, karena
mengandung enzim lysosimdan gugus aminopolysacharida yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba dan efisiensi daya hambat chitosan terhadap bakteri tergantung
dari konsentrasi pelarutan chitosan. Kemampuan dalam menekan pertumbuhan bakteridisebabkan chitosan memiliki polikation bermuatan positif yang mampu
menghambat pertumbuhan bakteri dankapang Zainab, 2010. Mekanisme yang terjadi dalam pengawetan buah stroberi yaitu molekul
chitosan memiliki kemampuan untuk berinteraksi dengan senyawa pada permukaan cell bakteri kemudian teradsorbi membentuk semacam layer lapisan yang
menghambat saluran transportasi sel sehingga sel mengalami kekurangan substansi untuk berkembang dan mengakibatkan matinya sel. Sehingga dapat mencegah
hilangnya kelembaban produk, memiliki permeabilitas selektif terhadap gas tertentu, mengendalikan perpindahan padatan terlarut untuk mempertahankan warna, pigmen
alami dan bergizi, serta menjadi pembawa bahan aditif seperti pewarna, pengawet dan penambah aroma yang dapat memperbaiki mutu bahan pangan Donhowe, 1994.
Selain telah memenuhi standard secara mikrobiologi ditinjau dari segi kimiawi juga aman karena dalam prosesnya chitosan cukup dilarutkan dengan asam
asetat encer 1 hingga membentuk larutan chitosan homogen yang relative lebih aman.Penggunaan coater pada buah segar dapat memperlambat penurunan mutu,
karena metode tersebut dapat digunakan sebagai penahan difusi gas oksigen, karbondioksida dan uap air serta komponen flavor, sehingga mampu menciptakan
kondisi atmosfir internal yang sesuai dengan kebutuhan produk yang dikemas. Keuntungan penggunaan coater untuk pelapis buah adalah dapat memperpanjang
umur simpan produk karena coater ini dapat dimakan bersama produk yang dikemasnya Rokhati, 2006.
Beberapa penelitian menyebutkan kemampuan film atau coating chitosan dalam memperpanjang masa simpan dan mengendalikan kerusakan buah dan sayuran
dengan lebih baik, yaitu dengan cara menurunkan kecepatan respirasi, menghambat pertumbuhan kapang, danatau menghambat pematangan dengan mengurangi
produksi etilen dan karbondioksida. Chitosan memiliki kemampuan untuk membentuk film yang sesuai sebagai pengawet makanan dengan menghambat
patogen psikotrofik membuktikan bahwa coating chitosan 2 chitosan dalam 5 asam asetat mampu menghambat penurunan kandungan antosianin dan peningkatan
aktivitas polyphenol oksidase pada penyimpanan leci. Ghaouth dkk 1992 juga melaporkan bahwa coating chitosan 1 dan 2 dalam 0.25 N HCl mengurangi
kecepatan respirasi dan produksi etilen pada tomat. Tomat yang di-coating dengan
chitosan akan lebih keras dan lebih sedikit pigmentasi merah jika dibandingkan dengan sampel kontrol, setelah disimpan selama 4 minggu pada suhu 20°C.