warna  stroberi  pada  konsentrasi  0,  0,5,  1  dan  1,5.  Persentase  skor  hedonik semakin  meningkat  dengan  semakin  tingginya  konsentrasi  larutan  chitosan.  Larutan
Chitosan  memang  berpengaruh  pada  warna  stroberi,  dimana  semakin  banyak konsentrasi  penggunaan  larutan  chitosan,  sehingga  warna  stroberi  akan  semakin
merah  cerah  dan  tampaknya  hal  ini  membuat  stroberi  semakin  menarik  dan menggiurkan sehingga disukai oleh panelis.
Selain  itu,  Chitosan  memang  bertindak  sebagai  penstabil  warna  yang membuat  warna  produk  stabil  dan  semakin  menarik.  Pada  proses  deasetilasi,  gugus
N-asetil  pada  kitin  akan  hilang  dan  digantikan  dengan  gugus  amina  yang  bila dilarutkan  dalam  asam  akan  bermuatan  positif,  sehingga  chitosan  bersifat
polikationik.  Adanya  gugus  reaksi  amino  dan  gugus  hidroksil  pada  chitosan  akan sangat berperan dalam aplikasinya sebagai penstabil warna Shahidi, 1999.
Warna  produk  pangan  yang  menarik  dapat  mempengaruhi  selera  konsumen dan  membangkitkan  selera  makan,  bahkan  warna  dapat  menjadi  petunjuk  bagi
kualitas  makanan  yang  dihasilkan.  Penampakan  warna  suatu  bahan  pangan merupakan  faktor  utama  yang  dinilai  sebelum  pertimbangan  lain,  seperti  rasa  dan
nilai  gizi.  Menurut  Winarno  1997,  suatu  bahan  yang  dinilai  bergizi,  enak,  dan teksturnya sangat baik tidak akan dimakan apabila memiliki warna yang tidak sedap
dipandang atau memberi kesan telah Warna  merupakan  suatu  sifat  bahan  yang  dianggap  berasal  dari  penyebaran
spektrum  sinar,  begitu  juga  dengan  kilap  dari  bahan  yang  dipengaruhi  oleh  sinar pantul,  warna  bukan  merupakan  zat,  melainkan  sensasi  sensoris  karena  rangsangan
dari seberkas energi radiasi yang jatuh ke indra penglihatan atau mata Kartika, dkk.
1988. Warna mempunyai peran dan arti yang sangat penting pada komoditas pangan, karena mempengaruhi penerimaan konsumen terhadap komoditas tersebut.
5.3. Daya Terima Panelis Terhadap Aroma Stroberi
Pengujian  organoleptik  terhadap  aroma  oleh  panelis  menunjukkan  bahwa skor  yang  lebih  tinggi    pada  stroberi  adalah  75  83,3    yaitu  pada  stroberi  hasil
perendaman  dengan  larutan  chitosan  dengan  konsentrasi  2  dengan    kriteria  suka. Panelis  menilai  bahwa  stroberi  yang  diberi  chitosan  memeiliki  aroma  yang  lebih
tajam dibanding yang tidak diberi chitosan, semakin tinggi konsentrasi chitosan pada stroberi semakin tajam aromanya.
Menurut  Rismana  2004,  chitosan  merupakan  bahan  yang  dapat  bertindak untuk  mempertahankan  aroma  alami  pada  bahan  pangan  karena  dapat  mengikat
partikel-partikel  kecil  yang  terdapat  dalam  bahan  pangan  tersebut.  Sehingga  aroma alami  dapat  dipertahankan.  Aroma  stroberi  lebih  tajam  atau  timbul  karena  adanya
sintesis senyawa organik yang mudah menguap, selain itu aroma juga timbul karena adanya peningkatan kandungan gula, sehingga buah beraroma.
Menurut  Kartika  1988,  aroma  yaitu  bau  yang  sukar  diukur  sehingga biasanya  menimbulkan  pendapat  yang  berlainan  dalam  menilai  kualitas  aromanya.
Perbedaan  pendapat  disebabkan  setiap  orang  memiliki  perbedaan  penciuman, meskipun  mereka  dapat  membedakan  aroma  namun  setiap  orang  mempunyai
kesukaan yang berlainan. Menurut  Winarno  1997,  aroma  makanan  banyak  menentukan  kelezatan
bahan makanan tersebut. Aroma baru dapat dikenali bila berbentuk uap, dan molekul- molekul  komponen  bau  tersebut  harus  sempat  menyentuh  silia  sel  olfactory,  dan
meneruskan  ke  otak  dalam  bentuk  impuls  listrik  oleh  ujung-ujung  syaraf  olfactory. Kadar  yang  dapat  ditangkap  ternyata  sangat  rendah,  misalnya  untuk  vanilin  cukup
pada  konsentrasi  2  x  10-10  miligram  per  liter  udara.  Pada  umumnya  bau  yang diterima  oleh  hidung  dan  otak  lebih  banyak  merupakan  berbagai  ramuan  atau
campuran empat bau utama yaitu harum, asam, tengik, dan hangus. Indera penciuman sangat  sensitif  terhadap  bau  dan  kecepatan  timbulnya  bau  lebih  kurang  0,18  detik.
Kepekaan. Kelelahan daya penciuman terhadap bau dapat terjadi dengan cepat.
5.4. Daya Terima Panelis Terhadap Rasa Stroberi
Berdasarkan  hasil  dari  penelitian  menunjukkan  bahwa  total  skor  tertinggi dalam  uji  organoleptik  terhadap  rasa  pada  stroberi  adalah  74  82,1    yaitu  pada
stroberi  hasil  perendaman  dengan  larutan  chitosan  dengan  konsentrasi  2  dengan kriteria suka. Panelis menilai bahwa stroberi dengan konsentrasi larutan chitosan 2
rasanya  manis  sedikit  asam.  Sedangkan    pada  stroberi  tanpa  penambahan  larutan chitosan rasanya asam kurang enak.
Chitosan  memiliki  gugus  asetil  yang  dapat  mengikat  air  sehingga  dapat membentuk  gel  yang  kemudian  dapat  menyebabkan  tingkat  kekentalan  meningkat.
Semakin  banyak  chitosan  yang  ditambahkan  cenderung  meningkatkan  kekentalan. Berdasarkan  komentar  panelis  pada  saat  pengujian  stroberi,  kekentalan  pada  buah
stroberi  menyebabkan  stroberi  terasa  lengket  di  lidah  walaupun  demikian  rasanya lebih sedikit manis, dibandingkan stroberi tanpa penambahan chitosan.
Rasa  manis  terjadi  karena  chitosan  mampu  menahan  proses  browning enzimatis  pada  buah  yang  mengakibatkan  rasanya  semakin  manis,  semakin  tinggi