43 pasti ada sesuatu yang serius.
Itu menjadi suatu alasan yang baik.”
L’Instituteur
C’est vraiment un village de crétins.
“Benar-benar desa yang tolol.” Pétugue
Mais non,
monsieur l’Instituteur. C’est un village
où on a de l’amour-propre, voilà tout.
“Tidak, Pak Guru. Ini adalah sebuah desa di mana seseorang
memiliki harga diri, itu saja. menunjukkan adanya rasa
simpati terhadap cerita Pétuge. Maka dari itu, tuturan tersebut
menyimpang maksim simpati atau sympathy maxim.
G : Disampaikan dalam tuturan langsung berbentuk
dialog.
Keterangan : No. : Nomor urut data
Kode : Kode data LFDB-02, La Femme du Boulanger data no. 2 TA : Tact maxim
GE : Generosity maxim AP : Approbation maxim
MO : Modesty maxim AG : Agreement maxim
SY : Sympathy maxim
S : Setting and Scene P : Participants
E : Ends A : Act Sequence
K : Key I : Instruments
N : Normes G : Genres
E. Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini ialah peneliti sendiri instrumen manusia atau human instrument. Peneliti terlibat langsung dan mengendalikan penelitian mulai
dari proses pengumpulan data, pengolahan data, sampai dengan penganalisisan data. Kemampuan peneliti dalam bahasa Prancis diandalkan untuk memahami
sumber data yang merupakan teks drama dalam bahasa Prancis. Peneliti dibantu dengan kamus Perancis-Indonesia karya Winarsih Arifin dan Farida Soemargono.
Pengetahuan peneliti tentang pragmatik, terutama mengenai prinsip kesantunan dan implikatur menjadi alat penting dalam penelitian ini. Pengetahuan
tersebut digunakan untuk membuat instrumen penunjang berupa tabel indikator jenis penyimpangan prinsip kesantunan, serta tabel implikatur atau maksud
tuturan. Indikator-indikator tersebut dibuat guna memudahkan proses pemilihan, pemilahan, klasifikasi, dan analisis data. Berikut merupakan tabel indikator yang
dimaksud.
Tabel 2: Indikator Jenis Penyimpangan Prinsip Kesantunan No.
Jenis Penyimpangan Indikator
1 Tact maxim TA
a. Merugikan mitra tutur.
b. Mengkritik secara langsung.
c. Menyindir secara langsung.
d. Meminta atau memerintah mitra tutur
untuk melakukan sesuatu. 2
Generosity maxim GE a.
Menguntungkan diri sendiri. b.
Tidak mempercayai mitra tutur. c.
Berprasangka buruk terhadap mitra tutur. 3
Approbation maxim AP a. Tidak menghormatimenghargai mitra
tutur. b.
Menghina atau memaki mitra tutur. c.
Mengancam mitra tutur. 4
Modesty maxim MO a.
Menyombongkan diri sendiri. b.
Memuji diri sendiri.
5 Agreement maxim AG
a. Menyatakan ketidaksetujuan terhadap
pendapat mitra tutur. b.
Menyatakan pendapat yang bertentangan. 6
Sympathy maxim SY a.
Tidak menunjukkan rasa simpati pada mitra tutur.
b. Menunjukkan sikap antipati.
Sumber: diolah dari Leech via Chaer 2010:56-62, Chaer 2010:108-119, dan Rahardi 2006:59-65
Tabel 3: Indikator Implikatur atau Maksud Tuturan
No. Implikatur
Indikator Penutur
Mitra Tutur
1 Memaksa
a. Meminta dengan paksa.
b. Berbuat dengan
kekerasan menekan, melakukan ancaman
fisik. Mengungkapkan atau
melakukan hal yang diinginkan penutur
dengan segera.
2 Memerintah
Menyuruh mitra tutur untuk melakukan sesuatu.
a. Melakukan sesuai
yang diperintahkan penutur.
b. Menolak untuk
melakukan keinginan penutur.
3 Menghina
a. Memandang rendah
mitra tutur. b.
Mengolok-olok, memaki mitra tutur.
a. Membela diri.
b. Balas mengolok-olok
atau memaki penutur. 4
Mengkritik Mengecam tuturan atau
tindakan mitra tutur. a.
Menerima kritikan. b.
Menyanggah kritikan dan balas mengkritik.
5 Menolak
Menyangkal usulan, atau nasihat mitra tutur.
Berusaha membujuk penutur untuk
menyetujui usulan yang diberikan.
6 Menyatakan
ketidaksetujuan Menyatakan hal yang
berbeda atau bertentangan dengan mitra tutur.
Menghina pendapat penutur.
7 Menyatakan
pendapat Memberikan usulan sesuai
dengan sudut pandangnya. a.
Mendukung pendapat yang disampaikan.
b. Menolak pendapat
yang disampaikan. 8
Menyindir Mengeritik atau
mengecam tuturan atau tindakan mitra tutur secara
tidak langsung. a.
Membela diri. b.
Balas menyindir penutur.
9 Menyombongkan
diri Memuji dan
mengunggulkan dirinya sendiri
Menyindir atau mengkritik sikap
penutur.
Sumber: diolah dari KBBI 2008:256-1566, Zamzani, dkk 2011:35-50, dan Rahardi 2006:93-116
F. Metode dan Teknik Analisis Data
Berdasarkan rumusan masalah yang ada dalam penelitian ini, terdapat dua permasalahan yang akan diteliti. Permasalahan pertama mengenai bentuk
penyimpangan maksim kesantunan, sedangkan permasalahan yang kedua terkait dengan implikatur atau maksud yang timbul akibat penyimpangan maksim
kesantunan tersebut. Kedua permasalahan tersebut akan dianalisis menggunakan metode padan. Metode padan merupakan analisis data yang alat penentunya
adalah unsur di luar bahasa dan tidak menjadi bagian dari bahasa yang bersangkutan Sudaryanto, 1993:13.
Permasalahan yang pertama terkait dengan bentuk penyimpangan maksim kesantunan. Untuk mencapai tujuan ini, metode yang digunakan ialah metode
padan referensial. Metode padan referensial merupakan metode analisis data yang memiliki alat penentu berupa kenyataan yang ditunjuk oleh bahasa atau referen
bahasa Sudaryanto, 1993:13. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini ialah teknik Pilah Unsur Penentu PUP. Daya pilah dalam teknik PUP tersebut bersifat
mental yang harus dimiliki oleh setiap peneliti Sudaryanto, 1993:22. Pada penelitian ini alat penentu yang digunakan berupa daya pilah yang bersifat
referensial. Alat penentu dalam penggunaan teknik ini berupa komponen tutur SPEAKING.
Selanjutnya, untuk menganalisis permasalahan kedua yang terkait dengan implikatur atau maksud yang ditimbulkan dari penyimpangan prinsip kesantunan,
digunakan metode padan pragmatis. Metode padan pragmatis ialah metode analisis data yang menggunakan alat penentu mitra wicara Sudaryanto, 1993:15.
Teknik dasar yang digunakan dalam metode padan pragmatis ini adalah teknik Pilah Unsur Penentu PUP dengan penentu berupa reaksi yang dilakukan oleh
mitra tutur Sudaryanto, 1993:25. Sedangkan teknik lanjutan yang dipilih ialah teknik Hubung Banding Menyamakan HBS. Teknik HBS ini dilakukan dengan
membandingkan dan mencari kesamaan antara sebuah data dengan reaksi tuturan yang diucapkan mitra tutur ketika percakapan berlangsung, sehingga dapat
diketahui apakah tuturan penutur tersebut memiliki maksudimplikatur tertentu. Berikut merupakan contoh penganalisisan data menggunakan metode dan teknik
yang telah disebutkan di atas. 18
L’Instituteur : Mais pourquoi? “Tapi kenapa?”
Pétuge : Oh Ça vient de loin. Mon père était fâché avec son-père. Et
mon grand-père était déjà fâché avec son grand-père. Et déjà, nos grand-pères ne savaient pas pourquoi, parce que ça vient
de plus loin. Alors, vous pensez que ça doit être quelque chose de grave. Ça doit être une bonne raison.
“Oh Itu sudah sejak lama. Ayahku bermusuhan dengan ayahnya. Dan kakekku juga telah bermusuhan dengan
kakeknya. Dan kakek-kakek kami tidak tahu mengapa, karena itu sudah sejak lama sekali. Lalu, Anda berpikir pasti ada
sesuatu yang serius. Itu menjadi suat u alasan yang baik.”
L’Instituteur : C’est vraiment un village de crétins.
“Benar-benar desa yang tolol.” Pétugue
: Mais non, monsieur l’Instituteur. C’est un village où on a de
l’amour-propre, voilà tout. “Tidak, Pak Guru. Ini adalah sebuah desa di mana seseorang
memiliki harga diri, itu saja. Pagnol, 1938:26