A. Penyimpangan Maksim Kebijaksanaan Tact Maxim
Penyimpangan maksim kebijaksanaan terjadi apabila penutur berusaha untuk memberikan kerugian kepada mitra tuturnya. Kerugian tersebut antara lain
diwujudkan melalui kritikan dan sindiran secara langsung pada mitra tutur. Ditemukan tiga implikatur terkait penyimpangan maksim kebijaksanaan ini.
1. Penyimpangan Maksim Kebijaksanaan Tact Maxim dengan Implikatur
Memerintah
Dalam penyimpangan maksim kebijaksanaan, penutur memiliki maksud tertentu. Berikut merupakan dialog yang mengandung penyimpangan maksim
kebijaksanaan dengan implikatur memerintah. Terdapat tiga penyimpangan yang
memiliki maksud untuk memerintah mitra tutur.
19 Barnabé, têtu
: Ces arbres sont à moi. Je les taillerai si je veux. Tu ne vas quand même pas me forcer à couper mes arbres Des
arbres qui sont chez moi. keras kepala
“Pohon-pohon itu adalah milikku. Aku memangkasnya jika aku ingin. Kau tidak dapat
memaksa ku untuk memotong pohon ku Pohon yang ditanam di rumah ku.”
Antonin : Les arbres sont chez toi, mais leur ombre est sur mon
jardin Parfaitement Ils sont mal placés, tes arbres..........
“Pohon-pohon itu di rumahmu, tapi bayangan mereka ada di kebunku Pohon-
pohonmu salah tempat,.........” Casimir
: Il na pas tort. Écoute, Barnabé, ce nest pas de ta faute. Mais pour lui, tes ormeaux sont mal placés.
“Dia tidak salah. Dengar, Barnabé, ini bukan salahmu. Tapi baginya, bayangan pohonmu berada di tempat yang
salah.” Barnabé
:Mais cest peut-être son jardin qui est mal placé Et si je me plaignais, moi? Si je disais que jai des arbres
magnifiques et que je ne peux pas me mettre à lombre de mes arbres, parce quelle séchappe chez lui? Lombre de
mes arbres est à moi, peut-être, non?
“Tapi mungkin kebunnya yang salah tempat Dan jika aku mengeluh? Jika aku mengatakan bahwa aku
memiliki pohon-pohon indah dan aku tidak bisa berteduh di bawah bayangan pohon ku karena bayangan
itu jatuh di rumahnya? Bayangan pohon ku adalah milikku, kan?
” LFDB-09
Konteks dialog nomor 19 ialah ketika ketiga orang sahabat Antonin, Barnabé, dan Casimir sedang menuju tempat pembuat roti. Mereka sedang
berdebat tentang pohon milik Barnabé. Berikut penjabaran konteks tuturan melalui komponen tutur SPEAKING.
Antonin, Barnabé, dan Casimir P melewati jalan desa S. Mereka sedang berdebat, Barnabé menyatakan bahwa ia tidak mau menebang pohonnya. Antonin
menjelaskan bahwa bayangan pohon tersebut mengganggu pencahayaan kebunnya, sehingga ia ingin agar Barnabé memangkas pohon itu E. Casimir
yang mendukung Antonin berusaha untuk meyakinkan Barnabé agar mau menebang pohonnya. Akan tetapi, Barnabé menolak saran tersebut A. Antonin
yang merasa kesal, ia menyalahkan Barnabé. Hal ini tampak pada tuturan “parfaitement Ils sont mal placés, tes arbres”. Tuturan Antonin tersebut
menyimpang dari prinsip kesantunan maksim kebijaksanaan karena ia berusaha melimpahkan kesalahan kepada salah satu mitra tuturnya, Barnabé N.
Maksud tuturan atau implikatur dari tuturan Antonin ialah untuk memerintah Barnabé untuk menebang pohon miliknya. Perintah tersebut jelas terlihat dengan
memperhatikan reaksi Barnabé yang menolak permintaan tersebut, seperti terlihat dalam kalimat “mais cest peut-être son jardin qui est mal placé”
2. Penyimpangan Maksim Kebijaksanaan Tact Maxim dengan Implikatur
Mengkritik
Dalam penyimpangan maksim kebijaksanaan, penutur memiliki maksud tertentu. Berikut merupakan dialog yang mengandung penyimpangan maksim
kebijaksanaan dengan implikatur mengkritik. Terdapat satu penyimpangan yang
memiliki maksud untuk mengkritik mitra tutur.
20 L’instituteur, glacé : Je n’en vois aucun. Un chien regarde bien un évêque.
M. Le curé peut donc parler à M. L’instituteur.
dingin “Saya tak melihat apapun. Seekor anjing melihat seorang uskup. Pak Pendeta tentu dapat berbicara dengan
Pak Guru.” Le curé, pincé
: Malgré le ton désobligeant de votre réponse, les
devoirs de ma charge m’obligent à continuer cette conversation.
kaku karena jengkel “Meskipun jawaban Anda bernada menyinggung, tugas saya mengharuskan untuk
melanjutkan pembicaraan ini.” L’instituteur
: Permettez. Vous dites que je vous ai parlé sur un ton désobligeant, et je reconnais que c’est vrai. Mais je tiens
à vous rappeler qu’au moment où je suis arrivé ici…. “Permisi. Anda mengatakan jika saya berbicara
menggunakan nada yang menyinggung perasaan, dan itu benar. Tapi saya akan mengingatkan Anda pada saat dulu
saya tiba di sini.......” Le curé
: Sur la place de l’Église.
“Di tempat duduk gereja.” L’instituteur
: C’est exact. Je vous ai salué, vous ne m’avez pas
répondu.... “Benar. Saya
menyapa Anda,
Anda tidak membalasnya...”
LFDB-02 Percakapan di atas terjadi di salah satu jalan desa S. Le curé sebagai penutur
dan l ’instituteur sebagai mitra tutur P. Le curé meminta waktu pada l’instituteur
untuk berbicara sebentar A. Permintaan le curé tersebut ditanggapi l ’instituteur
dengan dingin dan kurang antusias K. Le curé menjadi kesal dan ia pun