Penyimpangan Maksim Penghargaan Approbation Maxim dengan

maksim penghargaan atau approbation maxim, sebab ia menghina hasil usaha dari mitra tutur. Antonin merasa kesal dan mencoba untuk mengkritik dan menghina hasil buruan Casimir di masa lalu. Ejekan tersebut merupakan upaya untuk membela diri karena Casimir terlebih dulu menghina kerja kerasnya. Sehingga, tuturan yang menyimpang maksim penghargaan di atas memiliki implikatur untuk menghina seseorang.

4. Penyimpangan Maksim Penghargaan Approbation Maxim dengan

Implikatur Menyatakan Ketidaksetujuan Dalam penyimpangan maksim penghargaan, penutur memiliki maksud tertentu. Berikut merupakan dialog yang mengandung penyimpangan maksim penghargaan dengan implikatur menyatakan ketidaksetujuan. Terdapat dua penyimpangan yang memiliki implikatur ini. 28 Le curé : Vous vous considérez donc comme animal? “Anda menganggap diri Anda hewan?” L’instituteur : Sans aucun doute “Tanpa sedikit pun keraguan” Le curé : Je vous crois trop savant pour ne pas admettre qu’en ce qui vous concerne vous avez certainement raison. Permettez donc que je me retire sans vous saluer, car je ne salue pas les animaux ... “Saya percaya Anda sangat pandai untuk tidak setuju mengenai apa yang Anda katakan, Anda pasti memiliki alasan. Izinkanlah saya pergi tanpa menyapa, karena saya tidak menyapa hewan ...” Liinstituteur : Et vous. dites donc, quest-ce que vous croyez être, espèce de pregadiou? “Jadi apa yang Anda yakini, Anda merupakan makhluk apa, makhluk pendoa? LFDB-08 Percakapan nomor 28 mengindikasikan adanya penyimpangan prinsip kesantunan maksim penghargaan oleh le curé. Penyimpangan ini terjadi karena adanya perbedaan pendapat antara le curé dan l’instituteur. Untuk lebih mengetahui latar percakapan dialog tersebut, diperlukan analisis komponen tutur SPEAKING. Di salah satu jalan desa S, l’instituteur sedang berbicara dengan le curé P. Mereka sedang beradu argumen mengenai klasifikasi kingdom yang benar menurut ilmu sains A. Le curé mengatakan bahwa ada 4 kingdom, termasuk kingdom manusia. L’instituteur menyatakan bahwa kingdom manusia merupakan hal yang absurd. Dengan nada kesal K, le curé penutur menolak pendapat yang dinyatakan oleh l ’instituteur E dengan tuturan “permettez donc que je me retire sans vous saluer, car je ne salue pas les animaux ... ” Tuturan tersebut mengindikasi adanya penyimpangan maksim penghargaan, karena le curé tidak menghormati pendapat mitra tuturnya. Le curé bahkan mengatakan hinaan terhadap mitra tutur N. L’instituteur menanggapi pernyataan le curé dengan tuturan “Et vous. dites donc, quest-ce que vous croyez être, espèce de pregadiou? ” Tuturan ini menunjukkan usaha l’instituteur untuk menyatakan ketidaksetujuan dan hinaan terhadap pendapat le curé. Tuturan ini merupakan aksi balasan terhadap penyataan le curé yang tidak sependapat dengannya. Jadi, implikatur dari tuturan le curé ialah untuk menyatakan ketidaksetujuan terhadap pernyataan l ’instituteur.

5. Penyimpangan Maksim Penghargaan Approbation Maxim dengan

Implikatur Menyindir Dalam penyimpangan maksim penghargaan, penutur memiliki maksud tertentu. Berikut merupakan dialog yang mengandung penyimpangan maksim penghargaan dengan implikatur menyindir. Terdapat satu penyimpangan yang memiliki implikatur menyindir. 29 Le curé : Non, monsieur. Je vous ai arrêté pour vous rappeler vos devoirs. Non pas envers vous-même - car vous me paraissez peu disposé à songer à votre salut éternel — mais vos devoirs envers vos élèves - ces enfants que le gouvernement vous a confiés - peut-être un peu imprudemment. “Tidak, Pak. Saya memberhentikan Anda untuk mengingatkan tugas Anda. Bukan mengenai diri Anda, karena Anda tampaknya tidak mau jika saya ingatkan untuk merenungkan keselamatan kekal Anda, tetapi tugas Anda terhadap siswa-siswa, anak-anak yang telah pemerintah percayakan kepada Anda – mungkin saya sedikit lancang.” L’instituteur :Il est certain que le vieillard, que vous êtes peut donner des conseils au gamin que je suis. “Sudah pasti bahwa orang tua seperti Anda dapat memberikan nasihat kepada seorang bocah seperti saya.” Le curé : En effet, monsieur. Quoique nous soyons à peu près du même âge, je crois que la méditation et lélévation quotidienne de lâme par la prière mont donné plus dexpérience de la vie que vous navez pu en apprendre dans vos manuels déchristianisés. Vous êtes, je crois, tout frais émoulu de lÉcole normale.. “Memang, Pak. Meskipun usia kita hampir sama, saya berpikir bahwa meditasi dan elevasi harian jiwa melalui doa memberi saya pengalaman hidup yang tidak Anda pelajari dalam petunjuk déchristianisés. Saya pikir, Anda baru lulus sekolah.” LFDB-05 L’instituteur bertemu dengan le curé secara kebetulan. Le curé menghentikan l’instituteur dan mengatakan bahwa ia ingin berbicara dengannya. Namun, pembicaraan mereka tidak berjalan dengan lancar. Ada saja topik pembicaraan yang membuat mereka saling mengejek dan menghina, misalnya seperti yang terlihat dalam dialog di atas. Le curé ingin memberikan saran mengajar untuk l’instituteur, tetapi l’instituteur justru mengolok-olok le curé. Olokan ini menunjukkan bahwa l’instituteur tidak menghargai le curé. Untuk mengetahui penyempingan ini, dilakukan analisis komponen tutur SPEAKING sebagai berikut.

Dokumen yang terkait

Pelanggaran Prinsip Kesantunan dalam Naskah Drama Bardji Barbeh Karya Catur Widya Pragolapati

3 54 122

ANALISIS PENYIMPANGAN PRINSIP KERJA SAMA DALAM PERCAKAPAN FILM “LASKAR PELANGI” KARYA ANDRE HIRATA Analisis Penyimpangan Prinsip Kerjasama dalam Percakapan Film "Laskar Pelangi" Karya Andre Hirata dan Implementasinya sebagai Materi Ajar Kesantunan Berbah

0 5 13

PENYIMPANGAN PRINSIP KESANTUNAN PADA TEKS PENGUMUMAN KARYA SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 4 SAMBI TAHUN AJARAN 2015/2016: Penyimpangan Prinsip Kesantunan Pada Teks Pengumuman Karya Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah 4 Sambi Tahun Ajaran 2015/2016: Tinjau

0 4 18

PENYIMPANGAN PRINSIP KESANTUNAN PADA TEKS PENGUMUMAN KARYA SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 4 SAMBI TAHUN AJARAN Penyimpangan Prinsip Kesantunan Pada Teks Pengumuman Karya Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah 4 Sambi Tahun Ajaran 2015/2016: Tinjauan Pragmati

0 4 12

KESANTUNAN IMPERATIF PADA NASKAH DRAMA GERR KARYA PUTU WIJAYA Kesantunan Imperatif Pada Naskah Drama Gerr Karya Putu Wijaya.

0 7 12

KESANTUNAN IMPERATIF PADA NASKAH DRAMA GERR KARYA PUTU WIJAYA Kesantunan Imperatif Pada Naskah Drama Gerr Karya Putu Wijaya.

0 6 14

Pelanggaran Prinsip Kesantunan dalam Naskah Drama Bardji Barbeh Karya Catur Widya Pragolapati.

0 0 1

PRINSIP KESANTUNAN DAN IMPLIKATUR DALAM ACARA BIANG RUMPI NO SECRET TRANS TV.

0 1 17

99 PEMATUHAN DAN PENYIMPANGAN PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA DALAM WACANA BUKU TEKS BAHASA INDONESIA Nur Nisai Muslihah

0 0 20

IMPLIKATUR DALAM NASKAH DRAMA WEK-WEK KARYA IWAN SIMATUPANG

0 9 15