Penyimpangan Maksim Pemufakatan Agreement Maxim
kaidah norma dan kesopanan dalam bertutur. Maksud yang sengaja disembunyikan tersebut disebut dengan implikatur.
Echols via Mulyana 2005:11 menyebutkan bahwa istilah implikatur diturunkan dari kata implicatum. Secara nominal, istilah ini hampir sama dengan
kata implication, yang artinya maksud, pengertian, keterlibatan. Maksud dalam implikatur ini tidak dikatakan secara langsung, melainkan secara tersirat atau
tersembunyi. Hal ini sejalan dengan pendapat Grice dalam Mulyana 2005:11 yang menyatakan bahwa implikatur ialah ujaran yang menyiratkan sesuatu yang
berbeda dengan yang sebenarnya diucapkan. Di sisi lain, implikatur berarti sesuatu yang diimplikasikan dalam suatu percakapan Nadar, 2009:60. Jadi,
implikatur merupakan maksud pembicara yang tidak dikemukakan secara eksplisit. Dengan kata lain, implikatur adalah maksud, keinginan, atau ungkapan-
ungkapan hati yang tersembunyi. Grice dalam Mulyana 2005:12 mengklasifikasi implikatur ke dalam dua
macam, yaitu conventional implicature implikatur konvensional, dan conversation implicature implikatur percakapan. Leech 1983:11 menyatakan :
“conventional implicatures... pragmatic implications which are derived directly from the meaning of words, rather than via conversational principles.” Implikatur
konvensional mengandung implikasi yang diperoleh langsung dari makna kata yang didengar daripada memperhatikan prinsip-prinsip percakapan. Implikatur
ini tidak bergantung pada konteks khusus, sehingga memiliki kandungan atau makna yang relatif tetap.
Sedangkan implikatur percakapan merupakan maksud atau makna yang ditimbulkan karena adanya suatu tindak tuturpercakapan tertentu. Berbeda
dengan implikatur konvensional, implikatur jenis ini memiliki makna dan pengertian yang lebih bervariasi tergantung pada konteks yang melatari terjadinya
tuturan. Peserta tutur hendaknya mematuhi prinsip-prinsip dalam berkomunikasi serta memperhatikan konteks latar belakang tuturan untuk memahami implikatur
percakapan ini, sebab maksud yang dikehendaki dapat tidak memiliki kaitan langsung dengan tuturan yang diucapakan. Hal ini sesuai dengan pendapat Grice
dalam Rahardi 2006:43 bahwa sebuah tuturan dapat mengimplikasikan proposisi yang bukan merupakan bagian dari tuturan tersebut. Hal ini didukung oleh Leech,
: “Conversational implicatures were devised to explain sentences in which a speaker appears to mean more than he say.
” Implikatur percakapan bertujuan untuk menjelaskan lebih banyak dari tuturan yang diucapkan oleh penutur Leech,
1983:32. Levinson via Mulyana 2005:13 menambahkan bahwa implikatur percakapan ini bersifat temporer sesaatsementara, dan nonkonvesional sesuatu
yang diimplikasikan tidak mempunyai relasi langsung dengan tuturan yang diucapkan.
27 Ibu : “Ani, adikmu belum makan.”
Ani : “Ya, Bu. Lauknya apa?” Mulyana 2005:13
Apabila diperhatikan, tuturan Ibu pada contoh nomor 27 merupakan kalimat
deskriptif yang menginformasikan bahwa adik Ani belum makan. Namun, Ani memahami bahwa ujaran yang dituturkan ibunya merupakan perintah kepada Ani,
untuk menyiapkan atau menyuapi adiknya.