Fungsi Sistem Pengapian Sistem Pengapian

52 pelajaran digunakan untuk pembelajaran teori dan 4 jam pelajaran digunakan untuk pembelajaran praktik. Pada umumnya pembelajaran teori dilaksanakan terlebih dahulu, baru kemudian pembelajaran praktikum dilaksanakan berikutnya, namun hal ini dapat berubah disesuaikan dengan kondisi pada saat pelaksanaan kondisional.

6. Sistem Pengapian

a. Fungsi Sistem Pengapian

Teknologi adalah suatu rekayasa cipta manusia. Teknologi yang diciptakan didalam kehidupan manusia pada dasarnya bermula dari sebuah masalah. Hal ini disebabkan tujuan utama teknologi tersebut adalah untuk menyelesaikan masalah itu sendiri. Sedangkan yang dimaksud dengan masalah adalah kesenjangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi dilapangan. Ada banyak masalah yang dapat ditemui di kehidupan sehari-hari. Masalah tersebut dapat teratasi jika tersedianya teknologi yang tepat guna. Teknologi tepat guna adalah suatu rekayasa manusia yang mempunyai tujuan tertentu. Motor bakar adalah hasil karya cipta manusia dibidang teknologi. Motor bakar bekerja dengan cara mengkonversi energi potensial bahan bakar menjadi energi kinetik, dengan terlebih dahulu melakukan proses pembakaran dalam ruang bakar Bohn Mc Donald dalam Wardan 1989: 1. Salah satu contohnya adalah motor bakar 4 langkah yang memerlukan sebuah pembakaran agar dapat melangsungkan siklusnya. http:www.nasa.gov20131117combustion bahwa motor bakar itu hanya memerlukan 3 hal utama agar sebuah pembakaran dapat terjadi, yakni: udara yang mengandung oksigen, temperatur yang cukup dan bahan untuk dibakar. Ketiga komponen utama tersebut adalah syarat mutlak bagi sebuah motor diesel 4 langkah. 53 Gambar 2. Komponen utama dalam untuk menciptakan pembakaran. Sumber: www.nasa.govcombustion.html. Motor diesel dan motor bensin merupakan motor bakar. Dimana pada motor bakar, energi potensial dalam bahan bakar menghasilkan kalor dan mengubahnya menjadi energi mekanik Sukoco dan Zainal Arifin, 2008: 14. Diesel hanya memerlukan tiga syarat utama tersebut untuk dapat menjalankan siklusnya. Jika tiga hal tersebut terpenuhi maka motor bensin sudah dapat melangsungkan siklus, atau dengan kata lain motor bensin sudah dapat hidup dengan tanpa tambahan hal-hal pendukung yang lain. Hal-hal pendukung yang lain ini maksudnya adalah komponen pendukung diluar hal pendukung tiga syarat tersebut. Hal tersebut sebagaimana contohnya motor bensin tetap memerlukan piston dan katup untuk menunjang kinerja, jika tidak maka syarat berupa temperature yang cukup tidak akan tercapai sebab kompresi mengalami kebocoran atau hilang. Oleh karena itu jika menemui hal lain selain pendukung tiga hal tersebut maka itu bukanlah hal dasar yang harus dibutuhkan oleh motor bakar. Busi bukan merupakan komponen pembentuk bahan bakar, udara, maupun temperatur. Maka cara menghilangkan fungsinya tanpa mengganggu fungsi yang lain adalah dengan cara mencabut kabel 54 tegangan tinggi. Sehingga busi tetap terpasang dan tidak ada kompresi yang bocor. Gambar 3. Mencabut tegangan tinggi pada kabel busi. Sumber: www.citizenjurnalism.com. Sebelumnya sudah diketahui bahwa untuk dapat melakukan pembakaran maka ketiga syarat mutlak harus terpenuhi, tetapi lain halnya pada motor bensin yang mana ketiga hal wajib sudah terpenuhi namun masih saja tidak dapat melakukan pembakaran. Artinya motor tetap tidak dapat hidup setelah busi tidak memercikan bunga api. Hal ini disebakan karena suhu pada saat langkah kompresi belum mampu membakar campuran udara+bahan bakar bensin. Untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan menambahkan teknologi yang dapat membantu membakar campuran udara dan bakar tersebut. Jika campuran udara+bahan bakar dapat terbakar maka siklus tersebut akan berjalan. Selanjutnya motor akan dapat hidup dengan tambahan teknologi tersebut. Tabel 15. Perbandingan kompresi pada motor bensin dengan motor diesel, sumber: Robingu Usman dan Sardjijo 1979:58. Motor bensin Motor diesel Perbandingan kompresi 7-10 : 1 16-23 : 1 Tekanan yang dihasilkan 15 atmosfir 30-45 atmosfir Jika perbandingan kompresi melebihi 13:1 maka saat silinder melakukan langkah kompresi akan terjadi tekanan yang sangat tinggi. Tekanan yang sangat tinggi tersebut akan menghasilkan temperatur yang sangat tinggi pula. Temperatur yang sangat tinggi tersebut cukup untuk 55 membakar campuran bahan bakar dan udara secara otomatis. Terbakarnya campuran bahan bakar dan udara tersebut secara otomatis disebut auto ignition. Auto ignition adalah terbakarnya campuran bahan bakar+udara dengan tanpa dipicu atau dipantik. Dalam hal ini motor bensin tidak akan dapat melakukan auto igniton. Artinya jika tanpa teknologi pembantu terjadinya pembakaran, maka tidak akan terjadi pembakaran, yang juga berakibat pada tidak dihasilkannya energi, sehingga motor bensin tidak akan bekerja semestinya. Teknologi pembantu pembakaran adalah alat yang berfungsi mencetuskan bunga api guna memicu pembakaran. Seperti halnya adalah triger atau pemantik untuk menciptakan api. Api kecil yang diciptakan pemantik selanjutnya akan memicu pembakaran yang lebih besar dan berlanjut.

b. Pengapian Konvensional

Dokumen yang terkait

PENGEMBANGAN JOBSHEET PRAKTIKUM SISTEM PENGAPIAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI

3 28 107

PENGGUNAAN PERAGA SISTEM PENGAPIAN SEPEDA MOTOR CDI DC UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI IDENTIFIKASI SISTEM PENGAPIAN

4 26 152

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI MEMPERBAIKI SISTEM KOPLING DAN KOMPONENNYA KELAS XI TKR SMK BUDI AGUNG MEDAN T.A. 2015/2016.

0 1 26

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MEMPERBAIKI SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL MOBIL SISWA KELAS XI TKR SMK NEGERI 1 MERDEKA BERASTAGI T.A. 2015/2016.

1 4 28

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EXPLICIT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGAMBAR DENGAN PERANGKAT LUNAK SISWA KELAS XI KOMPETENSI KEAHLIAN TGB SMK N 1 BALIGE.

1 4 28

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER PADA KOMPETENSI MELAKSANAKAN PANEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI AGRIBISNIS PRODUKSI TANAMAN (APTN) DI SMK NEGERI 2 SUBANG.

0 0 32

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI PERBAIKAN RINGAN RANGKAIAN SISTEM KELISTRIKAN DAN INSTRUMEN KELAS XI OTO SMK DIPONEGORO DEPOK TAHUN PELAJARAN 2013 / 2

0 0 224

PENERAPAN PENDEKATAN SAVI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR STANDART KOMPETENSI SISTEM PENGAPIAN KELAS XI DI SMK PERINDUSTRIAN YOGYAKARTA.

0 0 171

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL

0 0 11

PEMBELAJARAN MODEL MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KOMPETENSI SISTEM KELISTRIKAN DAN INSTRUMEN SISWA KELAS XI TEKNIK SEPEDA MOTOR SMK DIPONEGORO DEPOK SLEMAN

1 1 14