Petunjuk Bagi Guru Petunjuk Penggunaan Modul 1. Petunjuk bagi Siswa

Diketahui dosen pembimbing Disetujui oleh guru pengampu Yang membuat Ibnu Siswanto, M.Pd. Drs. Totok Wisnutoro Muhamad Amiruddin Gambar 4.Mencabut tegangan tinggi pada kabel busi. Setelah itu lakukan starting. Apa yang terjadi? Apakah motor anda yang semula hidup dapat hidup kembail setelah anda lakukan hal tersebut? Apa yang terjadi? - tidak terjadi pembakaran. Mengapa hal ini berbeda dengan motor diesel yang dapat melakukan pembakaran dimana hanya memerlukan 3 hal saja: bahan bakar, temperatur, dan udara? Disinilah letak masalahnya. Sebelumnya kita ketahui bahwa untuk dapat melakukan pembakaran haruslah 3 syarat terpenuhi, tetapi lain halnya pada motor bensin yang mana 3 hal wajib sudah terpenuhi namun masih saja tidak dapat melakukan pembakaran. Artinya motor tetap tidak dapat hidup setelah busi tidak hidup. Hal ini disebakan karena suhu temperature pada saat langkah kompresi belum mampu membakar campuran udara+bahan bakar bensin. Untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan menambahkan teknologi yang dapat membantu membakar campuran udara+bakar tersebut. Jika campuran udara+bahan bakar dapat terbakar maka siklus tersebut akan berjalan. Selanjutnya engine motor anda dapat hidup dengan tambahan teknologi tersebut. Motor bensin Motor diesel Perbandingan kompresi 7-10 berbanding 1 16-23 berbanding 1 Tekanan yang dihasilkan 15 atmosfir 30-45 atmosfir Tabel 4. perbandingan kompresi pada motor bensin dengan motor diesel Jika perbandingan kompresi melebihi 13:1 maka saat silinder melakukan langkah kompresi akan terjadi tekanan yang sangat tinggi. Tekanan yang sangat tinggi tersebut akan menghasilkan temperature yang sangat tinggi pula. Temperature yang sangat Diketahui dosen pembimbing Disetujui oleh guru pengampu Yang membuat Ibnu Siswanto, M.Pd. Drs. Totok Wisnutoro Muhamad Amiruddin tinggi tersebut cukup untuk membakar campuran bahan bakar+udara secara otomatis. Terbakarnya campuran bahan bakar+udara tersebut secara otomatis disebut auto ignition. Jadi auto ignition adalah terbakarnya campuran bahan bakar+udara dengan tanpa dipicu dipantik. Dalam hal ini motor bensin tidak akan dapat melakukan auto igniton. Artinya jika tanpa teknologi pembantu terjadinya pembakaran, maka tidak akan terjadi pembakaran, yang juga berakibat pada tidak dihasilkannya energi, sehingga motor bensin tak akan bekerja. Yang dimaksud dengan teknologi pembantu pembakaran adalah alat yang berfungsi mencetuskan bunga api guna memicu pembakaran. Seperti halnya adalah triger pemantik untuk menciptakan api. Api kecil yang diciptakan pemantik selanjutnya akan memicu pembakaran yang lebih besar dan berlanjut. Gambar 5.Busi memercikkan bunga api berwarna birukiri busi yang normal mengindikasikan pembakaran yang bagus, ini ditandai dengan warna elektroda yakni “merah bata” kanan-gambar atas pojok kiri.

b. Pengapian Konvensional

Pengapian konvensional adalah jenis pengapian yang digunakan pada kendaraan tipe lama, disebut konvensional karena hampir seluruh pabrik pembuat kendaraan motor bensin pernah menciptakan teknologi ini. Alat ini bekerja seperti pemantik, yakni memercikkan bunga api kecil untuk menciptakan pembakaran yang lebih besar dan berkelanjutan. Bensin + Udara dibakar Karbon dioksida + Uap air + energi panas Tabel 5.Reaksi pembakaran bahan bakar

Dokumen yang terkait

PENGEMBANGAN JOBSHEET PRAKTIKUM SISTEM PENGAPIAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI

3 28 107

PENGGUNAAN PERAGA SISTEM PENGAPIAN SEPEDA MOTOR CDI DC UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI IDENTIFIKASI SISTEM PENGAPIAN

4 26 152

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI MEMPERBAIKI SISTEM KOPLING DAN KOMPONENNYA KELAS XI TKR SMK BUDI AGUNG MEDAN T.A. 2015/2016.

0 1 26

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MEMPERBAIKI SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL MOBIL SISWA KELAS XI TKR SMK NEGERI 1 MERDEKA BERASTAGI T.A. 2015/2016.

1 4 28

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EXPLICIT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGAMBAR DENGAN PERANGKAT LUNAK SISWA KELAS XI KOMPETENSI KEAHLIAN TGB SMK N 1 BALIGE.

1 4 28

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER PADA KOMPETENSI MELAKSANAKAN PANEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI AGRIBISNIS PRODUKSI TANAMAN (APTN) DI SMK NEGERI 2 SUBANG.

0 0 32

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI PERBAIKAN RINGAN RANGKAIAN SISTEM KELISTRIKAN DAN INSTRUMEN KELAS XI OTO SMK DIPONEGORO DEPOK TAHUN PELAJARAN 2013 / 2

0 0 224

PENERAPAN PENDEKATAN SAVI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR STANDART KOMPETENSI SISTEM PENGAPIAN KELAS XI DI SMK PERINDUSTRIAN YOGYAKARTA.

0 0 171

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL

0 0 11

PEMBELAJARAN MODEL MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KOMPETENSI SISTEM KELISTRIKAN DAN INSTRUMEN SISWA KELAS XI TEKNIK SEPEDA MOTOR SMK DIPONEGORO DEPOK SLEMAN

1 1 14