82
melebihi laki-laki. Kesadaran akan kesetaraan gender lama kelamaan mulai dapat diterima oleh masyarakat.
b. Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Pendidik dan tenaga kependidikan sangat diperlukan dalam membantu kelancaran siswa di sekolah, baik dari proses kegiatan belajar
mengajar ataupun administrasi siswa. Pendidik merupakan aspek yang sangat penting demi terciptanya proses pembelajaran yang dinamis agar
siswa dapat memperoleh ilmu yang bermanfaat untuk bekal dimasa depan. Adapun keadaan tenaga pendidik di TK Tirtosiwi Janturan
Sleman Yogyakarta adalah sebagai berikut:
Tabel 5. Data Pendidik
No. Tingkat
Pendidikan Jumlah dan Status Gurukaryawan
Jumlah PNS
Non PNS L
P L
P 1.
S3S2 -
- -
- -
2. S1
- 1
- 2
3 3.
D-4 -
- -
- -
4. D-3Sarmud
- -
- -
- 5.
D-2 -
- -
- -
6. D-1
- -
- -
- 7.
≤ SMASederajat 1
- -
3 3
1 1
- 4
6
Sumber: Dokumen Profil TK Tirtosiwi Janturan Sleman Yogyakarta Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa jumlah keseluruhan
tenaga pendidik di TK Tirtosiwi Janturan Sleman Yogyakarta yaitu 6 orang yang yang terdiri dari 2 guru PNS dan 4 orang guru non PNS.
Jumlah untuk guru berpendidikan S1 berjumlah 3 orang dan 3 orang dalam proses S1. Latar belakang pendidikan keseluruhan guru
83
merupakan lulusan SPG TK, SPG SD, S1 PAUD yang masing-masing guru merupakan guru kelas. Terdapat 1 orang karyawanpesuruh dengan
latar belakang pendidikan SMP membantu dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah.
Gambar 4. Struktur organisasi
Sumber: Dokumen Profil TK Tirtosiwi Janturan Sleman Yogyakarta
Ketua Yayasan Rujito, S.E
Wiji Mindasih , S.Pd.Aud
Endang Murniati
Ketua Komite Djuwari Wibowo
Diah Ekawati
Kustilah, S.Pd.Aud
Kepala Sekolah Pujianah, S.Pd. Aud
Bahasa Inggris Riza
Drum band Bowo Hendra
Melukis Istri Bayu
Tari Mukti. H
Menari Endang. M
Pesuruh Sutarsih
Masyarakat Guru Kelas
Guru Ekstrakurikuler
Siswa
Jaswanto
84
c. Sarana dan Prasarana
Sumber daya manusia di sekolah sangatlah mempunyai peran penting dan utama dalam meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan,
selain sumber daya manusia diperlukan juga kelengkapan sarana dan prasarana sebagai sumber daya penunjang dalam terlaksananya kegiatan
belajar mengajar siswa juga untuk pengembangan diri siswa di sekolah. Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh TK Tirtosiwi Janturan Sleman
Yogyakarta dimulai dari ruang belajarkelas yang digunakan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar yaitu sejumlah 3 ruang dengan
jumlah siswa rata-rata terdiri dari 15 siswa. Selain ruang kelas untuk kegiatan belajar mengajar siswa, juga terdapat berbagai ruang lainnya
seperti musholla yang biasanya digunakan untuk ekstrakurikuler membaca Iqro’ dan menari.
Tabel 6. Daftar Sarana dan prasarana
No TanahGedung
Status Kepemilikan Milik
Bukan Milik Jumlah
Luas Sewa
Pinjam 1
Tanah BangunanHalaman
-
- -
105600 �
2
Kebun -
- -
- -
Lapangan -
-
- -
Lain-lain -
-
- -
2 Gedung
Ruang kelas
- -
3 -
Perpustakaan
- -
1 -
Ruang UKS
- -
1 -
Ruang Kepala TK
- -
1 -
Ruang Guru
- -
1 -
Gudang
- -
1 -
Kamar mandi WC
- -
2 -
Dapur
- -
2 -
Lain-lain -
- -
1 -
Sumber: Dokumen Profil TK Tirtosiwi Janturan Sleman Yogyakarta
85
B. Pendidikan Kesetaraan Gender Dalam Proses Pembelajaran
1. Pendidikan Kesetaraan Gender
Pentingnya pendidikan kesetaraan gender dalam setiap pembangunan berarti menempatkan kesetaraan gender sebagai kiblatnya. Pembangunan di
sini meliputi pembangunan ekonomi, sosial, budaya, pendidikan yang semuanya itu dituntut untuk menciptakan kesetaraan antara laki-laki dan
perempuan di era reformasi ini. Pendidikan kesetaraan gender merupakan suatu upaya untuk menyetarakan hak bagi perempuan dan laki-laki. Adanya
pendidikan kesetaraan gender juga berupaya agar tidak ada lagi ketimpangan gender yang terlalu menonjol bagi perempuan maupun laki-
laki. TK Tirtosiwi Janturan Sleman Yogyakarta telah menggagas adanya pendidikan kesetaraan gender jauh sebelum terbentuknya visi misi responsif
gender pada tahun 2005. Setelah adanya sosialisasi gender dari pemerintah TK Tirtosiwi Sleman Yogyakarta kemudian memasukkan unsur kesetaraan
gender di dalam visi misinya. Dengan adanya penyempurnaan visi misi tersebut sekolah berharap pendidikan kesetaraan gender menjadi bagian
yang penting dalam pendidikan sehingga dapat diaplikasikan secara langsung.
Seperti pernyataan KS: “Setelah sosialisasi gender tahun 2005 visi misi diubah dengan
menambah responsif gender, sebenarnya sebelum adanya visi misi itu sekolah sudah menerapkan pendidikan kesetaraan gender, hanya saja
kadang kita tidak sadar padahal sebenarnya sudah dipraktekkan.” KS632015