Pengertian Gender Kesetaraan Gender

19 komponen pendidik karena sifat dan fungsi yang berlainan dengan faktor pendidik, namun tetap berpengaruh kepada anak didik. Lingkungan sangat berpengaruh pada peserta didik entah itu baik atau tidak. Lingkungan dibagi menjadi 3 bagian yaitu: a. Lingkungan keluarga b. Lingkungan sekolah c. Lingkungan masyarakat Ketiganya tidak dapat dipisahkan karena saling berpengaruh terhadap perkembangan peserta didik menuju kedewasaan jasmani dan rohani. Sebagai pendidik harus selalu ingat bahwa lingkungan sangat berpengaruh terhadap peserta didik walaupun begitu pendidik tetap yang bertanggung jawab. Oleh sebab itu dekatkanlah anak didik pada lingkungan yang sebaik- baiknya dan jangan dekatkan anak pada lingkungan yang berbahaya. Meskipun faktor keturunan memang ada namun sifat tersebut juga dipengaruhi oleh lingkungannya atau tidak dalam perkembangannya. Banyak sifat-sifat seseorang terbentuk karena pengalaman-pengalaman dan pengaruh luar bukan karena faktor keturunan. Kesemuanya meninggalkan kesan dan membawa pengaruh bentuk kepada sifat hidup anak.

B. Kesetaraan Gender

1. Pengertian Gender

Secara umum gender dapat didefinisikan sebagai suatu sifat yang melekatkan pada kaum laki-laki maupun perempuan melalui konstruksi secara sosial maupun kultural Mansour Fakih, 2006: 8. Misalnya sifat 20 yang melekat pada perempuan yang dikenal lemah lembut, emosional, keibuan. Sementara laki-laki dianggap kuat, perkasa, pemimpin. Sedangkan jenis kelamin merupakan pensifatan atau pembagian dua jenis kelamin manusia yang ditentukan secara biologis yang melekat pada jenis kelamin tertentu. Sebagaimana Stoller dalam Riant Nugroho 2011: 3 mengartikan gender sebagai konstruksi sosial atau atribut yang dikenakan pada manusia yang dibangun oleh kebudayaan manusia. Sedangkan Suzannne Williams, Janet Seed, dan Adelina Mwau dalam The OXFAM Gender Training Manual, mengartikan gender sebagai berikut: “... manusia dilahirkan dan dididik sebagai bayi perempuan dan laki- laki supaya kelak menjadi anak perempuan dan laki-laki serta berlanjut sebagai perempuan dewasa dan laki-laki dewasa. Mereka dididik tentang bagaimana cara bersikap, berperilaku, berperan dan melakukan pekerjaan sepantasnya sebagai perempuan dan laki-laki dewasa. Mereka dididik bagaimana berelasi di antara mereka, sikap- sikap yang dipelajari inilah yang pada akhirnya membentuk identitas diri dan peranan gender mereka dalam masyarakat. Sementara itu, kantor Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Republik Indonesia mengartikan gender adalah peran-peran sosial yang di konstruksikan oleh masyarakat, serta tanggung jawab dan kesempatan laki- laki dan perempuan yang diharapkan masyarakat agar peran-peran sosial tersebut dapat dilakukan oleh keduanya laki-laki dan perempuan. H.T. Wilson dalam Sex and Gender mengartikan gender sebagai suatu dasar untuk menentukan perbedaan sumbangan laki-laki dan perempuan pada kebudayaan dan kehidupan kolektif yang sebagai akibatnya mereka menjadi laki-laki dan perempuan Riant Nugroho, 2011: 6. Dari beberapa pendapat 21 di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian gender adalah suatu konstruksi sosial yang merupakan perbedaan sifat laki-laki dan perempuan yang dibangun oleh kebudayaan manusia itu sendiri.

2. Pengertian Kesetaraan gender