31
guru. Dalam hal ini perlu adanya standarisasi buku ajar yang berwawasan gender. Selain itu guru akan menjadi agen perubahan yang sangat
menentukan bagi terciptanya kesetaraan gender dalam pendidikan melalui proses pembelajaran yang sensitif gender. Selain itu seluruh penulis bahan
bacaan dan penanggungjawab dalam bidang pengembangan kurikulum diberikan orientasi tentang kebijakan pendidikan yang berperspektif
kesetaraan gender. Sehingga diharapakan tidak ada lagi kurikulum dan buku-buku bacaan yang bias gender.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan kesetaraan gender adalah pendidikan yang di dalamnya memuat
nilai-nilai keadilan bagi laki-laki dan perempuan dengan memberikan kesempatan yang sama sehingga mampu mengembangkan potensi yang
dimilikinya agar mampu berkontribusi dalam pembangunan nasional.
C. Proses pembelajaran di Taman Kanak-kanak
1. Pengertian Proses Pembelajaran
Pembelajaran merupakan proses kegiatan belajar mengajar yang juga berperan dalam menentukan keberhasilan belajar siswa. Dari proses
pembelajaran itu akan terjadi sebuah kegiatan timbal balik antara guru dengan siswa menuju tujuan yang lebih baik. Untuk melakukan sebuah
proses pembelajaran, terlebih dahulu harus dipahami pengertian dari kata pembelajaran.
Istilah pembelajaran berasal dari kata belajar, yaitu usaha aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan,
32
memperbaiki perilaku, sikap, dan mengukuhkan kepribadian. Pengertian ini lebih diarahkan kepada perubahan individu seseorang, baik menyangkut
ilmu pengetahuan maupun berkaitan dengan sikap dan kepribadian dalam kehisupan sehari-hari. Melalui pembelajaran ini harapannya ilmu akan
bertambah, keterampilan meningkat, dan dapat membentuk akhlak mulia. Muhammad Fadlillah, 2014: 131. Menurut pendapat Bafadal dalam
Muhammad Fadlillah 2005: 11, pembelajaran dapat diartikan sebagai “segala usaha atau proses belajar mengajar dalam rangka terciptanya proses
belajar mengajar yang efektif dan efisien”. Sejalan dengan itu, Jogiyanto dalam Muhammad Fadlillah 2007: 12 juga berpendapat bahwa
pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang mana suatu kegiatan berasal atau berubah lewat reaksi suatu situasi yang dihadapi dan
karakteristik-karakteristik dari perubahan aktivitas tersebut tidak dapat dijelaskan
berdasarkan kecenderungan-kecenderungan
reaksi asli,
kematangan atau perubahan-perubahan sementara. Proses pembelajaran adalah proses yang di dalamnya terdapat
kegiatan interaksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan belajar
Rustaman dalam Muhammad Fadlillah, 2001: 461. Dalam proses pembelajaran, guru dan siswa merupakan dua komponen yang tidak bisa
dipisahkan. Antara dua komponen tersebut harus terjalin interaksi yang saling menunjang agar hasil belajar siswa dapat tercapai secara optimal.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa proses
33
pembelajaran adalah terjadinya interaksi antara pendidik dan peserta didik untuk dapat mencapai tujuan belajar secara edukatif dan efisien, dengan
harapan pengetahuan yang diberikan bermanfaat dalam diri siswa dan menjadi landasan belajar yang berkelanjutan, serta diharapkan adanya
perubahan-perubahan yang lebih baik.
2. Komponen Pembelajaran