∑ = jumlah varians skor tiap-tiap item
= varians total k = banyaknya item soal yang valid
1 = bilangan konstanta N = banyaknya siswa
Klasifikasi interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi reliabilitas menggunakan patokan yang dibuat oleh J.P Guilford
6
yaitu seperti pada Tabel 3.6 berikut:
Tabel 3.6 Interpretasi Koefisien Korelasi Reliabilitas
Nilai r
11
Interpretasi
r
11
≤ 0,20 0,20 r
11
≤ 0,40 0,40 r
11
≤ 0,70 0,70 r
11
≤ 0,90 0,90 r
11
≤ 1,00 Sangat rendah
Rendah Sedang
Tinggi Sangat tinggi
Dari hasil perhitungan diperoleh r
11
sebesar 0,87. Dengan demikian, koefisien reliabilitas soal tersebut tergolong tinggi. Perhitungan reliabilitas secara
lengkap dapat dilihat pada Lampiran 9 3.
Tingkat Kesukaran Pengujian tingkat kesukaran soal bertujuan untuk mengetahui apakah soal
termasuk ke dalam kategori sukar, sedang, atau mudah. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar.
Untuk menghitung tingkat kesukaran tiap butir soal berbentuk uraian menggunakan rumus:
6
Erman Suherman, Evaluasi Pembelajaran Matematika , Bandung: JICA, 2003, h. 139
j
……
7
Klasifikasi Interpretasi tingkat kesukaran soal yang digunakan yaitu seperti pada Tabel 3.7 berikut.
8
Tabel 3.7 Klasifikasi Interpretasi Tingkat Kesukaran
Berdasarkan perhitungan data hasil tes uji coba soal pada Lampiran 10, diperoleh tingkat kesukaran tiap butir soal sebagai berikut:
Tabel 3.8. Hasil Perhitungan Uji Tingkat Kesukaran
No. Soal Nilai TK
Interpretasi
1 0,67
Soal sedang 2
0.83 Soal mudah
3 0,52
Soal sedang 4
0,65 Soal sedang
6 0,58
Soal sedang 7
0,58 Soal sedang
9 0,33
Soal sedang 10a
0,73 Soal mudah
10b 0,71
Soal mudah 11
0,29 Soal sulit
4. Daya Pembeda
Pengujian daya pembeda soal bertujuan untuk mengetahui kemampuan sebuah soal untuk membedakan antara siswa yang pandai berkemampuan tinggi
dengan siswa yang bodoh berkemampuan rendah. Sebuah soal dikatakan
7
Wahidmurni, dkk. , Evaluasi Pembelajaran Kompetensi dan Praktik, Yogyakarta: Nuha Litera, 2010, Cet. I, h. 132.
8
Erman Suherman, op. cit., h. 170.
Nilai TK Interpretasi
TK = 0,00 0,00 TK
≤ 0,30 0,30 TK
≤ 0,70 0,70 TK 1,00
TK = 1,00 Soal terlalu sukar
Soal tergolong sukar Soal tergolong sedang
Soal tergolong mudah Soal terlalu mudah
memilki daya pembeda yang baik jika siswa yang pandai dapat mengerjakan soal dengan baik dan siswa yang berkemampuan kurang tidak dapat mengerjakan
dengan baik. Untuk menghitung daya pembeda tiap butir soal uraian digunakan rumus:
……………
9
Klasifikasi Interpretasi Daya Pembeda menurut Suherman
10
yaitu seperti pada Tabel 3.9 berikut :
Tabel 3.9 Klasifikasi Interpretasi Daya Pembeda
Nilai DP Interpretasi
D
p
= 0,00 0,00 D
p
≤ 0,20 0,20 D
p
≤ 0,40 0,40 D
p
≤ 0,70 0,70 D
p
≤ 1,00 Sangat jelek
Jelek Cukup
Baik Sangat Baik
Berdasarkan perhitungan data hasil tes uji coba soal pada lampiran 11, diperoleh daya pembeda tiap butir soal sebagai berikut:
Tabel 3.10. Hasil Perhitungan Uji Daya Pembeda
No. Soal Nilai DP
Interpretasi
1 0,21
Cukup 2
0,17 Jelek
3 0,23
Cukup 4
0,24 Cukup
6 0,31
Cukup 7
0,43 Baik
9 0,21
Cukup 10a
0,09 Jelek
9
Wahidmurni, dkk , op.cit, h.136
10
Erman Suherman, , op.cit., h. 161.
10b 0,11
Jelek 11
0,42 Baik
F. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini diperoleh data angket dan data tes pemahaman konsep lingkaran siswa. Analisis kedua data tersebut yaitu:
1. Data Angket Kelas Eksperimen
Dalam menganalisis hasil angket data kualitatif ditransfer ke dalam skala kuantitatif menurut skala likert seperti pada tabel 3.11 berikut
11
:
Tabel 3.11 Skala Penilaian Angket
Alternatif Jawaban Bobot Penilaian Pernyataan
Positif Negatif
Sangat Tidak Setuju STS 1
5 Tidak Setuju TS
2 4
Setuju S 4
2 Sangat Setuju SS
5 1
Langkah-langkah dalam menganalisis angket siswa yaitu: Untuk mengetahui banyaknya siswa yang merespon positif atau negatif
terhadap penggunaan media pembelajaran CD interaktif dalam pembelajaran matematika pada materi lingkaran yaitu:
a. Memberian skor pada setiap item pernyataan, kemudian menentukan rata-rata
dari tiap siswa b.
Membandingkan skor rata-rata siswa dengan skor alternatif jawaban netral 3, dengan kriteria:
1 Jika rata-rata skornya 3, maka siswa tersebut memiliki respon negatif
2 Jika rata-rata skornya 3, maka siswa tersebut memiliki respon positif
Adapun untuk mengetahui persentase respon siswa yaitu: a.
Data yang diperoleh dipersentasikan dengan menggunakan rumus :
11
Ruseffendi, op.cit., h. 135.
P = Keterangan :
P = persentase jawaban f = frekuensi respon positif, negatif
n = banyak responden b.
Menginterpretasikan data dengan menggunakan kriteria persentase angket menurut Hendro
12
seperti pada tabel 3.12 berikut:
Tabel 3.12 Interpretasi Persentase Angket
2. Data pemahaman konsep lingkaran siswa
Data pemahaman konsep lingkaran siswa di peroleh dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Setelah data diperoleh selanjutnya dilakukan
analisis data, yaitu analisis deskriptif dan analisis inferensial. Analisis deskriptif digunakan untuk mengungkapkan keadaan atau karakteristik data hasil tes yang
berasal dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Analisis tersebut dilakukan dengan menggunakan teknik statistik deskriptif yang meliputi: tabel distribusi
frekuensi, grafik, ukuran pemusatan rata-rata, median dan modus dan ukuran penyebaran rentang, standar deviasi, koefisiens varians, kemiringanskewness,
dan ketajamancurtosis sedangkan analisis inferensial dilakukan untuk menarik
12
Agnia Anggraeni, “Penerapan Model Pembelajaran Generatif untuk Meningkatkan
Kemampuan Penalaran Matematis Siswa SMP ”, Skripsi Bandung: FMIPA UPI Bandung, 2011,
h. 35.
Besar Persentase Interpretasi
Tak seorangpun 0 P 25
sebagian kecil 25 ≤ P 50
hampir setengahnya 50
setengahnya 50 ≤ P 75
Sebagian besar 75 ≤ P 100
Pada umumnya 100
seluruhnya
kesimpulan dan menggeneralisasikan populasi berdasarkan hasil pengujian hipotesis dari data tes
Langkah-langkah pengujian hipotesis adalah sebagai berikut: a.
Uji Prasyarat Uji prasyarat dilakukan untuk menentukan jenis statistik uji yang akan
digunakan, uji tersebut meliputi uji normalitas dan uji homogenitas 1
Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data hasil tes pada
kedua sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. pengujian normalitas pada penelitian ini menggunakan uji Chi-Square
2
Langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut: a
perumusan hipotesis H
: data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal H
1
: data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal b
menentukan taraf signifikansi c
menghitung
dengan rumus:
k 1
i 2
e e
o
f f
f
Keterangan:
2
: statistik uji Chi-Square
o
f : frekuensi pengamatan ke-i
e
f : frekuensi harapan ke-i
d menentukan
tabel 2
,
tabel 2
=
3 ;
1 2
k
, dengan k: banyaknya kelas interval e
kriteria pengujian: Jika
≤
, maka H diterima dan
, maka H
ditolak f
kesimpulan Jika H
diterima, berarti data berasal dari populasi yang berdistribusi normal
Jika H ditolak, berarti data berasal dari populasi yang berdistribusi tidak
normal.
13
2 Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data hasil tes pada kedua sampel berasal dari populasi yang mempunyai varians yang sama
homogen atau tidak. Pengujian homogenitas menggunakan Uji Fisher F, yaitu statistik uji yang digunakan untuk menguji homogenitas dua buah variabel
independent tidak saling mempengaruhi
14
, dalam hal ini data tes kelas eksperimen dan kelas kontrol
Langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut a
perumusan hipotesis : varians distribusi populasi kedua kelompok homogen
: varians distribusi populasi kedua kelompok tidak homogen Keterangan:
b Menentukan taraf signifikansi
c Menghitung nilai
dengan rumus :
d Menentukan
,
, n = banyaknya data sampel
e kriteria pengujian:
Jika F
hitung
≤ F
tabel
, maka H diterima dan jika F
hitung
F
tabel
, maka H ditolak
f kesimpulan
Jika H diterima, berarti varians distribusi populasi kedua kelompok homogen
13
Kadir, Statistika untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial, Jakarta: Rosemata Sampurna, 2010 , h. 111
14
Ibid.,h. 118