berkurangnya perhatian. Hal ini secara potensial membahayakan jika tenaga kerja gagal untuk bertindak tepat dalam keadaan darurat.
Masa lama tidak adanya aktivitas, yang mungkin merupakan ciri dari pekerjaannya sehingga memerlukan rancangan ulang, merupakan
suatu alasan yang yang tepat dari peningkatan kecemasan, depresi dan ketidakpuasan kerja. George Everly dan Daniel Girdano 1980, dua
orang ahli dari Amerika memperkenalkan istilah deprivational stres untuk menjelaskan kondisi pekerjaan yang tidak lagi menantang, atau
tidak lagi menarik bagi karyawan. Biasanya keluhan yang muncul adalah kebosanan, ketidakpuasan, atau pekerjaan tersebut kurang mengandung
unsur sosial kurangnya komunikasi sosial. Menurut hasil penelitian Vinallia 2009, diketahui bahwa
terdapat hubungan yang bermakna antara rutinitas dengan stres kerja pada pekerja di bagian Weaving PT. Unitex dengan p value sebesar
0,003.
4. Kebisingan
Kondisi kerja yang buruk berpotensi menjadi penyebab karyawan mudah jatuh sakit, mudah stres, sulit berkonsentrasi dan menurunnya
produktivitas kerja. Bayangkan saja, jika ruangan kerja tidak nyaman, panas, sirkulasi udara kurang memadai, ruangan kerja terlalu padat,
lingkungan kerja kurang bersih, berisik, tentu besar pengaruhnya pada kenyamanan kerja karyawan.
Kondisi fisik kerja mempunyai pengaruh terhadap kondisi faal dan psikologis diri seorang tenaga kerja. Salah satu kondisi fisik dalam
pekerjaan yang merupakan pembangkit stres di dalam suatu pekerjaan adalah kebisingan.
Suara bising selain dapat menimbulkan gangguan sementara atau tetap pada alat pendengaran kita, juga dapat merupakan sumber stres
yang menyebabkan peningkatan dari kesiagaan dan ketidakseimbangan psikologis kita. Paparan exposure terhadap bising berkaitan dengan
rasa lelah, sakit kepala, lekas tersinggung, dan ketidakmampuan untuk berkonsentrasi. Akibat paparan terhadap bising dalam bentuk perilaku,
misalnya penurunan unjuk-kerja produktivitas, terjadinya kecelakaan, penurunan perilaku membantu, bersikap lebih negatif terhadap orang
lain, rasa bermusuhan yang lebih terbuka dan agresi terbuka. Bising dalam kesehatan kerja, bising diartikan sebagai suara yang
dapat menurunkan pendengaran baik secara kuantitatif peningkatan ambang pendengaran maupun kualitatif penyempitan spektrum
pendengaran, berkaitan dengan faktor intensitas, frekuensi, durasi dan pola waktu. Kebisingan adalah bunyi atau suara yang tidak dikehendaki
dan dapat mengganggu kesehatan, kenyamanan serta dapat menimbulkan ketulian Buchori, 2007 dalam Nadhiroh, 2011
Suara di tempat kerja berubah menjadi salah satu bahaya kerja occupational hazard saat keberadaannya dirasakan mengganggu atau
tidak diinginkan Tigor, 2009 dalam Nadhiroh, 2011 secara : 1 Fisik menyakitkan telinga pekerja
2 Psikis mengganggu konsentrasi dan kelancaran komunikasi Hasil penelitian Airmayanti 2009, menunjukkan adanya
hubungan yang bermakna antara kebisingan dengan stres kerja dengan p value 0,005 dan diperoleh OR sebesar 3.429, artinya responden yang
menyatakan kebisingan mengganggu memiliki peluang 3,429 kali untuk mengalami stres kerja berat dibandingkan dengan responden yang
menyatakan tidak mengganggu.
2.4.2. Peran Individu dalam Organisasi