pekerjaan, kurang memiliki kepercayaan diri, rasa diri tidak berguna, rasa harga diri yang menurun, depresi, motivasi rendah untuk bekerja,
peningkatan tekanan darah dan detak nadi, dan kecenderungan untuk meninggalkan pekerjaan.
2.4.3. Pengembangan Karier
1. Promosi Kerja
Setiap orang pasti punya harapan-harapan ketika mulai bekerja di suatu perusahaan atau organisasi. Bayangan akan kesuksesan karier,
menjadi fokus perhatian dan penantian dari hari ke hari. Namun pada kenyataannya, impian dan cita-cita mereka untuk mencapai prestasi dan
karier yang baik seringkali tidak terlaksana. Alasannya bisa bermacam- macam seperti ketidakjelasan sistem pengembangan karier dan penilaian
prestasi kerja, budaya nepotisme dalam manajemen perusahaan, atau karena sudah mentok alias tidak ada kesempatan lagi untuk naik
jabatan.
Everly dan Girdano dalam Munandar 2006 menganggap bahwa untuk menghasilkan kepuasan pekerjaan dan mencegah timbulnya
frustasi pada para tenaga kerja yang merupakan bentuk reaksi terhadap stres, perlu diperhatikan tiga unsur yang penting dalam pengembangan
karier, yaitu:
Peluang menggunakan keterampilan jabatan sepenuhnya,
Peluang mengembangkan keterampilan baru Penyuluhan karier untuk memudahkan keputusan-keputusan yang
menyangkut karier Pengembangan karier merupakan pembangkit stres potensial yang
mencakup ketidakpastian pekerjaan, promosi berlebih, dan promosi yang kurang.
1. Job Insecurity
Perubahan-perubahan lingkungan menimbulkan masalah baru yang dapat mempunyai dampak pada perusahaan. Reorganisasi
dirasakan perlu untuk dapat mcnghadapi perubahan lingkungan dengan lebih baik. Sebagai akibatnya ialah adanya pekerjaan lama yang
hilang dan adanya pekerjaan yang baru. Dapat terjadi bahwa pckerjaan yang baru memerlukan ketrampilan yang baru. Setiap reorganisasi
menimbulkan ketidakpastian pekerjaan, yang merupakan sumber stres
yang potensial. 2.
Over dan Under-promotion
Setiap organisasi industri mempunyai proses pertumbuhan masing-masing. Ada yang tumbuhnya cepat dan ada yang lambat, ada
pula yang tidak tumbuh atau setelah tumbuh besar mengalami penurunan, organisasi menjadi lebih kecil. Pola pertumbuhan
organisasi industri berbeda-beda. Salah satu akibat dari proses pertumbuhan ini ialah tidak adanya kesinambungan dari mobilitas
vertical dari para tenaga kerjanya. Peluang dan kecepatan promosi
tidak sama setiap saat.
Peluang yang kecil untuk promosi, baik karena keadaan tidak mengijinkan maupun karena mungkin ‘dilupakan’, dapat merupakan
pembangkit stres bagi tenaga kerja yang tidak memiliki aspirasi karier. Perilaku yang mengganggu, semangat kerja yang rendah dan hubungan
antarpribadi yang bermutu rendah, berkaitan dengan stres dari kesenjangan yang dirasakan antara kedudukannya sekarang di
organisasi dengan kedudukan yang diharapkan. Sedangkan stres yang timbul karena over-promotion memberikan kondisi beban kerja yang
berlebihan serta adanya tuntutan pengetahuan dan ketrampilan yang
tidak sesuai dengan bakatnya.
Promosi sendiri dapat merupakan sumber stres, jika peristiwa tersebut dirasakan sebagai perubahan drastis yang mendadak, misalnya
jika tenaga kerjanya kurang dipersiapkan untuk promosi. Everly dan Girdano dalam Munandar 2006 mengajukan tiga faktor yang
menyebabkan promosi dirasakan sebagai stres, yaitu:
Perubahan-perubahan nyata dari fungsi pekerjaan, misalnya menjadi fungsi pemantau;
Penambahan tanggung jawab terhadap manusia, produksi dan uang;
Perubahan dalam peran sosial yang ‘menemani’ promosinya, misalnya menjadi ketua dari berbagai macam panitia, mewakili
menjadi anggota dari delegasi organisasi dalam negosiasi dengan pihak-pihak lain.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Aulya 2013, pada 65 responden yang dilakukan penelitian, tingkat stres kerja lebih
banyak dialami oleh responden yang tidak puas atas promosi yang berlaku di perusahaan, hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada
hubungan yang bermakna antara promosi kerja dengan stres kerja.
2. Kepuasan Gaji