Beban Kerja Faktor-faktor Intrinsik dalam Pekerjaan

2.4. Pembangkit Stres Stressors

Setiap aspek di pekerjaan dapat menjadi pembangkit stres. Tenaga kerja dalam interaksinya di pekerjaan, dipengaruhi pula oleh hasil interaksinya di tempat lain, di rumah, di sekolah, di perkumpulan dan sebagainya. Faktor-faktor di pekerjaan yang berdasarkan penelitian dapat menimbulkan stres dapat dikelompokkan ke dalam lima katergori besar, yaitu faktor-faktor intrinsik dalam pekerjaan, peran dalam organisasi, pengembangan karier, hubungan dalam pekerjaan, serta struktur dan iklim organisasi Hurrell, dkk. 1988.

2.4.1. Faktor-faktor Intrinsik dalam Pekerjaan

1. Beban Kerja

Salah satu yang menjadi faktor seorang pekerja mengalami stres adalah akibat dari beban kerja. Menurut Munandar 2006 beban kerja berlebih dan beban kerja terlalu sedikit merupakan pembangkit stres. Beban kerja dibedakan lebih lanjut ke dalam beban kerja berlebih terlalu sedikit ‘kuantitatif’, yang timbul sebagai akibat dari tugas-tugas yang terlalu banyak sedikit diberikan kepada tenaga kerja untuk diselesaikan dalam waktu tertentu, dan beban kerja berlebih terlalu sedikit ‘kualitatif’, yaitu jika orang merasa tidak mampu untuk melakukan suatu tugas, atau tugas tidak menggunakan keterampilan dan atau potensi dari tenaga kerja. Banyaknya tugas tidak selalu menjadi penyebab stres, akan menjadi sumber stres bila banyaknya tugas tidak sebanding dengan kemampuan baik fisik maupun keahlian dan waktu yang tersedia bagi karyawan. Bentuk lain yang merupakan pembangkit stres adalah adanya fluktuasi dalam beban kerja. Untuk jangka waktu tertentu bebannya sangat ringan, tetapi untuk saat-saat lain bebannya malah berlebihan. Faktor waktu juga perlu dipertimbangkan, makin singkat waktu yang diberikan dalam proses pengambilang keputusan suatu pekerjaan, makin dirasakan desakan waktu, maka akan semakin besar stresnya. Waktu merupakan salah satu ukutan efisiensi. Pedoman yang banyak didengar adalah “Cepat dan Selamat”. Atas dasar ini orang sering harus bekerja berkejaran dengan waktu. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Aulya 2013 pada Polisi Lalu Lintas di Polres Metro Jakarta Pusat, menyatakan bahwa tingkat stres kerja berat lebih banyak dialami oleh responden dengan beban kerja berat. Sehingga terdapat hubungan yang bermakna antara beban kerja dengan stres kerja dengan p value 0,030. Namun menurut Desy 2002, berdasarkan penelitian yang dilakukan PT. Unilever Indonesia Tbk. diketahui bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat beban kerja dengan stres kerja.

2. Waktu Kerja