Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori Cooper yang mengatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi stres kerja adalah umur
Munandar, 2006. Dikarenakan ada beberapa jenis pekerjaan yang sangat berpengaruh dengan umur, terutama yang berhubungan dengan sistem indera
dan kekuatan fisik. Biasanya pekerja yang memiliki umur yang lebih muda memiliki penglihatan yang dan pendengaran yang lebih tajam, gerakan yang
lebih lincah dan daya tahan tubuh yang kuat. Namun, untuk beberapa jenis pekerjaan lain, faktor umur yang lebih tua biasanya memiliki pengalaman
dan pemahaman bekerja yang lebih banyak, sehingga pada jenis pekerjaan tertentu umur dapat menjadi kendala dan dapat memicu terjadinya stres
Munandar, 2006.
b. Hubungan antara Pendidikan dengan Stres Kerja
Baik disadari atau tidak, pendidikan mempunyai pengaruh dalam stres kerja. Hal ini disebabkan seorang pekerja harus memiliki kualifikasi sebagai
gambaran keserasian seseorang dengan pekerjaan dan lingkungan kerjanya yang secara internal dipengaruhi oleh kemampuan, pengalaman, pendidikan
dan pengetahuan yang dimiliki Effendi, 2003.
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.4, diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat pendidikan SMA yaitu sebesar 82,3.
Dari hasil analisis bivariat yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara penddidikan dengan stres kerja pada
pekerja Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran
PKP-PK di Bandar Udara Soekarno-Hatta Jakarta. Dari seluruh pekerja yang tingkat pendidikannya SMA dan mengalami stres kerja berat
prosentasenya sebesar 25,3, lalu yang tingkat pendidikannya D3 tidak ada yang mengalami stres kerja berat dan pekerja dengan tingkat pendidikan S1
yang mengalami stres kerja berat sebesar 10,0. Hasil yang diperoleh menunjukkan ketiadaksesuaian dengan teori yang
ada bahwa tingkat pendidikan mempengaruhi kejadian stres kerja. Pekerja dengan tingkat pendidikan rendah tidak selalu mengalami stres kerja dan
pekerja yang mempunyai pendidikan tinggi pun tidak bisa dipastikan bahwa mereka akan terbebas dari kemungkinan mengalami stres kerja. Dari hasil
uji statistik diperoleh hasil p value 0,075 yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan para pekerja dengan
stres kerja
c. Hubungan antara Masa Kerja dengan Stres Kerja
Masa kerja mempunyai potensial untuk terjadinya stres kerja. Baik masa kerja yang sebentar ataupun lama dapat memicu terjadinya stres kerja serta
diperberat dengan adanya beban kerja yang besar Munandar, 2006.
Berdasarkan penelitian pada tabel 5.4, diketahui bahwa sebagian besar responden
memiliki masa kerja ≥ 12 tahun yaitu sebesar 58,3. Dari hasil analisis bivariat yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa tidak ada
hubungan yang bermakna antara masa kerja dengan stres kerja pada pekerja
Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran PKP-PK di Bandar Udara Soekarno-Hatta Jakarta.
Seperti teori yang diungkapkan oleh Cook 1997 yang dikutip dalam Utami 2009 bahwa stres dapat dipacu oleh buruknya hubungan antara
sesama pekerja. Apabila hubungan antar sesama pekerja telah dibangun dengan baik, maka masa kerja lama ataupun sebentar tidak menjadi masalah
meskipun bagi pekerja yang masa kerjanya lebih singkat tentu punya beban sedikit lebih besar karena harus beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan
lingkungan kerjanya. Upaya yang mungkin dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya stres
kerja sebagai akibat dari masa kerja yang sebentar atau lama adalah dengan menciptakan kondisi lingkungan kerja yang nyaman serta meningkatkan
hubungan dalam pekerjaan agar lebih baik lagi dapat mengurangi tingkat kejenuhan akibat masa kerja yang relatif lama. Selain itu program rotasi
pekerja juga dapat mengurangi kemungkinan terjadinya stres kerja karena lingkungan yang baru akan menimbulkan semangat baru serta tantangan
baru dalam bekerja.
d. Hubungan antara Status Pernikahan dengan Stres Kerja