disiplin ilmu dan tenaga-tenaga profesional untuk mencapai tujuan dari proses rehabilitasi tersebut.
94
Pelayanan yang dilakuakn di RPSA dimulai datangnya klien ke RPSA baik datang sendir, rujukan LSMKepolisian serta masyarakat. Pelayanan yang
diberikan pertama kalinya adalah pertolongan dan perlindungan yang diamana anak yang mengalami KDRT butuh perlindungan. Kemudian pelayanan
selanjutnya adalah memeberikan kebutuhan dan bahan pokok yang diberikan kepada anak tersebut.
Rumah Perlindungan Sosial Anak menyelenggarakan pelayanan berupa aktifitas-aktifitas alternatif yang membantu klien dalam mengatasi permasalahan
yang dihadapi. Aktivitas tersebut adalah koseling, terapi dan pelatihan untuk meningkatlan daya intelektualnya.
c. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia di RPSA sangat baik dan pekerja keras serta setia dalam penanganan anak korban KDRT. Mulai dari pertolongan hingga terminasi.
Sumber daya manusia disini terdiri dari perbagi ilmu ada yang berasalkan studynya bidang psikolog, kesejahteraan sosia dan SMK Kesejahtraan Sosial.
Sumber daya manusia di RPSA semuanya hampir memiliki kreatifitas kegiatan yang unik dan edukatif sehingga dengan seperti ini anak betah dan pulih.
94
Carolina Nitimihardjo, “Rehabilitasi Sosial, dalam Isu-isu Tematik Pembangunan Sosial Konsepsi dan Strategi
”, Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Sosial RI, 2004., h. 165.
.
Jadi, secara pengamatan peneliti bahwa selama di beberapa kegiatan yang peneliti telusuri baik dari segi program dan SDM yang ada sudah sesuai jadwal
dan pelaksanaannya kepada anak. d.
Fasilitas Penunjang Dalam proses rehabilitasi di Rumah Perlindungan Sosial Anak dari
pendukung rehabilitasiny secara pengamatan peneliti sangat memuaskan walaupun kekurangan itu masih ada. Tetapi dalam kegiatan proses rehabilitasi
disini selalu mendudukung baik dari fasilitas yang sangat baik begitujuga kegiatan yang terarah untuk anak.
Fasilitas yang dimiliki Rumah Perlindungan Sosial Anak berupa asrama penginapan dan segala perlengkapan, tempat olah raga, dan taman. Untuk rumah
sakit RPSA bekerja sama dengan Rumah Sakit Polri Suskamto Kramat Jati Jakarta Timur sedangkan kalau sekolah dan tempat khursus bekerja sama dengan
PSBR dan SDC. ”Yaa....alhamdulillah sih kak, selama tinggal disini saya dalam keadaan
nyaman-nyaman saja baik dari tempat tinggal, teman-teman, kegiatanya dan ibu pengasuh yang bekerja disini.”
95
B. ANALISIS REHABILITASI MENTAL DI RPSA 1.
Analisis Proses Pelaksanaan Rehabilitasi Mental Korban Perlakuan Salah Pada Anak.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan peneliti dengan pekerja sosial, psikolog, pendamping, dan klien maka dapat dianalisa
95
Wawancara pribadi dengan Klien S. Jakarta, 1 Juni 2009.
mengenai proses pelaksanaan rehabilitasi mental korban kekerasan dalam rumah tangga terhadap anak yang merupakan hasil dari analisis anatara teori rehabilitasi
mental korban kekerasan terhadap anak dan temuan lapangan. maka penulis akan menguraikan analisis proses pelaksanaan rehabilitasi mental anak yang
mengalami kekerasan di Rumah Perlindungan Sosial Anak.
a. Pertolongan Korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga
1
Identifikasi
Identifikasi pada dasarnya adalah penelahaan awal terhadap masalah mengenai masalah perlakuan kekerasan yang di alaminya oleh klien.
96
Dari hasil pengamatan penelitian bahwa di Rumah Perlindungan Sosial Anak menjalankan
identifikasi kepada korban. Pada pelaksanaan indentifikasi ini dilihat pada kondisi klien dan waktu dimana pada pelaksanaan ini berlangsung dan juga dilihat pada
perkembangan prilakunya. Proses ini dilakukan untuk mengetahui secara detail dan rinci permasalahan yang dihadapi.
Tidak semua klien disini di identifikasi bila ada klien yang datang ke Rumah Perlindungan Sosial Anak dari rujukan LSM atau instansi kepemerintahan
lainnya awal klien berada dan RPSA hanya membutuhkan data yang sudah ada dari awal sampai pendataan atau catan prilaku pada sampai saat ini atau akan
dirujuk ke RPSA, identifikasi klien bila mana klien ini datang sendiri, dari kepolisisan, keluarga, dan masyarakat maka di Rumah Perlindungan Sosial akan
mengidentifikasi klien tersebut dengan ada tahapan waktu dan kondisi klien yang
96
Suharto, Edi Ph.d,”Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat”, Bandung : 2005, Rafika Adi Tama., h.165
tepat, jadi pada tahapan identifikasi di RPSA peneliti tidak menemukan indentifikasi secara langsung di dalam ruangan isolasi.
Identifikasi di RPSA beberapa pelayanan diantaranya identifikasi medis dalam identifikasi medis klien akan di cek kesehatan baik fisik dan spikis hal ini
dilakukan di lakukan dengan Puskesmas atau Rumah sakit POLRI Kramat Jati Jakarta Timur. Dalam pemeriksaan kesehatan dan spikis bisa dilakukan rawat inap
dan berobat jalan hal ini tergantung kondisi klien dan keterangan dokter serta spikiater. Dalam segi pedanaan adalah dari RPSA atau pemerintaha DEPSOS
”Identifikasi yang dilakukan di RPSA adalah memberikan pelayanan kepada pemeriksaan klien dari segi fisik dan psikis yang dialami oleh
korban kekerasan serta masalah-masalah yang dialaminya. Identifikasi ini dilakukan oleh dokter, psikiater, psikolog.”
97
2 Investigasi
Invertigasi adalah berupa penyelidikan kasus yang dilaporkan. Pekerja sosial dapat melakukan kunjungan ke rumah, wawancara dengan anak atau
dengan orang yang diduga sebagai pelaku mengenai tuduhan yang dilaporkan.
98
Dalam pengamatan di RPSA bahwa investigasi yang di alami klien kepada korban tetap ada tetapi ini bekerja sama dengan pihak kepolisisan. Rumah
Perlindungan Sosial Anak melayani perlindungan sementara dan masalah investigasi pekerja sosial di RPSA dapat melakukan kunjungan ke rumah,
wawancara dengan anak klien atau pelaku. Tetapi dilakukannya secara bertahap mencari kondisi dan waktu yang tepat.
97
Wawancara pribadi dengan Hasrifah Musa, SST. Jakarta, 2 Juni 2009.
98
Suharto, Edi Ph.d,”Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat”, Bandung : 2005, Rafika Adi Tama., h.165