Teknik Analisis Data METODOLOGI PENELITIAN

pelaksanaan program kegiatan dan peningkatan pemulihan mental serta keberfungsian sosial. b Mereduksi data, dengan melakukan abstraksi atau merangkum inti, proses dan pernyataan-pernyataan penting. Mereduksi data berarti penulis merangkum atau memilih hal-hal yang yang penting yang berkaitan dengan program kegiatan peningkatan interaksi sosial. c Menyusun data yang ditemukan dan kemudian dikategorisasikan. d Penafsiran data, hal ini dilakukan dengan menginterpretasikan data dan dengan teori atau konsep yang telah ada. Dari hasil analisis tersebut, akan didapatkan jawaban atas pertanyaan penelitian ini dan mampu memberikan rekomendasi-rekomendasi yang bisa dijadikan alternatif dalam melaksanakan program kegiatan di RPSA.

I. Teknik Keabsahan Data

1. Kredibilitas derajat kepercayaan dengan teknik tringulasi yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. 73 Hal itu dapat dicapai dengan jalan. a Membandingkan keadaan dan perpektif seseorang dengan berbagai endapat orang lain dengan ini penelitian membandingkan jawaban yang diberikan oleh psikolog, pekerja sosial, pengasuh, dan klien mengenai pelaksanaan rehabilitasi mental anak. 73 Lexy. J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 2000, cet. Ke-3, h. 330 b Membandingkan hasil wawancara dengan data temuan yang berkaitan. 2. Ketekunan atau keajegan pengamatan. Ketekunan pengamatan yakni menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan yang dicari kemudian memusatkan diri pada hl-hal secara rinci. 74 Maksudnya peneliti hanya memusatkan dan mencari jawaban sesuai dengan perumusan masalah. 3. Auditori Auditing yaitu proses pemeriksaan hasil penelitian yang dilaksanakan oleh pembimbing dan staf penelitian. Tujuan dari audit ini adalah untuk memeriksa kebergantungan dan responsif data.

J. Teknik Penulisan Data

Adapun teknik penulisan dan transliterasi yang digunakan berpedoman pada buku Pedoman Penulian Karya Ilmiah Skripsi, Tesis dan Disertasi yang disusun oleh Tim UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, diterbitkan oleh UIN Jakarta Press. 2007. cet. Ke 2. 74 Lexy. J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 2000, cet. Ke-3, h. 239.

BAB IV GAMBARAN LEMBAGA DAN ANALISIS REHABILITASI MENTAL

ANAK KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DI RPSA

A. GAMBARAN UMUM RPSA BAMBU APUS JAKARTA TIMUR 1.

Latar Belakang Pendirian RPSA 75 Rumah Perlindungan Sosial Anak RPSA Bambu Apus ini mulai beroperasi pada tanggal 15 Oktober tahun 2004 yang berlokasi di kompleks pelayanan sosial anak Kelurahan Bambu Apus Kecamatan Cipayung Jakarta Timur. Rumah Perlindungan Sosial Anak RPSA Bambu Apus merupakan salah satu wujud pelaksanaan mandat Departemen Sosial Berdasarkan Surat Keputusan Bersama SKB 3 Menteri : Menteri Sosial, Menteri Kesehatan dan Kepolisian RI. Berdasarkan SKB tersebut Departemen Sosial memperoleh mandate untuk memfasilitasi penyediaan Rumah Perlindungan protection home. Pusat Trauma trauma centre dan Pusat Pemulihan recovery centry bagi korban tindak kekerasanperlakuan salah abuse, anak-anak yang membutuhkan perlindungan karena jiwa-raganya terancam karena terlibat atau menjadi saksi dalam kegiatan terlarangpelanggaran hukum, anak korban trafficking perdagangan anak yang mengalami eksploitasi fisik, psikis, ekonomi dan seksual serta anak korban konflik bersenjata, korban kerusuhan, korban Bencana, orang tua yang dipenjara, 75 _________, ”Pedoman Penyelenggaraan Rumah Perlindungan Sosial Anak”, Direktorat Pelayanan Sosial Anak. DEPSOS RI., h. 1-5 orang tua yang meninggal dunia secara tragis serta anak terpisah separated children . RPSA melindungi anak dari berbagai bentuk eksploitasi dan diskriminasi dan secara khusus menempatkan anak klien dalam rumah aman, memberikan layanan untuk anak yang membutuhkan perlindungan, pemulihan dan perbaikan terhadap kondisi trauma dan stress yang dialaminya, menjaga kerahasiaan, tidak melakukan publikasi terhadap anak, keluarga dan kerabatnya demi keselamatan, perlindungan dan harga diri anak klien. RPSA berpedoman pada prinsip kepentingan terbaik anak, menghargai pandangan anak, dan menjamin perpenuhinya hak-hak anak akan hak hidup, tumbuh kembang, partisipasi serta perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Rumah Perlindungan Sosial Anak RPSA Jakarta sebagai pusat trauma Centre pusat pemulihan diperuntukan bagi anak-anak yang membutuhkan perlindungan khusus, yaitu anak yang mengalami korban kekerasan. 76

2. Visi dan Misi

77 Visi RPSA Bambu Apus adalah “Menjadi salah satu pusat perlindungan, pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi anak yang membutuhkan perlindungan khusus yang dapat menjadi contoh bagi lembaga sejenis di Indonesia dan Asia Tenggara tahun 2020”. 76 Hasfirah, Sejarah Rumah Perlindungan Sosial Ana ., h.1. 77 _________, ”Pedoman Penyelenggaraan Rumah Perlindungan Sosial Anak”, Direktorat Pelayanan Sosial Anak. DEPSOS RI, h. 1-5