Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

terjadi di rumah. Bentuk kekerasan yag dilakukan di rumah bisa kekerasan fisik atau kekerasan psikis yang tidak disadari oleh pelakunya. 6 Menurutnya dari data Komnas anak bahwa 80 pelaku kekerasan adalah ibu korban sendiri hal ini bukan karena ibunya jahat, tetapi karena paradigmanya yang salah. Secara kebetulan, kaum ibu itu lebih banyak tinggal di rumah. Karena lebih banyak tinggal di rumah, boleh jadi seorang ibu itu mengalami stres akibat berbagai persoalan keluarga, baik itu karena ada impitan ekonomi keluarga ataupun kekerasan yang dilakukan suami. Boleh jadi, karena tekanan tersebut, seorang ibu yang menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga, menjadi cepat marah. Tanpa disadari, mereka meluapkan kemarahannya kepada anak, baik itu dengan membentak, mengatai anaknya dengan kata-kata kasar, seperti bodoh, ataupun menjewer. Padahal, semua itu merupakan bentuk kekerasan terhadap anak. Pada hakikatnya karakteristik pelaku penganiayaan adalah orang dewasa yang mengalami stress akibat tidak mempunyai pekerjaan, masalah perkawinan, atau kemunduran dalam perkembangan pribadi. Yang melantar belakangi terjadinya kekerasan dalam rumah tangga terhadap anak yang dilakukan di lingkungan keluarga dari hasil riset penelitian UNICEF diatas adalah karena ada beberapa faktor yang melatarbelakanginya. Diantara faktor tersebut antara lain adalah akibat orang tua yang dibesarkan dalam kekerasan sehingga cenderung mereka meniru pola asuh yang telah mereka dapatkan sebelumnya, stres dan kemiskinan, isolasi sosial, tidak adanya dukungan, lingkungan yang mengalami 6 Makalah Seminar Program Perlindungan Anak Indonesia. Oleh Badan Pemberdayaan dan Keluarga Berencana BPMKB. Kota Malang krisis ekonomi, tidak bekerja pengangguran, kurangnya pengetahuan tentang pendidikan anak serta minimnya pengetahuan agama orang tua. Dari perpektif Islam bahwa kekerasan terhadap anak adalah sebagai bentuk pelanggaran amanah. Islam memandang anak merupakan amanah Allah untuk diasuh, di didik, dan di bimbing menjadi anak yang shaleh dan shalehah. Sebagaimana Firman Allah Swt dalam QS: Al-An’am140: 7  +, - .0 1 2+3 4 5 6 78 9:, ;= . ? AB D EF GH . IBKL Artinya: “Sesungguhnya rugilah orang yang membunuh anak-anak mereka, karena kebodohan dan tidak mengetahui dan mereka mengharamkan apa yang Allah telah berikan pada mereka dengan semata-mata mengada-adakan terhadap Allah. Sesungguhnya mereka telah sesat dan tidaklah mereka mendapat petunjuk.” Namun apa yang akan terjadi bila anak harus menderita atau menerima karena perlakuan kekerasan. Apalagi jika anak tersebut dilahirkan dengan takdir dan kondisi keluarga yang dari segi perekonomian yang tidak memadai atau miskin. Oleh karena itu, bisa kemungkinan akan menjadi polemik dalam keluarga dengan kehidupan yang tidak sehat, bisa jadi permasalahan tersebut akan menuju sasaran pada anak bila orang tua tersebut banyak memikul permasalahan yang ada. Dan bagaimana pula keadaan kondisi anak ini bila terjadi kekerasan oleh orang terdekat maka dari segi psikologis dan fisik akan terluka yang lebih 7 Al-Quran Terjemah, Al-Hikmah Bandung: CV. Penerbit Diponogoro, 2007., h. 146. terparahnya yaitu psikologi karena psikologi atau kejiwaan akan selalu ingat dan tersimpan di memori jiwa seorang tersebut sedangkan fisik bisa saja dilupakan dan disembuhkan. Oleh karena itu bagaimana upaya yang akan dilakukan oleh masyarakat dalam menghindari perlakuan kekerasan dan bagaimana pula dalam penyembuhan atau pemulihan sutau trauma atau psikologis pada anak. Faktor-faktor penyebab timbulnya kekerasan terhadap anak yang telah dipaparkan sebelumnya, tidak dapat dijadikan sebagai suatu alasan untuk melakukan tindakan kekerasan terhadap anak, ia harus mendapat perlindungan. Oleh karena itu peran serta masyarakat sangat dibutuhkan untuk meminimalkan terjadinya kekerasan dalam rumah tangga seperti yang sudah di undang-undang pada pasal 15 UU nomor 23 tahun 2004 tentang kekerasan dalam rumah tangga dan pasal 20 UU Anak dimana negara, pemerintah, masyarakat, keluarga, dan orang tua berkewajiban serta bertanggung jawab dalam penyelenggaraan perlindungan anak. Dalam permasalahan ini Departemen Sosial RI berkewajiban untuk melindungi dan mencegah anak-anak dari kekerasan dalam rumah tangga. Dalam pencapain perlindungan dan pencegahan kekerasan pada anak maka harus dikembangkannya kegiatan-kegiatan yang menekankan paada pemulihan dan pemberdayaan yang berbasis masyarakat. Permasalahan kekerasan di negara kita sudah menjadi tanggung jawab semua kalangan untuk membantu penyelesaian kasus perlakuan salah terhadap anak child abuse. Sudah banyak lembaga-lembaga yang berdiri di negara kita dalam penangan kasus kekerasan dalam rumah tangga pada anak baik di instansi pemerintah dan non pemerintah begitu juga kontribusi yang dilakukan oleh lembaga-lembaga tersebut baik materi maupun meterialnya dalam penanganan kasus kekerasa dalam rumah tangga pada anak di negera kita ini. Dari beberapa lembaga yang menangani kasus kekerasan khususnya di Jakarta maka peneliti memngambil penelitian kasus kekerasan pada anak di instansi pemerintah punya yang dimana lembaga ini dibawah naungan Departemen Sosial Republik Indonesia dan lembaga ini di dirikan pada tahun Agustus 2007 serta memiliki visi, misi, program, SDM, dan tempat yang strategis dan layak serta nyama baik dari fasilitas yang sangat mendukung dalam proses pemulihan, bimbingan, dan pemberdayaan. Oleh karena itu untuk mencapai keberhasilan penelitian dalam skripsi ini peneliti mengabdikan penelitiannya di Rumah Perlindungan Sosial Anak RPSA Jakarta. Berdasarkan uraian tersebut, peneliti sangat tertarik untuk dengan permasalahn-permasalahn yang terjadi pada negara kita terutama masalah kekerasan pada anak yang dimana akhir-akhir tahun ini banyak diberitakan baik dimedia telivisi dan kabar berita. Maka dri itu penulis melakukan penelitian lebih mendalam dan menjadikan pembahasana dalam skripsi dengan judul “Rhabilitasi Mental Anak Korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga Studi Kasus Di Rumah Perlindungan Sosial Anak RPSA Bambu Apus Jakarta Timur”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Untuk memfokuskan pembahasan maka penulis membatasi masalah pada pelaksanaan rehabilitasi mental anak korban kekerasan dalam rumah tangga di RPSA Jakarta. Maka masalah yang akan diteliti dapat dirumuskan sebagi berikut :

2. Permusan Masalah

Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini. a Bagaimana pelaksanaan rehabilitasi terhadap mental anak korban kekerasan dalam rumah tangga? b Bagaimana hasil yang dicapai dari pelaksanaan rehabilitasi mental anak yang telah dilakukan di Rumah Perlindungan Sosial Anak RPSA?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan penelitian

Sesuai dengan rumusan permasalahan, maka tujuan penelitian skripsi ini adalah: a Untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana pelaksanaan rehabilitasi terhadap mental anak korban kekerasan dalam rumah tangga. b Untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana hasil yang dicapai dari pelaksanaan rehabilitasi mental anak yang telah dilakukan di Rumah Perlindungan Sosial Anak RPSA.

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Akademis.

1 Untuk pengembangan ilmu pengetahuan diharapkan penelitian ini dapat menjadi tambahan referensi dan meningkatkan wawasan akademi dalam bidang kesejahteraan sosial khususnya yang terkait dengan penanganan KDRT pada anak. 2 Peneliti ini diharapkan juga dapat memberikan masukan bagi Rumah Perlindungan Sosial Anak RPSA dalam merancang dan memperbaiki program dan pelayanan yang sedang berjalan untuk kedepan yang lebih baik. 3 Selain itu penelitian ini juga diharapkan dapat diketahui masyarakat umum, baik masyarakt yang ada disekitar RPSA ataupun berbagai kalangan yang tertarik dan peduli terhadap korban kekerasan dalam rumah tangga.

b. Manfaat Praktis

1 Menginformasikan faktor pendukung dan hambatannya dalam pelaksanaan rehabilitasi mental anak korban kekerasan dalam rumah tangga. 2 Menginformasikan hasil yang dicapai dari pelaksanaan rehabilitasi mental anak korban kekerasan dalam rumah tangga. 3 Memberikan pemahaman dan masukan untuk penelitian-penelitian lebih lanjut dan juga praktisi di lembaga. 4 Penelitian ini juga sebagai bahan pembelajaran untuk terus menyayangi dan mencintai anak-anak, khususnya anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus. Karena sejatinya agama mana pun, khususnya agama Islam melarang semua umatnya untuk menjauhi, melecehkan atau mengasingkan anak yang memiliki kelainan tersebut.

D. Tinjaun Pustaka

1. Strategi Coping Anak Korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga Studi Kasus Siswa-siswi SMA Muhammadiah 3 Jakarta. Yang ditulis oleh Zulfahmi Yasir Yunan mahasiswa jurusan Kesejahteraan Sosial Falkutas Dakwah dan Komunikasi tahun 2008. yang terfokus upaya pemulihan atau penyembuhan trauma yang timbul akibat kekerasan dalam rumah tangga. 2. Pelaksanaan Bimbingan Bagi Korban Child Traficking perdagangan anak di RPSA Bambu Apus Jakarta Timur. Yang ditulis oleh Yusi Luthfiani mahasiswa jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam BPI tahun 2009 Fakkutas Dakwah dan Komunikasi. yang terfokus pelaksanaan bimbingan terhadap korban Child Trafcking. Sedangkan judul skripsi penulis adalah Rehabilitasi Mental Anak Korban Kekekerasan Dalam Rumah Tangga Studi Kasus di Rumah Perlindungan Sosial