3. penyalahgunaan anak  child abuse, adalah tindakan dan perlakuan salah
terhadap anak oleh orang  yang  lebih dewasa untuk mendapat keuntungan tertentu, baik itu dibidang keuangan, ketenagaan atupun dibidang seksual.
WHO  dalam  Laporan  Konsultasi  mengenai  child  abuse  Prevention  di Geneva  29-31  Maret  1999  mengusulkan  sebuah  definisi  umum  tentang  child
abuse sebagai berikut:
37
”Child  abuse  or  maltreatment  costitutes  all  forms  of  physical  andor emotional  ill-treatment,  sexual  abuse,  neglect  or  negligent  treatment  or
cormecial or other  exploitation,  resulting  in actual or pontential harm  to the  child  to  the  child’s  health,  survival,  development  or  dignity,  in  the
context of a relationship of responsibility, trust or power ” Kekerasan  terhadap  anak  atau  penganiayaan  merupakan  semua  bentuk
dan atau emosi perlakuan tidak wajar, kekerasan seksual, kelalaian atau perlakuan lalai  atau  perdagangan  atau  exploitasi  yang  kelangsungan  hidup,  pertumbuhan
atau martabat, dalam konteks sebuah hubungan tanggung jawab, kepercayaan atau kekuasaan
Sugiarno, secara umum mendefenisikan kekerasan sebagai suatu tindakan yang  dilakukan  satu  individu  terhadap  individu  lain  yang  mengakibatkan
gangguan  fisik  dan  mental.  Yang  dimaksud  anak  adalah  individu  yang  belum mencapai  18  tahun.  Oleh  karena  itu,  kekerasan  pada  anak  adalah  tindakan  yang
dilakukan seseorang individu pada mereka yang belum mencapai berusia 18 tahun yang  menyebabkan  kondisi  fisik  atau  mentalnya  terganggu.  Seringkali  istilah
kekerasan  pada  anak  ini  dikaitkan  dalam  arti  sempit  dengan  tidak  terpenuhinya
37
Kasran, S. “Penelataran dan Perlakuan salah terhadapa Anak dalam Kehidupan Militer”. Disampaikan dalam Seminar Nasional Penelantaran dan Perlakuan Salah terhadapa Anak;
Kumpulan Makalah. Yogyakarta; Falkutas Psikologi Universitas  Gadjah Mada dan BP3K Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2006.
hak  anak  untuk  mendapat  perlindungan  dari  tindakan  kekerasan  dan  eksploitasi. Kekerasan  pada  anak  juga  sering  dihubungkan  dengan  lapis  pertama  dan  kedua
pemberi  atau  penanggung  jawab  pemenuhan  hak  anak  ayah  dan  ibu  dan keluarga.  Kekerasan  yang  disebut  ini  dikenal  dengan  perlakuan  salah  terhadap
anak atau child abuse yang merupakan bagian dari kekersan dalam rumah tangga domestic violence.
38
Sanusi,  menyebutkan  bahwasannya  tindakan  kekerasan  terhadap  anak adalah  perilaku  dengan  sengaja  maupun  tidak  sengaja  verbal  dan  non  verbal
yang ditunjukan untuk mencederai atau merusak anak, baik berupa serangan fisik, mental  sosial,  ekonomi  maupun  seksual  yang  melanggar  hak  asasi  manusia,
bertentangan  dengan  nilai-nilai  dan  norma-norma  dalam  masyarakat  dan berdampak trauma psikologis bagi korban.
39
2. Bentuk-bentuk Kekerasan Pada Anak
Sanusi,  mengklafikasikan  bentuk  tindak  kekerasan  terhadap  anak, yaitu:
40
1. Perlakuan salah terhadap anak secara fisik physical abused:
Kekerasan  ini  didefinisikan  sebagai  seluruh  tingkah  laku  yang  dapat mengakibatkan trauma atau luka fisik bukan kecelakaan.
41
38
Sugiarni, I. “Aspek Klinis Kekerasan Pada Anak dan Upaya pencegahan”. Di samapikan dalam seminar Nasional Penvegahan Kejahatan Terhadapa Anak; Kekerasan erhadap anak. Jakarta, 11
Juli 2006.
39
Sanusi, M. “ Tatalaksana Komprehensif dan Dampak Kekerasan Pada Anak”. Disampaikan dalam Seminar Nasional Pencegahan Kejahatan Terhadap Anak; Kekerasan Terhadap Anak.
Jakarta, 11 Juli 2006.
40
Ibidh. 11 Juni 2006.
41
Fields, Tim. 2002. Issues Related to Bullying: Abuse. www.Successunling.co.ukrelatedabuse.htmabuse
Bentuk contoh kekerasan fisik dintaranya: dianiaya diluar batas: dipukul, dijambak,  ditendang,  diinjak,  dicubit, dijewer,  dicekik,  dicakar,  disetrika,
disiram air panas, dsb 2.
Perlakuan salah terhadap anak secara Psikis mentally abused: Yaitu  perlakuan  yang  salah  dari  orang  dewasa  terhadap  anak  yang
membuat  anak  berada  dalam  kondisi  jiwa  yang  sangat  tertekan,  seperti sangat  takut,  dan  terhina.  Hal  ini  timbul  akibat  orang  tua  berbicara
terlampau  keras,  berteriak,  menggunakan  kata-kata  yang  tidak  pada tempatnya,  korban  kekerasan  emosional  sebenarnya  bisa  anak  usia
berapapun,  namun  anak  dibawah  usia  remajalah  yang  seringkali merasakan akibat langsung.
42
Bentuk  contoh  kekerasan  psikis  dintaranya  dihina,  dicaci  maki,  diejek, dipaksa  melakukan  sesuatu  yang  tidak  dikehendaki,  dibentak,  dimarahi,
dihardik, diancam, dsb. 3.
Perlakuan salah terhadap anak secara Seksual sexual abused: diperkosa, disodomi,  diraba-raba  alat  kelaminnya,  dipaksa  melakukan  oral  seks,
dipaksa  menjadi  pelacur,  dipaksa  bekerja  di  warung  remeng-remeng  dan pelecehan seksual lainnya
4. Penelantaran  anak  neghlected  atau  Ekonomi:  dipaksa  bekerja  menjadi
pemulung, dipaksa mengamen, dipaksa menjadi pembantu rumah tangga, dipaksa mengemis, dsb.
42
Sari,N.R. ”Prilaku Coping Pada Anak Yang Pernah Mengalami Tindak Kekerasan” Child Abuse”. Skripsi Psikologi UIN Syahid Jakarta: 2007.
Sedangkan  pendapat  Irwanto,  menyebutkan  bentuk-bentuk  child  abuse adalah sebagi berikut:
43
1. Penderaan fisik dan emosional
Yaitu  semua  bentuk  perlakuan  salah  terhadap  anak  yang  membahayakan dan  menimbukan  dampak  baik  berbentuk  memar  atau  luka,  yang
mengakibatkan kesakitan, berkurang atau hilangnya fungsi tubuh, maupun kematian. Perlakuan seperti itu, secara langsung juga mempunyai dampak
emosional,  terutama  rasa  malu,  cemas  dan  takut,  baik  jangka  pendek maupun  jangka  panjang.  Ada  beberap  sumber  yang  membedakan  antara
penderaan  emosional  dengan  penderaan  psikologis.  Merutnya,  penderita emosional  berhubungan  dengan  reaksi  atau  tanggapan  emosional  yang
kurang  patut  terhadap  tingkah  laku  dan  pengalaman  afektif  anak,  maka penderita psikologis  bersangkutan dengan tanggapan atau reaksi perilaku
yang  tidak  patut  terhadap  anak  yang  menghambat  perkembangan kemampuan  mental  dasar  seperti  kecerdasan,  perhatian,  persepsi,  dan
memori.  Untuk  menghindari  kebingungan,  maka  dalam  buku  ini  tetap akan digunakan istilah penderaan emosional.
2. Tindakan membahayakan endargement
Yaitu  tindakan-tindakan  yang  menaruh  anak  dalam  situasi  dan  kondisi yang  dapat  membahayakan  kesejahteraan  anak  baik  secara  fisik,  sosial,
emosional dan mental spiritual.
43
Irwanto. ”Kekerasan Pada Anak Indonesia””. Di samapikan dalam seminar Nasional Pencegahan Kejahatan Terhadapa Anak; Kekerasan erhadap anak. Jakarta, 11 Juli 2006.