permintaan valuta asing di pasar valas serta ketersediaan likuditas rupiah di pasar uang rupiah juga akan menentukan proses pembentukan kurs. Berlebihnya
persediaan valas disaat ketersediaan likuiditas rupiah sangat ketat, mengakibatkan mata uang rupiah menguat terhadap mata uang negara lain. Sebaliknya
keterbatasan persediaan valas disaat likuiditas di pasar uang rupiah melimpah dapat mengakibatkan tekanan depresiasi terhadap mata uang rupiah Purnomo,
2004.
2.2.3. Selisih Kurs
Menurut Kurniawan 2011, selisih kurs mencerminkan perbedaan antara kurs beli dan kurs jual yang ditujukan menutupi biaya persediaan. Selisih kurs beli
dan kurs jual biasanya dinyatakan sebagai persentase dari kurs jual. 100
x jual
kurs beli
kurs -
jual kurs
kurs Selisih
......................................................... 1
Faktor-faktor yang mempengaruhi selisih kurs antara lain: 1.
Biaya pemesanan ordering costs Biaya yang berubah-ubah sesuai dengan frekuensi pesanan.
2. Biaya penyimpanan holding cost
Biaya yang berubah-ubah sesuai dengan besarnya persediaan. Semakin tinggi biaya persediaan, semakin besar selisih yang akan dikenakan untuk menutupi
biaya persediaan. 3.
Persaingan Semakin ketat persaingan, semakin kecil selisih kurs yang ditetapkan.
4. Volume
Semakin likuid suatu mata uang, semakin kecil kemungkinan adanya perubahan harga yang mendadak.
5. Risiko mata uang
Semakin berisiko suatu mata uang yang dipengaruhi oleh kondisi ekonomi atau politik suatu negara, maka semakin kecil selisih kurs.
Menurut Muljono 2004, di dalam perdagangan valuta asing, bank perlu menyediakan dana sejumlah transaksi yang akan dilaksanakan tersebut. Dana
uang yang terlihat dalam transaksi ini mempunyai dua peran yaitu sebagai barang mata uang yang diperdagangkan dan sebagai alat likuiditas bagi bank
yang bersangkutan.
2.3. Peramalan
Menurut Heizer dan Render 2008, peramalan adalah proses memperkirakan kejadian di masa depan dengan cara melibatkan pengambilan data
masa lalu dan menempatkannya ke masa depan dengan suatu bentuk model matematik. Menurut Soeparno 2009, peramalan bertujuan agar peramalan yang
dibuat dapat meminimumkan kesalahan peramalan artinya perbedaan antara kenyataan dengan ramalan tidak terlalu jauh. Peramalan yang baik adalah
peramalan yang mendekati kenyataan. Oleh sebab itu, peramalan digunakan manajemen perusahaan sebagai acuan dalam pengambilan keputusan sehingga
mendapatkan gambaran perusahaan di masa mendatang dan memperoleh masukan yang sangat berarti dalam menentukan kebijakan perusahaan.
2.4. Metode Peramalan
Menurut Herjanto 2007, peramalan dapat dilakukan secara kuantitatif maupun kualitatif. Pengukuran secaran kualitatif lebih didasarkan pada pendapat
dari orang yang melakukan peramalan. Pengukuran kuantitatif menggunakan metode statistika. Metoda peramalan kuantitatif dapat dibedakan menjadi dua
bagian, yaitu: 1.
Metoda peramalan yang didasarkan atas penggunaan analisis pola hubungan antara variabel yang akan diperkirakan dengan variabel waktu disebut metode
deret waktu atau time series method. 2.
Metoda peramalan yang didasarkan atas penggunaan analisis pola hubungan antara variabel yang akan diperkirakan dengan variabel lain yang
mempengaruhinya, yang bukan waktu disebut metode sebab akibat atau metode eksplanatori.
Terdapat empat komponen utama yang mempengaruhi analisis peramalan time series, yaitu:
1. Pola Siklis Cycle
Penjualan dapat memiliki siklus yang berulang secara periodik yang dipengaruhi oleh pola pergerakan aktivitas ekonomi yang terkadang memiliki
kecenderungan periodik. Komponen siklis ini sangat berguna dalam peramalan jangka menengah. Pola ini terjadi bila data memiliki
kecenderungan untuk naik atau turun terus-menerus.