tersebut dikalikan dengan selisih antara 0,8558 dan nilai Z terdekat, kemudian dijumlahkan dengan nilai probabilitas terdekat, maka nilai Z0,8558 sebesar
1,0618. Penentuan ekspektasi kehabisan persediaan dapat diperhitungkan sebagai berikut:
√
√
SAR Nilai ekspektasi kehabisan persediaan ini digunakan untuk menghitung kuantitas
SAR selanjutnya pada langkah iterasi ketiga sebagai berikut: √
√
Kuantitas kedua Q2 diatas menghasilkan service level SL yang dapat diperhitungkan sebagai berikut:
Perhitungan parameter PKP, K, Q, dan service level dilakukan secara berulang sampai mencapai solusi optimal, hasil perhitungan dari perulangan
iterasi dapat dilihat dalam Lampiran 16. Berdasarkan kondisi Q yang optimal, penentuan ROP mempertimbangkan nilai faktor keamanan dari service level yang
optimal untuk mendapatkan tingkat safety stock optimal. Hasil perhitungan dari beberapa iterasi dapat dilihat dalam Tabel 12.
Tabel 12. Hasil perhitungan iterasi
Iterasi K SAR
Q SAR PKP
1 -
99.131 0,1442
2 305
101.255 0,1472
3 308
101.246 0,1472
4 308
101.243 0,1472
5 308
101.244 0,1472
6 308
101.244 0,1472
Sumber: Hasil pengolahan data, 2012 Nilai K dan Q dari perhitungan iterasi dalam Tabel 12 merupakan nilai dari
angka pembulatan karena pecahan satuan SAR terkecil ialah 1 SAR yang memiliki nilai minimum. Penentuan solusi optimal ditetapkan dengan mencari
nilai Q dan PKP yang tidak mengalami perubahan nilai lagi dalam dua iterasi, sehingga didapatkan nilai maksimal yang menghasilkan kehabisan persediaan
paling besar, yaitu 308 SAR.
4.8.3. Kuantitas Optimum
Kuantitas optimum Q terjadi pada iterasi ke empat sebesar 101.244 SAR. Adanya peluang kehabisan persediaan sebesar 14,72 persen mengakibatkan safety
stock terlalu kecil, maka pihak BSM Cabang Bekasi perlu memperhatikan safety stock dalam upaya meningkatkan pelayanan terhadap nasabah. Oleh sebab itu,
safety stock yang diharapkan tersedia adalah pada tingkat pelayanan yang diperoleh berdasarkan perhitungan metode continuous probabilistic EOQ, yaitu
sebesar 99,70 dengan faktor keamanannya berdasarkan interpolasi sebesar 2,743. Perhitungan interpolasi untuk mencari faktor kemananan tersebut dapat
dilihat dalam Lampiran 17. Service level yang di inginkan BSM Cabang Bekasi lebih kecil dari service level optimal yang telah dicari, maka BSM Cabang Bekasi
perlu meningkatkan service level untuk menghindari kekurangan persediaan yang tinggi. Jumlah setiap kali pemesanan selalu berubah mengikuti total kebutuhan
permintaan yang telah diramalkan, hal ini dilakukan untuk menghindari adanya kelebihan persediaan yang tinggi.
4.8.4. Safety Stock
Permintaan yang tidak bisa diketahui dengan pasti, dapat membawa akibat yang merugikan BSM Cabang Bekasi, dimana persediaan habis ketika adanya
permintaan atau sebaliknya, sehingga biaya persediaan yang harus dikeluarkan semakin besar dan keuntungan menjadi tidak optimal. Tujuan adanya safety stock
ialah mengurangi resiko tingginya kelebihan maupun kekurangan persediaan, sehingga dapat mengantisipasi ketidakpastian permintaan. Adanya service level
sebesar 99,70 yang diperoleh dari hasil perbandingan antara K dan Q, terbentuk safety stock optimal yang harus disediakan sebesar 11.302 SAR, agar
99,70 permintaan SAR dapat dipenuhi. Safety stock diperoleh dari hasil perkalian antara faktor keamanan dengan deviasi standar permintaan selama lead
time. Service level optimal menghasilkan biaya kehabisan persediaan yang jauh
lebih kecil dari service level yang diinginkan BSM Cabang Bekasi, meskipun service level optimal tidak menghasilkan biaya simpan safety stock lebih kecil dari
service level yang diinginkan BSM Cabang Bekasi. Perbandingan service level ini dapat diamati dalam Tabel 13.
Tabel 13. Perbandingan service level
No. Perbandingan
Service Level BSM Cabang Bekasi
95 Service Level
Optimal 99,70
1 Safety Stock
6.777 SAR 11.302 SAR
2 Peluang Kehabisan Persediaan
5 0,3
3 Biaya Simpan Safety Stock
Rp 40.052 Rp 66.794
4 Biaya Kehabisan Persediaan
Rp 203.192 Rp 12.362
Sumber: Hasil pengolahan data, 2012 Perincian perhitungan safety stock, peluang kehabisan persediaan, biaya
simpan safety stock dan biaya kehabisan persediaan pada service level 95 dapat dilihat dalam Lampiran 18. Ketidakpastian permintaan menimbulkan tambahan
jenis biaya baru, karena diperlukan safety stock untuk menghindari adanya kekurangan atau kelebihan persediaan, sehingga biaya yang juga diperhitungkan
dalam metode continuous probabilistic EOQ adalah biaya untuk membentuk safety stock dan biaya kehabisan persediaan. Kedua biaya ini saling berlawanan
arah, dengan dibentuknya safety stock maka dapat mengurangi biaya kehabisan persediaan.
4.8.5. Reorder Point Optimum
Pengadaan persediaan SAR memerlukan tenggang waktu atau lead time, maka diharapkan datangnya pesanan tidak melebihi batas waktu sehingga tidak
terjadi kehabisan persediaan. Waktu kedatangan pesanan SAR di BSM Cabang Bekasi bersifat konstan, yaitu selama dua hari. Cara menghindari kehabisan
persediaan dengan melakukan pemesanan kembali agar dapat memenuhi permintaan nasabah. Penentuan tingkat pemesanan ulang atau reorder point perlu
memperhatikan safety stock dan permintaan selama lead time. Permintaan selama lead time diperoleh dengan cara mengkalikan
permintaan rata-rata per hari berdasarkan jumlah hari kerja efektif dengan lead time selama 2 hari, yaitu sebesar 5.289 SAR. Reorder point ROP ini dilakukan
untuk memudahkan dalam mengontrol persediaan SAR di BSM Cabang Bekasi, ROP diperoleh dengan cara menjumlahkan safety stock dan permintaan selama
lead time, yaitu sebesar 16.592 SAR. Titik pemesanan ulang dilakukan ketika persediaan mencapai 16.592 SAR.