4.3.1. Konversi dan Tabulasi Permintaan SAR
Data permintaan SAR per bulan Masehi selama lima tahun terakhir dapat dilihat dalam Lampiran 5. Data permintaan SAR tersebut merupakan permintaan
nasabah terhadap mata uang SAR di BSM Cabang Bekasi, data permintaan SAR ini dikonversikan ke dalam bulan Hijriyah untuk memudahkan peramalan
permintaan SAR selama musim ibadah haji karena penentuan tanggal ibadah haji setiap tahun selalu berbeda dalam bulan Masehi. Konversi data permintaan SAR
dari bulan Masehi menjadi bulan Hijriyah dilakukan dengan menyesuaikan periode waktu berdasarkan tanggal Hijriyah yang telah ditetapkan setiap tahun
dalam kalender Masehi. Konversi data permintaan SAR dari Masehi ke Hijriyah terdapat pada Tabel 1. sebagai berikut:
Terlihat dalam Tabel 1, adanya nilai kosong mengartikan bahwa tidak adanya permintaan SAR di bulan tersebut. Munculnya permintaan SAR pada
tahun berjalan mengikuti jumlah persediaan yang difokuskan BSM Cabang Bekasi untuk musim ibadah haji, sehingga permintaan tidak terjadi setiap bulan.
Permintaan SAR terbagi menjadi beberapa pecahan, data permintaan SAR untuk setiap pecahan SAR per bulan ibadah haji selama lima tahun terakhir dapat dilihat
dalam Tabel 2.
Tabel 1. Konversi data permintaan SAR dari Masehi ke Hijriyah
Periode Permintaan SAR Hijriyah
2007 2008
2009 2010
2011 Shafar
Rabiul Awal Rabiul Akhir
Jumadil Ula Jumadil Tsaniyah
Rajab 6.069
Sya’ban 4.147
48.739 50.115
Ramadhan 124.381
89.581 11.000
79.745 54.000
Syawal 72.925
23.474 69.457
36.420 22.600
Dzulqaddah 92.340
54.830 77.738
38.087 87.000
Dzulhijjah 8.699
Muharam Total
299.862 216.624
158.195 213.066
163.600
Sumber: Bank Syariah Mandiri Cabang Bekasi dengan perhitungan 2012
Tabel 2. Data permintaan SAR setiap pecahan bulan Ibadah Haji
Periode Permintaan Saudi Arabian Real
Total SAR
1 SAR
5 SAR
10 SAR
20 SAR
50 SAR
100 2007
Ramadhan 2.226
2.075 8.280
8.200 62.200
41.400 124.381
Syawal 1.240
1.215 4.860
4.860 36.450
24.300 72.925
Dzulqaddah 1.360
1.330 6.160
6.040 48.550
28.900 92.340
2008 Ramadhan
1.651 1.490
5.980 5.960
44.700 29.800
89.581 Syawal
454 390
1.570 1.560
11.700 7.800
23.474 Dzulqaddah
60 60
3.530 2.380
27.600 21.200
54.830 2009
Ramadhan 245
185 730
740 5.500
3.600 11.000
Syawal 1.462
1.215 3.440
3.640 32.800
26.900 69.457
Dzulqaddah 1.468
2.110 6.670
7.240 40.750
19.500 77.738
2010 Ramadhan
6.640 17.245
21.260 21.200
13.400 79.745
Syawal 1.785
5.855 8.030
6.400 14.350
36.420 Dzulqaddah
2.902 5.155
10.050 5.680
14.300 38.087
2011 Ramadhan
900 900
3.600 3.600
27.000 18.000
54.000 Syawal
375 375
1.500 1.500
11.250 7.600
22.600 Dzulqaddah
1.450 1.450
10.700 900
43.500 29.000
87.000 TOTAL SAR
24.218 41.050
96.360 79.900
434.050
258.000 933.578
Persentase 3
4 10
9 46
28
Sumber: Bank Syariah Mandiri Cabang Bekasi dengan perhitungan 2012
Rincian data dalam Tabel 2, memperlihatkan permintaan pecahan paling besar selama lima tahun ialah pecahan 50 SAR yaitu 434.050 SAR. Penukaran
SAR yang dilakukan BSM Cabang Bekasi dengan menawarkan sistem paket kepada nasabah, sistem paket ini disesuaikan dengan jumlah persediaan yang
diterima dari Kantor Pusat. Pertimbangan dalam menempatkan urutan pecahan 50 SAR menjadi yang terbesar ialah dikarenakan kebutuhan pecahan ini paling
banyak digunakan jamaah untuk membeli kebutuhan tambahan, misalnya membeli cinderamata di tanah suci sebagai bentuk hadiah. Tingkat permintaan
tertinggi masing-masing pecahan secara berurutan ialah pecahan 50, 100, 10, 20, 5, dan 1 SAR.
4.3.2. Konversi dan Tabulasi Persediaan SAR
Konversi data persediaan SAR dari bulan Masehi menjadi bulan Hijriyah dilakukan dengan menyesuaikan periode waktu berdasarkan tanggal Hijriyah yang
telah ditetapkan setiap tahun dalam kalender Masehi. Data persediaan SAR per bulan Masehi dapat diamati dalam Lampiran 6. Konversi data persediaan SAR
bulan Masehi ke bulan Hijriyah terlihat dalam Tabel 3. sebagai berikut:
Tabel 3. Konversi data persediaan SAR dari Masehi ke Hijriyah
Periode Persediaan SAR
2007 2008
2009 2010
2011 Shafar
736 874
9.250 1.055
489 Rabiul Awal
736 874
9.250 1.055
489 Rabiul Akhir
736 874
9.250 1.055
489 Jumadil Ula
736 874
9.250 1.055
489 Jum. Tsaniyah
300.736 874
9.250 1.055
489 Rajab
294.667 225.874
9.250 1.055
489 Syaban
290.520 177.135
159.250 125.940
489 Ramadhan
166.139 87.554
148.250 46.195
156.489
Syawal
93.214 64.080
78.793 22.275
133.889
Dzulqaddah 874
9.250 1.055
9.188
46.889 Dzulhijjah
874 9.250
1.055 489
46.889 Muharram
874 9.250
1.055 489
46.889 Total
1.150.842 586.763
444.958 210.906
434.468
Sumber: Bank Syariah Mandiri Cabang Bekasi dengan perhitungan 2012 Terlihat dalam Tabel 3. terdapat jumlah persediaan SAR yang sama selama
beberapa bulan merupakan sisa persediaan akhir dari tahun sebelumnya. Penyebab penurunan dan peningkatan sisa persediaan SAR yang terjadi selama lima tahun
dipengaruhi oleh banyaknya jumlah nasabah yang melakukan penukaran SAR. Jenis pecahan SAR yang dapat disediakan BSM Cabang Bekasi meliputi pecahan
1, 5, 10, 20, 50, dan 100 SAR, secara keseluruhan data penerimaan SAR per bulan hijriyah untuk setiap pecahan SAR selama lima tahun dapat diamati dalam Tabel
4.
Tabel 4. Data penerimaan SAR setiap pecahan periode 2007-2011
Periode Penerimaan Saudi Arabian Real
SAR 1 SAR 5
SAR 10 SAR 20
SAR 50 SAR
100 Total
2007 Jum
Tsaniyah 5.000
5.000 20.000
20.000 150.000
100.000 300.000
2008 Rajab
3.750 3.750
15.000 15.000
112.500 75.000
225.000 2009
Sya’ban 2.500
2.500 10.000
10.000 75.000
50.000 150.000
2010 Syaban
14.000 35.000
49.000 42.000
35.000 175.000
Syawal 1.000
2.500 3.500
3.000 2.500
12.500 Dzulqaddah
2.000 2.850
3.800 3.100
13.250 25.000
2011 Ramadhan
3.500 3.500
22.000 6.000
105.000 70.000
210.000 TOTAL SAR
31.750 55.100
123.300 99.100
493.250 295.000
Persentase 3
5 11
9 45
27
Sumber: Bank Syariah Mandiri Cabang Bekasi dengan perhitungan, 2012 Adanya nilai kosong dalam Tabel 4, mengartikan bahwa BSM Cabang
Bekasi tidak menerima pecahan 100 SAR. Pecahan SAR paling banyak diterima oleh BSM Cabang Bekasi hampir setiap tahun ialah pecahan 50 SAR, kecuali
penerimaan di tahun 2010 yaitu pecahan 10 SAR. Tingkat penerimaan SAR hampir sama dengan tingkat permintaan SAR, perincian tingkat penerimaan dan
permintaan terlihat dalam Lampiran 7. Secara keseluruhan pecahan 50 SAR memiliki tingkat penerimaan 45, sedangkan pecahan SAR lainnya seperti
pecahan 100 SAR memiliki tingkat penerimaan 27, 11 untuk pecahan 10 SAR, 9 untuk pecahan 20 SAR, 5 untuk pecahan 5 SAR, dan 3 untuk
pecahan 1 SAR. Penerimaan pecahan SAR di BSM Cabang Bekasi tergantung dari Kantor Pusat BSM, dimana penerimaannya disesuaikan dengan jumlah
pecahan SAR yang tersedia di Kantor Pusat dengan persentase penerimaan yang hampir sama dalam setiap pemesanan.
4.3.3. Plot Gabungan Persediaan dan Permintaan SAR
Adanya konversi data permintaan dan persediaan SAR bulan Hijrriyah, serta tabulasi data permintaan dan penerimaan SAR setiap pecahan, maka diperoleh
plot data persediaan dan permintaan bulan Hijriyah. Pengaruh yang terjadi antara persediaan, permintaan, penerimaan, dan kuota haji kota Bekasi dapat dilihat
dalam plot gabungan pada Gambar 8. sebagai berikut:
Gambar 8. Plot persediaan, permintaan, penerimaan, kuota haji Bekasi diolah Terlihat dalam Gambar 8, persediaan SAR yang menurun dalam satu tahun
berjalan terjadi karena adanya permintaan nasabah terhadap SAR, sedangkan kenaikan persediaan SAR mengartikan bahwa terjadinya penambahan persediaan
1000 2000
3000 4000
5000 6000
7000 8000
9000
50000 100000
150000 200000
250000 300000
350000
1 4
7 10 1 4
7 10 1 4
7 10 1 4
7 10 1 4
7 10 2007
2008 2009
2010 2011
Jam aah
Saudi A
rabi an
R eal
SA R
Periode Hijriyah
Persediaan Permintaan
Penerimaan Kuota Haji Kota Bekasi
Ket : 1 = Shafar
7 = Syaban 2 = Rabiul Awal
8 = Ramadhan 3 = Rabiul Akhir
9 = Syawal 4 = Syaban
10 = Dzulqaddah 5 = Jum Tsaniyah
11 = Dzulhijjah 6 = Rajab
12 = Muharram
karena adanya pemesanan. Periode pemesanan yang dilakukan oleh BSM Cabang Bekasi mengalami pergeseran setiap tahun. Pemesanan awal dilakukan pada bulan
Hijriyah yang berbeda karena periode pemesanan yang dilakukan BSM Cabang Bekasi mengikuti periode pelunasan biaya haji pada tahun berjalan, dimana
periode pelunasan dikonfirmasikan oleh Kementerian Agama saat peraturan mengenai BPIH ditetapkan. Data periode waktu penetapan BPIH dan
pemberangkatan kloter haji pertama dapat dilihat dalam Tabel 5. sebagai berikut:
Tabel 5. Periode waktu penetapan BPIH dan pemberangkatan haji kloter pertama
Tahun Periode
Deviasi Hari
Pengumuman BPIH Keberangkatan haji
kloter pertama Masehi
Hijriyah Masehi
Hijriyah 2007
5 Juni Jumadil Ula 17 November Dzulqaddah
164 2008
8 Agustus Syaban
5 November Dzulqaddah
88 2009
3 Juli Rajab
23 Oktober Dzulqaddah
111 2010
29 Juli Syaban
12 Oktober Dzulqaddah
74 2011
12 Agustus Ramadhan
02 Oktober Dzulqaddah
50 Sumber : Kementerian Agama RI, 2013 diolah
Hasil deviasi yang semakin kecil nilainya selama lima tahun dalam Tabel 5. menyimpulkan bahwa penetapan BPIH semakin mendekati pemberangkatan haji,
sehingga persediaan SAR di BSM Cabang Bekasi mengalami pergeseran ke arah positif selama lima tahun berturut-turut. Kondisi ini dapat mempengaruhi
permintaan SAR setiap tahun berjalan karena permintaan SAR mengikuti persediaan, dimana mulainya permintaan terjadi setelah BSM Cabang Bekasi
melakukan pemesanan pada saat BPIH telah ditetapkan pemerintah, sehingga mulai terjadinya permintaan SAR di BSM Cabang Bekasi juga mengalami
pergeseran ke arah positif. Hal ini dapat dilihat dalam Gambar 8. Persediaan SAR tidak disediakan setiap bulan oleh BSM Cabang Bekasi
karena persediaan SAR difokuskan untuk musim ibadah haji, sehingga pemesanan SAR hanya dilakukan BSM Cabang Bekasi pada periode tertentu. Jumlah
pemesanan SAR atau persediaan di BSM Cabang Bekasi ditentukan berdasarkan data historis penjualan SAR musim ibadah haji tahun sebelumnya yang telah
disesuaikan dengan kuota haji kota Bekasi. Pada tahun 2007, jumlah persediaan SAR masih sangat besar karena belum adanya pembatasan kuota haji di kota
Bekasi, sedangkan pada tahun 2008, keberangkatan jamaah haji banyak tertunda
akibat pembatasan kuota yang sudah diberlakukan. Kondisi ini mengakibatkan jumlah persediaan SAR di BSM Cabang Bekasi mengalami penurunan.
Kuota haji pada tahun 2009 mengalami peningkatan, namun BSM Cabang Bekasi menurunkan jumlah pemesanan atau persediaan SAR karena memiliki sisa
persediaan yang cukup besar dari tahun sebelumnya, yaitu 9.250 SAR dan pada tahun 2010, jumlah persediaan SAR tidak terlalu berbeda jauh dengan tahun
sebelumnya karena jumlah kuota haji tidak mengalami perubahan selama dua tahun. Pada tahun 2011, kuota haji kota Bekasi mengalami penurunan, namun
BSM Cabang Bekasi melakukan pemesanan SAR lebih banyak dari tahun sebelumnya, sehingga mengakibatkan sisa persediaan yang sangat besar. Sisa
persediaan tersebut memiliki nilai total yang paling besar diantara sisa persediaan di tahun-tahun sebelumnya.
Permintaan SAR yang tinggi selama lima tahun terjadi pada bulan ke-8 yaitu Ramadhan hingga bulan ke-10 yaitu Dzulqaddah dengan tingkat kenaikan
permintaan yang berbeda. Pada tahun 2007 sampai 2011, terlihat sama-sama adanya kenaikan permintaan pada bulan Ramadhan dan diikuti kenaikan kembali
pada bulan Dzulqaddah. Pada tahun 2007, 2008, dan 2010 tingkat kenaikan permintaan pada bulan Ramadhan lebih tinggi dibandingkan bulan Dzulqaddah.
Hal ini disebabkan karena banyaknya nasabah yang menukarkan SAR untuk ibadah umrah di bulan Ramadhan.
Faktor lain yang juga dapat mempengaruhi kondisi pada tahun 2007, 2008, dan 2010 yaitu sebagian besar jamaah yang telah melunasi biaya haji setelah
periode pelunasan pertama, membeli SAR lebih awal untuk persiapan pemberangkatan haji dalam memenuhi kebutuhannya dengan kurs yang belum
terlalu tinggi. Pada tahun 2009 dan 2011, tingkat permintaan SAR berbanding terbalik dengan tahun 2007, 2008 dan 2010, dimana tingkat permintaan SAR pada
bulan ke-10 lebih tinggi dibandingkan bulan ke-8. Hal ini disebabkan karena para jamaah mulai menyadari bahwa nilai kurs pada akhir pemberangkatan haji
menurun, sehingga sebagian besar jamaah haji cenderung menukar SAR pada
bulan ke-10. Data nilai kurs berdasarkan periode waktu dapat dilihat dalam Tabel
6. sebagai berikut:
Tabel 6. Data nilai kurs berdasarkan periode waktu
Tahun Nilai Kurs
Pengumuman BPIH
Awal Keberangkatan Haji
Akhir Keberangkatan Haji
2007 2.345,33
2.485,33 2.482,41
2008 2.445,72
2.930,13 2.946,67
2009 2.480,49
2.516,00 2.493,57
2010 2.303,79
2.383,71 2.371,08
2011 2.283,10
2.420,00 2.361,23
Sumber : Bank Syariah Mandiri Cabang Bekasi Kondisi diatas menyimpulkan bahwa permintaan SAR mengalami
peningkatan yang besar sebanyak dua kali dalam setahun, hal ini mengartikan bahwa periode musim ibadah haji, yaitu periode pada bulan Ramadhan hingga
bulan Dzulqaddah. Adanya tingkat permintaan SAR yang bervariasi setiap tahun selama musim ibadah haji dipengaruhi oleh banyaknya jumlah nasabah yang
menukarkan mata uang SAR di BSM Cabang Bekasi yang berbeda-beda setiap tahunnya karena memiliki tingkat kebutuhan yang tidak selalu sama.
Pada tahun 2007, pembagian kuota haji Bekasi berdasarkan kuota provinsi Jawa Barat dengan prinsip first come first served mengartikan bahwa pendaftar
haji yang tiba lebih awal, berhak berangkat terlebih dahulu. Sistem ini dapat memberikan kepastian keberangkatan jamaah haji dengan mengembangkan
Sistem Komputerisasi Haji SISKOHAT yang dilaksanakan sejak tahun 2004. Prinsip sistem first come first served dirasa tidak cukup adil untuk sebagian
provinsi Jawa Barat, dimana penduduk di kota Bekasi dengan taraf kehidupan yang lebih maju, melakukan pendaftaran dan pelunasan biaya haji lebih cepat,
namun disisi lain yaitu penduduk bukan asal kota Bekasi seperti Tasikmalaya kemungkinan memerlukan waktu satu tahun atau lebih untuk dapat melunasi
biaya haji dan berangkat ke tanah suci. Kondisi ini menghasilkan suatu peraturan baru yaitu pembatasan kuota haji yang ditetapkan oleh Pemerintah Provinsi Jawa
Barat melalui
Surat Keputusan
Gubernur Jawa
Barat nomor
451.14Kep.283.Yansos2008 tanggal 30 mei 2008 menegaskan bahwa pembagian kuota setiap kabupatenkota disesuaikan dengan jumlah penduduk muslim daerah
setempat dengan skala perbandingan 1:1000. Peraturan baru ini bertujuan untuk memberikan keadilan kepada seluruh penduduk muslim di Jawa Barat.
Pembatasan kuota mengakibatkan kuota jamaah haji kota Bekasi pada tahun 2008 mengalami penurunan sebesar 76,5, sehingga banyak jamaah haji yang
tidak bisa diberangkatkan ke Arab Saudi. Jamaah haji yang dibatalkan keberangkatannya mempengaruhi permintaan mata uang SAR di beberapa money
changer atau bank, khususnya BPS BPIH. Kondisi kuota haji yang menurun ini terkadang mengakibatkan tingkat permintaan SAR di BSM Cabang Bekasi
mengalami penurunan, tetapi hal ini belum tentu sama dengan kondisi pada tahun berikutnya karena BPS BPIH di kota Bekasi tidak hanya BSM Cabang Bekasi
saja. Adanya penurunan kuota haji yang mengakibatkan penurunan permintaan di BSM Cabang Bekasi, belum tentu dialami BPS BPIH lain ataupun sebaliknya.
Data perkembangan kuota haji kota Bekasi untuk musim ibadah haji selama lima tahun dapat dilihat dalam Lampiran 8.
4.4. Pola Permintaan SAR BSM Cabang Bekasi
Adanya plot data permintaan SAR per bulan Hijriyah menghasilkan pola permintaan SAR pada musim ibadah haji selama lima tahun terakhir. Pola data
permintaan dapat terlihat dalam Gambar 9.
Gambar 9. Pola data permintaan SAR diolah Terlihat dalam Gambar 9, adanya penurunan dan peningkatan permintaan
SAR selama lima tahun, akan tetapi tingkat kenaikan maupun penurunan ini masih berfluktuasi disekitar nilai rata-rata. Pola data permintaan SAR
menggambarkan pola horizontal yang bersifat data stasioner, terbentuknya pola horizontal karena variasi tingkat permintaan SAR masih stabil disekitar nilai rata-
rata selama beberapa tahun pada musim ibadah haji. Dikatakan stasioner karena bar batang berwarna biru dalam grafik uji korelasi tidak melewati garis upper
20000 40000
60000 80000
100000 120000
140000
8 9 10 8 9 10 8 9 10 8 9 10 8 9 10 2007
2008 2009
2010 2011
SAR
Ket : 8 = Ramadhan
9 = Syawal 10 = Dzulqaddah
dan garis lower, kondisi ini mengartikan bahwa tidak adanya autokorelasi pada data, sehingga data terbukti stasioner dan bersifat random. Grafik uji korelasi data
permintaan dapat dilihat dalam Lampiran 9.
4.4.1. Peramalan Permintaan SAR
Peramalan permintaan SAR untuk BSM Cabang Bekasi dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu menentukan pola data permintaan SAR selama lima tahun
terakhir dengan tujuan untuk mengetahui pola data stasioner atau tidak stasioner. Pola data permintaan yang telah diketahui, dapat menentukan metode peramalan
yang digunakan. Metode peramalan tersebut digunakan dalam meramal permintaan SAR untuk setiap bulan haji pada periode mendatang. Munculnya pola
horizontal yang bersifat stasioner dari data permintaan SAR, maka metode peramalan yang sesuai dengan pola tersebut ialah metode Moving Average dan
Single Exponential Smoothing. Metode peramalan lain seperti double exponential smoothing dan triple
exponential smoothing tidak digunakan dalam penelitian ini karena penggunaan kedua metode peramalan tersebut untuk data yang bersifat tidak stasioner. Berikut
perbandingan skala pengukuran kesalahan dari dua metode yang paling sesuai dapat dilihat dalam Tabel 7.
Tabel 7. Skala pengukuran dan metode peramalan
Metode MAPE
MAD MSD
Moving Average 1 22
36.186 3.755.642.394 Moving Average 2
18 28.912 1.703.945.722
Moving Average 3 18
27.240 1.306.077.774
Single Exponential Smoothing 0,2 24
48.136 3.123.705.111 Single Exponential Smoothing 1,508
25 46.290 2.843.995.220
Sumber: Hasil pengolahan data dengan Minitab 16, 2012 Terlihat dalam Tabel 7, metode peramalan yang dipilih ialah metode
peramalan yang memiliki nilai terkecil dari MAPE Mean Absolute Percentage Error, MAD Mean Absolute Deviation, dan MSD Mean Squared Deviation,
sehingga metode peramalan permintaan SAR per bulan ibadah haji yang paling tepat digunakan ialah metode moving average dengan length sebesar tiga. Hasil
perhitungan MAPE, MAD, dan MSD dilakukan dengan menggunakan software minitab, hal ini dapat dilihat pada perbandingan hasil uji metode peramalan dalam
Lampiran 10.
Peramalan permintaan tidak dilakukan berdasarkan pecahan SAR karena dilihat dari segi penentuan pesanan, BSM Cabang Bekasi hanya mempunyai
kebijakan dalam menentukan nilai total SAR yang dipesan, tetapi tidak dalam penentuan setiap jenis pecahan SAR. Perhitungan peramalan permintaan SAR
menggunakan metode moving average dengan length sebesar tiga, yang menghasilkan nilai peramalan untuk bulan ibadah haji pada tahun yang akan
datang. Hasil peramalan permintaan SAR pada bulan Ramadhan mencapai 48.248 SAR dengan batas atas sebesar 58.979 dan batas bawah sebesar 7.517.
Pada bulan Syawal, hasil peramalan permintaan mencapai 42.826 SAR dengan batas atas dan batas bawah sebesar 81.484 dan 4.198, dan hasil peramalan
permintaan pada bulan Dzulqaddah mencapai 67.608 SAR dengan batas atas dan batas bawah sebesar 133.599 dan 1.618. Perhitungan peramalan permintaan SAR
per bulan ibadah haji dilakukan dengan menggunakan software minitab yang dapat dilihat pada Lampiran 11, hasil peramalan tersebut dikonversikan kembali
ke dalam bulan Masehi. Hasil peramalan permintaan SAR per bulan ibadah haji dalam bulan
Hijriyah dikonversikan kembali menjadi per bulan Masehi berdasarkan kalender Masehi tahun 2012 untuk memudahkan perhitungan dalam menentukan
persediaan SAR optimal. Hal ini terlihat dalam Tabel 8. sebagai berikut:
Tabel 8. Konversi hasil peramalan permintaan SAR
Periode Pecahan SAR 1, 5, 10, 20, 50, 100
2007 2008
2009 2010
2011 Ramalan 2012
Ramadhan 124.381 89.581 11.000 79.745 54.000
48.248 20 Jul
– 18 Agu Syawal
72.925 23.474 69.457 36.420 22.600 42.826
19 Agu – 16 Sep
Dzulqaddah 92.340 54.830 77.738 38.087 87.000
67.608 17 Sep
– 16 Okt Total
158.682
Sumber: Hasil pengolahan data dengan Minitab 16, 2012
4.5. Pola Persediaan SAR BSM Cabang Bekasi
Adanya plot data persediaan SAR selama lima tahun, dapat diketahui pola persediaan SAR per bulan Hijriyah. Pola data persediaan SAR terlihat dalam
Gambar 10. sebagai berikut:
Gambar 10. Pola data persediaan SAR diolah Gambar 10. memperlihatkan bahwa pola persediaan ini membentuk pola
trend menurun, hal ini terjadi karena jumlah persediaan SAR pada setiap tahun berjalan ditentukan BSM Cabang Bekasi berdasarkan persediaan SAR tahun
sebelumnya yang telah disesuaikan dengan kuota jamaah haji, dimana kuota haji kota Bekasi cenderung mengalami penurunan karena adanya pembatasan kuota
dari pemerintah. Penurunan jumlah persediaan ini juga dipengaruhi adanya sisa persediaan yang cukup besar dari tahun sebelumnya, sehingga jumlah pemesanan
pada tahun berjalan dikurangi. Pola trend ini memiliki data yang bersifat tidak stasioner. Dikatakan tidak
stasioner karena bar batang berwarna biru dalam grafik uji korelasi melewati garis upper dan garis lower, kondisi ini mengartikan bahwa adanya autokorelasi
pada data, sehingga data terbukti tidak stasioner. Grafik uji korelasi untuk data persediaan dapat dilihat dalam Lampiran 12.
4.6. Analisis Biaya Persediaan SAR
Biaya persediaan terdiri dari biaya pemesanan, biaya penyimpanan, dan biaya kehabisan persediaan. Biaya-biaya tersebut adalah sebagai berikut:
4.6.1. Biaya Pemesanan
Biaya pemesanan merupakan biaya yang dibebankan oleh BSM Cabang Bekasi akibat adanya pemesanan SAR ke kantor pusat, biaya pemesanan ini
berupa biaya telepon, biaya bahan bakar minyak BBM, dan biaya personal yang bertugas sesuai prosedur terdiri dari security, driver, dan office boy. Biaya BBM
yang dibebankan BSM Cabang Bekasi untuk setiap kali pemesanan SAR sebesar Rp 75.000 dan biaya security, driver, office boy masing-masing sebesar Rp
25.000.
50000 100000
150000 200000
250000 300000
350000
5 7
9 6
8 10
8 10
8 10
8 10
2007 2008
2009 2010
2011
Sa ud
i Ara
bia n Re
a l
SAR
Ket : 5 = Jum Tsaniyah
6 = Rajab 7 = Syaban
8 = Ramadhan 9 = Syawal
10 = Dzulqaddah
Biaya yang juga diperhitungkan oleh BSM Cabang Bekasi dalam pemesanan SAR ke kantor pusat ialah biaya telepon. Penentuan biaya ini
berdasarkan rata-rata lamanya waktu yang digunakan oleh BSM Cabang Bekasi untuk menelepon selama 15 menit dengan tarif telepon sebesar Rp 2.200 per
menit, maka biaya telepon yang dikeluarkan untuk melakukan pemesanan sebesar Rp 33.000. Perincian biaya pemesanan dapat dilihat dalam Tabel 9. sebagai
berikut:
Tabel 9. Perincian biaya pemesanan
No Rincian Biaya Pesan
1 Biaya Telpon
Rp33.000 2
Biaya BBM Rp75.000
3 Upah security
Rp25.000 4
Upah driver Rp25.000
5 Upah office boy
Rp25.000 Total
Rp183.000 Sumber: Bank Syariah Mandiri Cabang Bekasi, 2012 diolah
4.6.2. Biaya Penyimpanan
Biaya penyimpanan merupakan biaya yang timbul akibat adanya persediaan SAR yang disimpan, biaya penyimpanan ini berupa biaya asuransi persediaan.
Biaya asuransi persediaan diperhitungkan dengan cara mengkalikan 0,2482 per tahun dengan nilai persediaan yang tersimpan dalam mata uang rupiah, yaitu
sebesar Rp 938.575. Kurs SAR yang digunakan ialah nilai kurs jual rata-rata per tahun karena nilai mata uang asing selalu berfluktuasi, perhitungan nilai kurs ini
dapat terlihat dalam Lampiran 13. Ketentuan biaya asuransi di BSM Cabang Bekasi diperoleh dari Kantor Pusat sesuai kesepakatan dengan pihak asuransi.
Biaya penyimpanan yang dibebankan kepada BSM Cabang Bekasi hanya berupa biaya asuransi persediaan saja, maka biaya simpan persediaan per SAR
diperoleh dengan membagi biaya asuransi persediaan per tahun dengan nilai persediaan yang tersimpan sebesar 158.682 SAR, sehingga biaya simpannya ialah
sebesar Rp 5,91 untuk setiap nilai 1 SAR. Biaya simpan ini diperhitungkan berdasarkan nilai persediaan yang tersimpan dalam mata uang, tidak berdasarkan
unit secara fisik. Perincian biaya penyimpanan dapat dilihat dalam Tabel 10 sebagai berikut: