2.6.4. Jenis persediaan
Terdapat beberapa jenis persediaan dalam manajemen persediaan yaitu Rangkuti, 2007:
1. Persediaan bahan baku raw material stock
Merupakan persediaan barang-barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi. Barang ini bisa diperoleh dari sumber alam atau dari supplier.
2. Persediaan bagian produk purchased parts
Merupakan persediaan barang yang terdiri atas komponen dari perusahaan lain yang secara langsung dapat dirakit menjadi suatu produk.
3. Persediaan bahan baku pembantu supplies stock
Merupakan persediaan barang yang diperlukan dalam proses produksi, tetapi bukan merupakan bagian atau komponen barang jadi.
4. Persediaan barang setengah jadi work in process
Merupakan barang-barang yang belum berupa barang jadi, akan tetapi masih diproses lebih lanjut sehingga menjadi barang jadi.
5. Persediaan barang jadi finished goods
Merupakan persediaan barang yang telah selesai diproses atau diolah dalam pabrik dan siap dijual atau dikirim kepada pelanggan.
Diantara kelima jenis persediaan di atas, sebagian besar jenis persediaan dalam perusahaan jasa keuangan merupakan persediaan barang jadi, salah satunya
ialah mata uang. Persediaan ini digunakan untuk dijual kembali tanpa melalui
proses perubahan. 2.7. Biaya Persediaan
Menurut R. Agus Sartono 2010, tiga macam biaya di dalam keputusan persediaan, yaitu:
1. Biaya pemesanan Ordering Cost
Adalah biaya yang dikeluarkan tiap kali pemesanan. Biaya pemesanan ini akan diperhitungkan atas dasar frekuensi pembelian yang dilaksanakan dalam
perusahaan. 2.
Biaya penyimpanan Holding Cost Adalah biaya-biaya yang bervariasi secara langsung dengan kuantitas
persediaan. Penentuan besarnya holding cost didasarkan pada persediaan rata- rata dan biaya ini dinyatakan dalam persentase dari nilai dalam rupiah. Biaya
penyimpanan per periode akan semakin besar apabila kuantitas barang yang dipesan semakin banyak, atau rata-rata persediaan semakin tinggi.
3. Biaya kehabisan persediaan Shortage Cost
Adalah biaya yang timbul bila persediaan tidak mencukupi permintaan, maka terdapat nilai penjualan yang hilang. Biaya kehabisan persediaan ini
diperhitungkan atas dasar kuantitas yang tidak dapat dipenuhi.
2.8. Metode Pengendalian Persediaan
Siswanto 2007, menyatakan bahwa metode persediaan probabilistik ditandai oleh permintaan dan waktu tenggang pesan lead time yang tidak dapat
diketahui sebelumnya secara pasti, informasi yang diketahui hanya berupa pola permintaan yang diperoleh berdasarkan data masa lalu. Jika salah satu bersifat
probabilistik, maka asumsi pesanan datang pada saat persediaan habis kemungkinan tidak terpenuhi. Oleh karena itu, sebuah model harus disesuaikan
dengan kondisi asumsi tersebut. Ketika salah satu permintaan dan lead time tidak bisa diketahui sebelumnya
secara pasti, maka deviasi kapan persediaan dibutuhkan dan kapan persediaan datang harus diketahui. Terdapat tiga kemungkinan yang akan terjadi, yaitu
persediaan habis ketika pesanan belum tiba, persediaan habis tepat pada saat pesanan tiba dan persediaan belum habis saat pesanan tiba, sehingga solusi untuk
mengantisipasi penyimpangan tersebut perlu dibentuk safety stock. Menurut Heizer dan Render 2008, terdapat sifat permintaan dan lead time
dalam metode persediaan probabilistik sebagai berikut: 1.
Permintaan merupakan variabel dan lead time konstan ̅
................................................ 12 Dimana
√ .............................................................................. 13
Keterangan: ROP
= Tingkat pemesanan kembali ̅
= Permintaan harian rata-rata L
= Lead time Z
= Faktor keamanan, tergantung besarnya service level = Deviasi standar dari permintaan harian selama lead time
= Deviasi standar dari permintaan harian 2.
Permintaan merupakan konstan dan lead time variabel ̅
.............................................................................. 14