Bank Syariah Prinsip Operasional Bank Syariah

4. Unsur ketidakpastian dan spekulasi tidak diperkenankan. Kedua belah pihak harus mengetahui dengan baik, hasil yang akan mereka peroleh dari sebuah transaksi. 5. Investasi hanya boleh diberikan kepada usaha-usaha yang tidak diharamkan dalam islam.

2.2. Valuta Asing

Valuta Asing merupakan suatu mata uang tertentu yang dimiliki oleh negara lain sebagai alat pembayaran Sri dan Wasillah, 2011. Valuta asing dalam istilah bahasa Arab disebut al-sharf, yaitu penambahan, pertukaran, penghindaran, atau transaksi jual beli. Sharf adalah transaksi jual beli suatu valuta dengan valuta lainnya. Transaksi jual beli atau pertukaran mata uang dapat dilakukan baik dengan mata uang sejenis maupun yang tidak sejenis Sri dan Wasillah, 2011. Akad sharf harus disepakati dalam transaksi jual beli oleh pembeli dan penjual, ketika pembeli menyerahkan valuta kepada penjual dan sebaliknya penjual menyerahkan valuta lain kepada pembeli. Hal ini terlihat dalam skema sharf pada Gambar 2. Bank menyediakan valuta asing untuk berbagai kebutuhan nasabah dan perdagangan internasional diantaranya melayani nasabah yang ingin melakukan pertukaran mata uang dan untuk memenuhi kewajiban bank dalam bentuk valuta asing. Menurut Antonio 2007, pasar valuta asing adalah pasar diperdagangkannya surat berharga dalam satu mata uang dengan mata uang lain.

2.2.1. Landasan Peraturan Valuta Asing

Menurut Hosen 2007, dasar hukum Islam yang menjadi landasan diperbolehkan valuta asing terdapat dalam fatwa DSN Dewan Syariah Nasional No. 28DSN-MUIIII2002 mengenai jual beli mata uang, diantaranya: Gambar 2. Skema sharf Sri dan Wasillah, 2011 1. Al-Quran surat al-Baqarah ayat 275. 2. Hadits nabi yang di riwayatkan para muslim. Ketentuan transaksi valuta asing terdiri dari Sri dan Wasilah, 2011: 1. Nilai tukar atau kurs suatu mata uang dengan mata uang lainnya telah diketahui oleh kedua belah pihak, baik pembeli maupun penjual. 2. Valuta yang diperjualbelikan telah dikuasai oleh kedua belah pihak, sebelum keduanya berpisah. Penguasaan tersebut bisa berbentuk material maupun hukum. Penguasaan secara material yaitu pembeli langsung menerima valuta yang dibeli dan penjual langsung menerima valuta lainnya, sedangkan penguasaan secara hukum yaitu pembeli melakukan pembayaran dengan menggunakan cek. Apabila keduanya berpisah sebelum menguasai masing- masing uang penukaran berdasarkan nilai tukar yang diperjualbelikan, maka akad tersebut batal karena syarat penguasaan terhadap objek transaksi tidak terpenuhi. 3. Apabila valuta yang diperjualbelikan berasal dari jenis yang sama tetapi model dari mata uang berbeda, maka jual beli mata uang tersebut harus dilakukan dalam kuantitas yang sama. 4. Akad sharf tidak memperbolehkan adanya hak pilih bagi pembeli untuk dapat melanjutkan atau tidak melanjutkan jual beli mata uang tersebut setelah akadnya selesai, syarat tersebut diperjanjikan ketika transaksi jual beli berlangsung, hal ini dilakukan untuk menghindari adanya ketidakpastian atau gharar.

2.2.2. Perkembangan Permintaan dan Kurs

Nilai tukar mata uang suatu negara dengan negara lain menunjukkan indikator daya saing perekonomian nasional di pasaran dunia, nilai tukar atau kurs diukur dalam nilai mata uang yang sama. Proses pembentukan kurs ditentukan melalui kekuatan permintaaan dan penawaran valuta asing yang dijadikan mata uang utama hard currency. Transaksi valuta asing melibatkan pertukaran valas dan rupiah. Permintaan mata uang asing yang terus meningkat, seiring dengan kebutuhan memproduksikan barang dalam negeri untuk domestik. Pertumbuhan ekspor yang tidak sebanding dengan pertumbuhan impornya, menyebabkan nilai rupiah terhadap mata uang asing dapat melemah. Ketersediaan pasokan dan