Kuantitas Optimum Safety Stock

service level yang diinginkan BSM Cabang Bekasi. Perbandingan service level ini dapat diamati dalam Tabel 13. Tabel 13. Perbandingan service level No. Perbandingan Service Level BSM Cabang Bekasi 95 Service Level Optimal 99,70 1 Safety Stock 6.777 SAR 11.302 SAR 2 Peluang Kehabisan Persediaan 5 0,3 3 Biaya Simpan Safety Stock Rp 40.052 Rp 66.794 4 Biaya Kehabisan Persediaan Rp 203.192 Rp 12.362 Sumber: Hasil pengolahan data, 2012 Perincian perhitungan safety stock, peluang kehabisan persediaan, biaya simpan safety stock dan biaya kehabisan persediaan pada service level 95 dapat dilihat dalam Lampiran 18. Ketidakpastian permintaan menimbulkan tambahan jenis biaya baru, karena diperlukan safety stock untuk menghindari adanya kekurangan atau kelebihan persediaan, sehingga biaya yang juga diperhitungkan dalam metode continuous probabilistic EOQ adalah biaya untuk membentuk safety stock dan biaya kehabisan persediaan. Kedua biaya ini saling berlawanan arah, dengan dibentuknya safety stock maka dapat mengurangi biaya kehabisan persediaan.

4.8.5. Reorder Point Optimum

Pengadaan persediaan SAR memerlukan tenggang waktu atau lead time, maka diharapkan datangnya pesanan tidak melebihi batas waktu sehingga tidak terjadi kehabisan persediaan. Waktu kedatangan pesanan SAR di BSM Cabang Bekasi bersifat konstan, yaitu selama dua hari. Cara menghindari kehabisan persediaan dengan melakukan pemesanan kembali agar dapat memenuhi permintaan nasabah. Penentuan tingkat pemesanan ulang atau reorder point perlu memperhatikan safety stock dan permintaan selama lead time. Permintaan selama lead time diperoleh dengan cara mengkalikan permintaan rata-rata per hari berdasarkan jumlah hari kerja efektif dengan lead time selama 2 hari, yaitu sebesar 5.289 SAR. Reorder point ROP ini dilakukan untuk memudahkan dalam mengontrol persediaan SAR di BSM Cabang Bekasi, ROP diperoleh dengan cara menjumlahkan safety stock dan permintaan selama lead time, yaitu sebesar 16.592 SAR. Titik pemesanan ulang dilakukan ketika persediaan mencapai 16.592 SAR.

4.9. Biaya Total Persediaan Minimum

Ketidakpastian permintaan menimbulkan tambahan jenis biaya baru, yaitu biaya untuk membangun safety stock BS dan biaya kehabisan persediaan BKP. Semakin besar safety stock, maka semakin kecil peluang kehabisan persediaan. Kedua biaya tambahan ini menghasilkan biaya total persediaan sebagai berikut: [ ] ⌊ ⌋ Biaya Total Persediaan dengan metode continuous probabilistic EOQ sebesar Rp 665.154. Besarnya biaya pemesanan dipengaruhi oleh besarnya frekuensi pemesanan yang dilakukan. Pemesanan SAR tidak dilakukan secara sekaligus, sehingga kuantitas pemesanan kecil dan frekuensi pemesanan akan menjadi lebih banyak, hal ini mengakibatkan biaya pemesanan menjadi besar. Besarnya biaya penyimpanan sangat dipengaruhi oleh besarnya rata-rata persediaan yang disimpan untuk setiap siklus waktu. Persediaan yang disimpan mengikuti kuantitas pemesanan, sehingga semakin kecil rata-rata persediaan yang disimpan per siklus waktu, semakin kecil biaya penyimpanannya. Penggunaan metode continuous probabilistic EOQ menghasilkan biaya pemesanan yang lebih besar dari biaya aktualnya, yaitu sebesar Rp 286.821 dan biaya penyimpanan yang lebih kecil dari biaya aktualnya, yaitu sebesar Rp 365.971, sehingga memberikan kontribusi penghematan biaya sebesar Rp 456.421. Hal ini dapat dilihat dari hasil perbandingan biaya total persediaan BSM Cabang Bekasi dengan metode continuous probabilistic EOQ dalam Tabel 14. sebagai berikut: Tabel 14. Perbandingan biaya total persediaan Total Biaya Persediaan Metode Biaya Pesan per tahun Rp Biaya Simpan per tahun Rp Biaya Simpan Safety Stock Rp Biaya Kehabisan Persediaan Rp Total Rp BSM Bekasi 183.000 938.575 - - 1.121.575 Continuous Probabilistic EOQ 286.821 299.173 66.798 12.362 665.154 Penghematan 456.421 Sumber: Hasil pengolahan data, 2012