Gagasan mengenai bank syariah terulang kembali di tahun 1988, disaat pemerintah mengeluarkan Paket Kebijakan Oktober Pakto yang berisi
liberalisasi industri perbankan. Para ulama berusaha mendirikan bank bebas bunga, tetapi tidak ada satupun perangkat hukum yang bisa dijadikan dasar,
kecuali bahwa perbankan dapat saja menetapkan bunga sebesar 0 . Adanya rekomendasi dari lokakarya ulama tentang bunga bank dan perbankan tahun 1990,
hal tersebut dibahas lebih detail di dalam Musyawarah Nasional IV MUI, sehingga dibentuk kelompok kerja Tim Perbankan MUI untuk mendirikan bank
syariah di Indonesia, dengan tugas melakukan pendekatan dan konsultasi kepada semua pihak yang terkait.
4.1.2. Struktur Organisasi BSM Cabang Bekasi
Bank Syariah Mandiri memiliki struktur organisasi yang digunakan untuk memperjelas tugas serta tanggung jawab pimpinan maupun para staf, hal ini dapat
dilihat dalam Lampiran 3. Tugas dan tanggung jawab pihak organisasi terkait pengelolaan valas disimpulkan sebagai berikut:
1. Manajer Operasi
a. Memastikan terkendalinya bagian operasional cabang dengan efisien dan
efektif. b.
Memastikan transaksi harian operasional telah sesuai dengan ketentuan. c.
Memastikan terlaksananya standar layanan nasabah yang optimal di kantor cabang.
d. Memastikan ketersediaan likuiditas cabang yang memadahi.
e. Memastikan pelaksanaan seluruh kegiatan administrasi, dokumen, dan
kearsipan. 2.
Head Teller a.
Mengelola valuta sesuai dengan ketentuan yang berlaku. b.
Mengkoordinir seluruh teller untuk melaksanakan kegiatan operasional dan pelayanan nasabah sesuai dengan ketentuan bank.
c. Memastikan keamanan kegiatan dan ruang operasional teller.
d. Memastikan kesesuaian jumlah fisik dan pembukuan transaksi masing –
masing teller. e.
Mengelola operasional mesin ATM di cabang. f.
Menjaga keamanan dan kerahasiaan specimen nasabah.
3. Teller
a. Melakukan transaksi tunai dan non tunai sesuai dengan ketentuan SOP.
b. Mengelola saldo kas teller sesuai limit yang ditentukan.
c. Melakukan cash count akhir hari.
d. Menyediakan laporan transaksi harian.
e. Menjaga keamanan dan kerahasiaan specimen.
4.1.3. Gambaran Valuta Asing
BSM Cabang Bekasi memiliki jasa produk jual beli valas yaitu pertukaran mata uang rupiah dengan mata uang asing atau sebaliknya, yang dilakukan oleh
bank kepada nasabah. Pelayanan jasa produk ini membantu nasabah dalam membeli atau menjual mata uang asing dengan cepat dan mudah, serta nasabah
dapat melakukan transaksi melalui rekening yang dimilikinya, sehingga lebih praktis. Kegiatan operasional BSM menggunakan jasa penukaran uang yang
bersesuaian dengan syariah dan mengaplikasikan jasa ini untuk pelayanan jual beli valas. Khusus pada saat musim ibadah haji, BSM melayani penukaran mata
uang riyal atau Saudi Arabian Real SAR kepada nasabah. SAR merupakan mata uang Arab Saudi yang disediakan untuk nasabah sebagai pemenuhan kebutuhan di
tanah suci. BSM Cabang Bekasi hanya menyediakan penukaran SAR untuk kebutuhan
individual cost selama musim ibadah haji, tetapi tidak untuk penyediaan living cost. Berdasarkan hasil wawancara dengan bagian Koordinator Keuangan
Kementerian Agama kota Bekasi, penyaluran living cost untuk jamaah yang terdaftar di BSM Cabang Bekasi diberikan oleh PPIH Panitia Penyelenggaraan
Ibadah Haji embarkasi. Menurut Kabag. Tata Usaha BPIH Kementerian Agama Pusat, secara teknis, pengadaan valuta asing untuk living cost dalam bentuk SAR
tidak dilakukan oleh pihak Kementerian Agama, melainkan oleh BPS devisa pemenang tender dengan metode pelelangan terbatas dengan prinsip efisiensi.
Pemilihan BPS devisa yang dilakukan dengan pelelangan terbatas mengacu pada Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012, dimana pelelangan terbatas merupakan
metode pemilihan penyedia barang dari beberapa jumlah penyedia barang yang mampu menyediakan living cost sampai batas penawaran yang yakin
disanggupinya.