Lanskap Permukiman Pembangunan dan Pengelolaan Lanskap Berkelanjutan

kawasan permukiman dapat menciptakan kenyamanan dan keamanan bagi penghuninya.

2.4 Lanskap Permukiman

Tempat tinggal merupakan kebutuhan dasar manusia yang terus meningkat seiring dengan laju pertumbuhan penduduk. Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah membangun berbagai sarana permukiman yang layak bagi masyarakat. Menurut Simonds 1983, permukiman merupakan kelompok- kelompok rumah yang memiliki ruang terbuka dan merupakan kelompok yang cukup kecil untuk melibatkan semua anggota keluarga dalam suatu aktivitas umum seperti tempat berbelanja, lapangan bermain, dan daerah penyangga. Lingkungan permukiman yang ideal adalah terdapatnya fasilitas-fasilitas lokal yang tertata rapi dalam suatu kelompok hunian yang berada pada pusat permukiman, adanya hubungan antarrumah dengan hadirnya pedestrian untuk pejalan kaki, taman yang tersebar secara radial, keterhubungan dengan lingkungan luar, dan terdapatnya akses lalu lintas yang mudah Eckbo, 1964. Tujuh karakteristik yang harus diperhatikan dalam perencanaan kawasan permukiman agar layak dihuni menurut Chiara dan Koppelman 1990 adalah sebagai berikut: a. kondisi tanah dan lapisan tanah; b. air tanah dan drainase; c. bebas atau tidaknya dari bahaya banjir permukaan; d. bebas atau tidaknya dari bahaya-bahaya topografi; e. pemenuhan pelayanan kesehatan dan keamanan, pembuangan air limbah, penyediaan air bersih, pembuangan sampah, dan jaringan utilitas; f. potensi untuk pembangunan ruang terbuka; g. bebas atau tidaknya dari gangguan debu, asap, dan bau busuk.

2.5 Pembangunan dan Pengelolaan Lanskap Berkelanjutan

Pembangunan berkelanjutan adalah suatu pola penggunaan sumber daya yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia dengan menjaga lingkungan sehingga kebutuhan tersebut dapat dipenuhi tidak hanya di masa kini tetapi juga untuk generasi mendatang. Istilah pembangunan berkelanjutan yang paling sering dikutip adalah pembangunan yang memenuhi kebutuhan masa kini tanpa mengorbankan hak pemenuhan kebutuhan generasi mendatang. Menurut Benson dan Roe 2000, pembangunan yang berkelanjutan memiliki arti yang luas sesuai dengan cakupan bidangnya, tetapi secara umum diartikan sebagai segala usaha yang bertujuan untuk melindungi lingkungan, meningkatkan pembangunan serta untuk memperbaiki kualitas kehidupan saat ini dan masa depan. Secara konseptual, bidang pembangunan berkelanjutan dapat dibagi menjadi tiga bagian penyusunannya, yakni lingkungan berkelanjutan, ekonomi berkelanjutan, dan sosial politik berkelanjutan. Dijelaskan pula oleh Kuik dan Verbrugen 1991 bahwa pembangunan berkelanjutan merupakan sebuah konsep utama untuk mencapai suatu kebijakan lingkungan dengan mempertimbangkan untuk jangka panjang, dapat dimengerti oleh seluruh aspek tidak terbatas pada ilmuantenaga ahli serta mempunyai sistem yang utuh. Pengelolaan lanskap berkelanjutan adalah cara menggunakan sumber daya alam yang ada baik yang dapat diperbaharui maupun yang tidak dapat diperbaharui agar terjadi perputaran di dalamnya sehingga dapat terus bermanfaat bagi generasi yang akan datang. Dari sisi lanskap, peran arsitek lanskap sebagai seorang ahli lingkungan baik itu seorang designer, planner, engineer, maupun manager harus dapat menciptakan dan mampu mengelola suatu bentukan lanskap sehingga menuju pembangunan lanskap yang berkelanjutan. Upaya-upaya yang dapat dilakukan, antara lain, pemanfaatan energi, penggunaan dan pengelolaan sumber daya alam, pengelolaan limbah serta berbagai hal yang terkait untuk mempertahankan keberlanjutan suatu ekologi lingkungan sehingga dapat meminimumkan besarnya biaya. Menurut Arifin et al., 2008 bahwa dalam membangun taman yang berkelanjutan dari segi lingkungan dan secara estetika tidak sulit namun memerlukan perhatian yang serius. Penerapan prinsip-prinsip pelestarian lingkungan dalam pembangunan dan pengelolaan taman-taman yang ada akan memberikan andil penting dalam meningkatkan kualitas lingkungan yang sangat diperlukan bagi manusia, tanaman, dan kehidupan liar sehingga pembangunan taman yang berkelanjutan menjadi bagian dari pemecahan masalah lingkungan yang menjadi perhatian kita.

BAB III METODOLOGI