Pengendalian Hama dan Penyakit

c. Pengendalian Hama dan Penyakit

Pengendalian hama dilakukan apabila terjadi serangan. Di lapang serangan hama dan penyakit rentan terjadi pada musim hujan. Upaya yang dilakukan untuk mengendalikan pertumbuhan hama dan timbulnya penyakit adalah dengan menggunakan pengendalian secara kimia dengan pestisida dan secara manual. Penyemprotan pestisida menggunakan alat mesin penggendong semiotomatis. Cara penyemprotan pestisida cair dilakukan dengan mengisi cairan semprot yang disesuaikan dengan kebutuhan penyemprotan. Di lapang terkadang penyemprot tidak menggunakan pakaian aman yang lengkap sehingga hal tersebut perlu menjadi perhatian. Penggunaan pestisida dilakukan dua minggu sekali sebagai tindakan pencegahan. Pestisida yang paling banyak digunakan selama magang adalah jenis insektisida. Saat di lapang, jika hama menyerang hampir sebagian besar bagian tanaman, dilakukan tindakan secara manual, contohnya pada saat terjadinya serangan hama ulat dan belalang pada pohon jatimas, kupu-kupu, mangga, angsana, dan sengon. Namun, pemakaian insektisida tersebut tidak efektif sehingga tindakan pemangkasan dilakukan untuk mencegah hama menular atau berpindah ke tanaman lain. Pestisida yang digunakan di lapang adalah Detacron untuk pohon kurma dan Decis untuk pohon jatimas dan bunga kupu-kupu. Berikut adalah contoh kegiatan penyemprotan hama Gambar 18. Gambar 18 Penyemprotan Hama Serangan hama dan penyakit yang sering terjadi pada suatu tanaman tertentu dapat menjadi pertimbangan bagian perencanaan untuk menggantinya dengan tanaman yang lain. Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh Ingels 2004 bahwa mengelola lanskap dalam mengoptimalkan segi kesehatannya adalah cara terbaik dalam mengontrol hama dan menghindarkan penggunaan tanaman di lokasi yang tidak cocok dengan kebiasaan tanaman tersebut juga dapat menghindarkan dari biaya tenaga kerja dan bahan yang dibutuhkan dalam memprediksi serangan gulma ataupun serangan hama dan penyakit yang dapat mempengaruhi kondisi tanaman di lokasi tersebut. Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk kegiatan pengendalian hama dan penyakit sebanyak dua orang untuk seluruh area pemeliharaan.

d. Pemupukan