BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Kondisi Umum Lokasi
4.1.1 Kondisi Fisik dan Biofisik Pegambiran Residence
4.1.1.1 Letak, Luas, dan Aksesibilitas
Kota  Cirebon yang  dijuluki  dengan  Kota  Wali, terletak  di  daerah  pantai utara  Provinsi  Jawa  Barat  bagian  timur.  Dengan  letak  geografis  yang  strategis,
Kota  Cirebon  dapat  digunakan  sebagai jalur    utama  transportasi dari  Jakarta menuju  Jawa  Tengah.  Letak  tersebut  menjadikan  suatu  keuntungan  bagi  Kota
Cirebon,  terutama  dari  segi  perhubungan  dan  komunikasi.  Geografis  Kota Cirebon  terletak pada posisi 108.33
o
dan  6.41
o
Lintang Selatan pada pantai utara Pulau Jawa. Kota Cirebon merupakan daerah dataran rendah dengan luas wilayah
administrasi
37,35  km
2
atau
3.735,8  hektar, yang  mempunyai  batas-batas sebagai berikut:
a. Sungai Kedung Pane di sebelah utara;
b. Sungai Banjir KanalKabupaten Cirebon di sebelah barat;
c. Sungai Kalijaga di sebelah selatan;
d. Laut Jawa di sebelah timur.
Di kota Cirebon terdapat suatu kawasan perumahan  terbesar yang luasnya mencapai 55  ha,  yaitu  Pegambiran  Residence. Pegambiran  Residence  memiliki
suatu  perencanaan  kawasan  perumahan yang  akan  menjadi  kota  mandiri  dengan memiliki berbagai fasilitas di dalamnya. Lahan seluas 55 hektar terletak di tengah
lanskap hijau di sisi tenggara pusat kota Cirebon yang strategis karena diapit dua jalan utama, yaitu Jln. Pangeran Drajat dan Jln. Ahmad Yani berikut fly over-nya
dan  memiliki  dua  gerbang  akses  dari  kedua jalan  utama  tersebut,  hanya  5  menit dari  pusat  kota  dan  10  menit  dari  stasiun  kereta  api. Pegambiran  Residence
dilengkapi dengan sebuah jalan utama yang membelah dari ujung utara ke selatan. Gerbang  sisi  utara  berada  di  Jln.  Pangeran  Drajat,  berupa  jembatan
yang menyebrangi  kali  Suba. Di  sisi  selatan,  gerbang  berada  di  Jln.  Jendral  Ahmad
Yani  dekat  dengan  fly  over. Selain  dilengkapi  dengan  danau  buatan  yang
dirancang  asri,  terdapat  boulevard di  jalur  utama  proyek  selebar  20  meter  yang akan menjadi koridor komersial baru bagi kota Cirebon.
4.1.1.2 Iklim, Jenis Tanah, Curah Hujan, Kelembaban Udara, dan Kecepatan Angin
Kota  Cirebon  termasuk  daerah  beriklim  tropis,  dengan  suhu  udara minimum rata-rata 22,3
o
C dan maksimun rata-rata 33,0
O
C dan banyaknya curah hujan 1.351 mm per tahun. Terdapat tiga macam keadaan angin di Kota Cirebon,
yaitu  Angin  Musim  Barat Desember  – Maret,  Angin  Musim  Timur Mei  – Oktober, dan Angin Pancaroba April – November.
Keadaan  air  tanah  pada  umumnya  dipengaruhi  oleh  intrusi  air  laut sehingga kebutuhan air bersih masyarakat untuk keperluan minum sebagian besar
bersumber  dari  pasokan  Perusahaan  Daerah  Air  Minum  PDAM  Kota Cirebon yang  sumber  mata  airnya    berasal  dari  Kabupaten  Kuningan. Untuk  keperluan
lainnya  sebagian besar diperoleh dari sumur dengan kedalaman antara dua meter sampai dengan enam meter.
Tanah  sebagian  subur  dan  sebagian  kurang  produktif  disebabkan  tanah pantai  yang semakin luas akibat endapan sungai-sungai.  Pada umumnya tanah di
Kota  Cirebon  berjenis  regosol  yang  berasal  dari  endapan  lava  dan  piroklasik pasir, lempung, tanah liat, tupa, breksi lumpur, dan kerikil.
4.1.1.3 Vegetasi dan Satwa
Vegetasi  yang  ada  di  kawasan  Pegambiran  Residence  terdiri  dari  jenis pohon,  semak,  dan  groundcover. Vegetasi  yang  berada  di  sepanjang  jalan
merupakan jenis pohon besar yang berfungsi sebagai tanaman peneduh. Tanaman tersebut  adalah  ki  hujan. Median  jalan,  ditanami  dengan  pohon  kurma. Vegetasi
yang  dipilih  oleh  Pegambiran  Residence adalah  vegetasi  yang  pemeliharaannya mudah  atau  praktis,  mudah  berbunga,  dan  biaya  pemeliharaannya  rendah. Area
yang  belum  dikembangkan, tetapi  sudah  menjadi  milik  perusahaan  memiliki beragam  vegetasi  liar.  Satwa  yang  dijumpai  terdiri  dari  burung,  kadal,  dan  ular.
Daftar vegetasi yang ditanam di kawasan perumahan Pegambiran Residence dapat dilihat pada Tabel 3.