dan seefisien mungkin seperti dalam penggunaan alat dan bahan, pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan baik yang diperintahkan maupun berdasarkan inisiatif
sendiri sehingga dapat memberikan keuntungan besar bagi semua pihak Arifin dan Arifin, 2005.
Efisiensi dan efektivitas pemeliharaan taman dipengaruhi oleh penguasaan teknik pemeliharaan yang baik dan peralatan yang memadai. Oleh karena itu,
pemelihara taman hendaknya memiliki peralatan pemeliharaan yang tepat dan mengetahui jenis peralatan yang digunakan berikut fungsi dan cara kerjanya
Arifin dan Arifin, 2005. Menurut Arifin dan Arifin 2005, untuk mengantisipasi hal-hal yang
menjadi kendala dalam pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan, landscape
maintenance supervisor memerlukan suatu sistem pengawasan dan evaluasi. Sistem ini harus dibuat sesederhana mungkin dan memuat semua informasi yang
terjadi di lapangan. Selain itu, sistem manajemen harus dapat disosialisasikan kepada semua pihak dari pihak pengelola hingga tenaga kerja agar semua pihak
dapat mengerti maksud dan tujuan dari sistem manajemen yang telah ditetapkan. Untuk itu diperlukan komunikasi yang lancar antara pimpinan dan tenaga kerja.
2.2 Pemeliharaan Lanskap
Pemeliharaan merupakan kunci keberhasilan dalam pembangunan. Pemeliharaan dimaksudkan untuk menjaga dan merawat areal lanskap dengan
segala fasilitas yang ada di dalamnya. Dengan demikian, kondisinya tetap baik atau semampunya dapat dipertahankan sesuai dengan tujuan dan desain semula
Arifin dan Arifin, 2005. Menurut Arifin dan Arifin 2005, pemeliharaan dibagi menjadi dua, yaitu
pemeliharaan ideal dan pemeliharaan fisik. Pemeliharaan ideal merupakan pemeliharaan yang mengacu pada tujuan dan desain semula sehingga pada
periode waktu tertentu diadakan suatu evaluasi. Pemeliharaan ideal akan berjalan dengan baik jika didukung oleh upaya-upaya sebagai berikut:
a. perencanaan dan perancangan taman dengan pola sederhana sehingga
mempermudah pemeliharaan fisik;
b. penggunaan elemen taman, baik elemen keras maupun elemen tanaman
yang tidak sulit dicari agar tidak menyulitkan dalam penggantian dan penyulaman tanaman;
c. pemilihan sistem struktur yang kuat dan awet serta pemilihan bahan-bahan
perkerasan yang sesuai; d.
pembuatan pola sirkulasi yang jelas dan rasional sehingga alur kegiatan di dalam taman selalu lancar;
e. perlengkapan taman yang memadai, meliputi penerangan lampu pada
malam hari, jaringan utilitas yang ada di bawah tanah yang direncanakan dengan baik sehingga tidak terjadi bongkar pasang pada permukaan tanah.
Pemeliharaan fisik merupakan pemeliharaan taman untuk mewujudkan pemeliharaan ideal yang tidak terlepas dari elemen taman yang memilliki daya
hidup sehingga taman tetap terjaga keindahan, keasrian, kenyamanan, dan keamanannya. Secara umum, pemeliharaan fisik untuk tanaman meliputi
penyiraman, pemangkasan, penyiangan, pemupukan, penyapuan, pengangkutan sampah serta penyemprotan hama dan penyakit.
2.3 Permukiman
Definisi perumahan dan permukiman menurut Undang-Undang RI Nomor 4 tahun 1992 adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik
yang berupa kawasan perkotaan maupun pedesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang
mendukung kehidupan. Lingkungan permukiman adalah kawasan perumahan dalam bentuk ukuran dengan penataan tanah dan ruang, sarana, dan prasarana
lingkungan yang terstruktur. Perumahan diartikan sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana
lingkungan. Menurut Simonds 1983, permukiman dinyatakan sebagai kelompok
rumah yang memiliki ruang terbuka secara bersama dan merupakan kelompok yang cukup kecil untuk melibatkan semua anggota keluarga dalam suatu aktivitas,
tetapi cukup besar untuk menampung fasilitas umum seperti tempat berbelanja, lapangan bermain, dan daerah penyangga. Penataan jalur hijau di dalam suatu
kawasan permukiman dapat menciptakan kenyamanan dan keamanan bagi penghuninya.
2.4 Lanskap Permukiman