dengan tanaman yang lain. Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh Ingels 2004 bahwa mengelola lanskap dalam mengoptimalkan segi kesehatannya
adalah cara terbaik dalam mengontrol hama dan menghindarkan penggunaan tanaman di lokasi yang tidak cocok dengan kebiasaan tanaman tersebut juga dapat
menghindarkan dari biaya tenaga kerja dan bahan yang dibutuhkan dalam memprediksi serangan gulma ataupun serangan hama dan penyakit yang dapat
mempengaruhi kondisi tanaman di lokasi tersebut. Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk kegiatan pengendalian hama dan penyakit sebanyak dua orang untuk
seluruh area pemeliharaan.
d. Pemupukan
Pemupukan merupakan bentuk pemeliharaan fisik dalam memenuhi
kebutuhan hara yang kurang atau bahkan tersedia di tanah untuk mendukung pertumbuhan tanaman. Pemupukan dilakukan dua minggu sekali. Pupuk yang
digunakan adalah pupuk urea untuk pemupukan rumput dan pupuk NPK untuk pemupukan pohon. Biasanya pelaksana menggunakan pupuk NPK untuk pohon
jatimas, bunga kupu-kupu, dan kurma. Metode pemupukan yang digunakan adalah metode broadcast yang merupakan perlakuan pemupukan dengan cara
menyebar di permukaan tanah. Setelah pupuk disebar kemudian tanah atau tanaman yang diberi pupuk disiram. Pemberian pupuk tersebut sama perlakuannya
untuk berbagai jenis tanaman, baik pohon, semak, penutup tanah, maupun rumput. Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk pemupukan sebanyak dua orang, satu orang
bertugas melakukan pemupukan tanaman Gambar 19 dan satu orang lagi bertugas melakukan penyiraman setelah pemupukan Gambar 20.
Pemupukan untuk pohon ataupun semak dapat menggunakan pupuk majemuk, baik organik maupun inorganik, tetapi pemupukan pada rumput
menggunakan urea setiap tiga bulan sekali sebanyak 10 gramm
2
Sulistyantara, 2006. Ditambahkan oleh Kumurur 2002, bahwa rumput membutuhkan banyak
unsur nitrogen untuk pertumbuhan daunnya. Hal tersebut dapat menjadi pertimbangan dalam pemilihan jenis pupuk.
Gambar 19 Pemupukan Tanaman Menurut Ingels 2004 diacu dari Radin, 2008, metode pemupukan tidak
terlalu signifikan pengaruhnya terhadap tanaman, tetapi yang perlu diperhatikan adalah dalam pencapaian pengambilan pupuk oleh tanaman. Pupuk harus tersebar
seragam di atas tanah dengan sebagian besar pupuk berada di bagian tepi luar di bawah tajuk tanaman tempat akar rambut yang menyerap zat-zat penting. Pupuk
sebaiknya tidak menyentuh dedaunan agar daun tidak terbakar akibat reaksi kimiawi yang ditimbulkan. Jika kondisi tanah kering, pemberian pupuk dilakukan
dengan menggunakan alat bantu, misalnya cangkul dalam pengolahan tanahnya. Jika kondisi tanah masih kering, pupuk tetap dapat dibiarkan di tanah sampai
terjadi hujan atau dilakukan penyiraman. Lebih lanjut diungkapkan oleh Sulistyantara 2006 bahwa perlakuan penyiraman setelah pemupukan itu tepat
dilakukan karena pemupukan tanpa diikuti dengan penyiraman akan menyebabkan kerusakan pada tanaman.
e. Penyiangan Gulma