102
daripada sekuensial. Model pembelajaran yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah kooperatif yang menekankan pada kerjasama dalam kelompok belajar, sehingga cocok
dengan para pemikir acak yang menyukai belajar dengan cara diskusi kelompok dan
memecahkan masalah secara terbuka. Gambar 4.6 menunjukkan hasil uji ANOM mean
prestasi ditinjau dari kategori gaya berpikir siswa :
Gambar 4.6 Grafik Uji ANOM Gaya Berpikir terhadap Prestasi Belajar Biologi
Menurut Gregorc dalam James E. Dyer 2008, bahwa gaya berpikir itu tidak ada yang lebih baik ataupun lebih buruk apabila dibandingkan satu dengan yang lainnya.
Setiap pelajar mempunyai kapasitas untuk belajar di dalam setiap gaya, namun seseorang akan memiliki salah satu gaya berpikir yang paling menonjol di antara yang lainnya.
3. Hipotesis Ketiga
Dari hasil analisis data menunjukkan bahwa terdapat pengaruh interaksi sosial terhadap prestasi belajar biologi
p-value
interaksi sosial siswa = 0,001 0,050 dalam proses pembelajaran.
Interaksi sosial siswa memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar
103
biologi untuk materi Ekosistem. Uji lanjut menunjukkan bahwa interaksi sosial siswa memberikan perbedaan pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar biologi pada
materi Ekosistem
p-value
interaksi sosial siswa = 0,000 0,050. Hal ini terjadi karena kemampuan interaksi sosial membantu siswa mudah berinteraksi seperti yang diharapkan
pada pembelajaran model
STAD
dalam pembelajaran biologi. Tingkat interaksi sosial siswa memberikan efek berbeda terhadap pencapaian
prestasi belajar biologi, dimana siswa yang memiliki tingkat interaksi sosial tinggi mendapatkan rerata prestasi yang tinggi, sedangkan siswa yang memiliki tingkat interaksi
sosial rendah mendapatkan prestasi yang rendah juga. Siswa dengan kemampuan interaksi sosial tinggi dan rendah masing-masing memperoleh rerata 61,45 dan 48,71. Dalam hal ini
tingkat interaksi sosial memberikan pengaruh yang signifikan terhadap prestasi, yaitu pengaruhnya positif untuk interaksi sosial tinggi dan negatif untuk interaksi sosial rendah.
Vernon A Madnesen 1983 dan Peter Sheal 1989 seperti dikutip oleh Erman Suherman mengemukakan bahwa kebermaknaan belajar tergantung bagaimana cara
belajar. Jika belajar hanya dengan membaca kebermaknaan bisa mencapai 10, dari mendengar 20, dari melihat 30, mendengar dan melihat 50, mengatakan-komunikasi
mencapai 70 , dan belajar dengan melakukan dan mengkomunikasikan bisa mencapai 90. Jadi siswa yang termasuk pada kategori interaksi sosial yang tinggi ditunjang dengan
proses pembelajaran model kooperatif dapat mencapai prestasi yang lebih tinggi daripada siswa dengan kategori memiliki tingkat interaksi sosial yang rendah. Berdasarkan
kemampuannya berinteraksi dengan sesama teman dan guru, siswa yang memiliki kategori interaksi sosial tinggi belajar tidak hanya dengan cara melihat, mendengar, tapi juga
mengkomunikasikan, sehingga mereka dapat mencapai tingkat keberhasilan belajar yang lebih baik daripada siswa yang belajar dengan cara membaca, melihat, dan mendengar saja.
104
Gambar 4.7 menunjukkan hasil uji lanjut mean prestasi ditinjau dari kategori interaksi
sosial siswa :
Gambar 4.7 Grafik Uji ANOM Kategori Interaksi Sosial terhadap Prestasi Belajar Biologi
4. Hipotesis Keempat