104
Gambar 4.7 menunjukkan hasil uji lanjut mean prestasi ditinjau dari kategori interaksi
sosial siswa :
Gambar 4.7 Grafik Uji ANOM Kategori Interaksi Sosial terhadap Prestasi Belajar Biologi
4. Hipotesis Keempat
Hasil analisis data dari uji hipotesis sebelumnya menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh gaya berpikir terhadap prestasi belajar biologi, demikian juga dengan variasi
penggunaan media pembelajaran. Oleh karena itu tidak ada interaksi antara variasi penggunaan media pembelajaran dan gaya berpikir terhadap prestasi belajar biologi
p-value
interaksi antara variasi penggunaan media dan gaya berpikir = 0,536 0,050. Hal ini terjadi karena penggunaan media LKS dan video sebagai perangsang untuk proses
pembelajaran model
STAD
telah diprediksikan oleh Armstrong dan kawan-kawannya bahwa hasil kedua kelompok yang sama-sama dibelajarkan dengan
STAD
hasilnya tidak
105
akan menunjukkan perbedaan yang signifikan. Demikian juga dengan gaya berpikir siswa, meskipun menunjukkan arah tren pengaruh yang positif, berdasarkan hasil uji pada
hipotesis kedua ditemukan bahwa belum cukup berpengaruh. Hal ini mengindikasikan bahwa penggunaan model dan media pembelajaran biologi masih sangat tergantung pada
tingkat gaya berpikir individu siswa untuk menghasilkan interaksi dari kedua faktor. James E. Dyerr 2008 menuliskan bahwa siswa dengan gaya berpikir sekuensial menyukai cara
belajar dengan menggunakan buku tekslembar informasilembar kerja atau disertai dengan audiovideo, melakukan eksperimen, penelitian independen, memecahkan masalah, dan
aktivitas-aktivitas langsung seperti misalnya pengamatan di lapangan. Sementara seseorang dengan gaya berpikir acak abstrak maupun konkret, menyukai belajar dengan
cara diskusi kelompok, kadang-kadang diikuti dengan latar belakang musikTVfilmvideo, demontrasi, pengamatan lapangan, serta memecahkan masalah secara terbuka.
Gambar 4.8 Grafik Interaksi Media STAD dan Gaya Berpikir terhadap Prestasi Belajar Biologi
106
5. Hipotesis Kelima
Dari hasil analisis data menunjukkan bahwa ada pengaruh interaksi sosial terhadap prestasi belajar biologi. Akan tetapi interaksi antara variasi penggunaan media
pembelajaran dan interaksi sosial tidak berpengaruh pada prestasi belajar biologi pada materi ekosistem
p-value
interaksi variasi penggunaan media dan interaksi sosial = 0,376 0,050.
Media pada dasarnya memberikan stimulasi rangsangan eksternal yang akan berinteraksi dengan proses kognitif internal yang mendukung belajar. Proses belajar
setiap orang berkaitan dengan cara memproses informasi yang diterimanya. Proses ini sangat personal. Setiap orang mempunyai gaya yang berbeda. Gaya yang berbeda disini
adalah pola interaksi sosial yang berlainan pada setiap individu siswa. Pada hipotesis ketiga telah dijelaskan bahwa kebermaknaan belajar tergantung
bagaimana cara belajar. Vernon A Madnesen 1983 dan Peter Sheal 1989 seperti dikutip oleh Erman Suherman mengemukakan bahwa apabila belajar dengan cara membaca
kebermaknaan bisa mencapai 10, dari mendengar 20, dari melihat 30, mendengar dan melihat 50, mengatakan-komunikasi mencapai 70 , dan belajar dengan melakukan dan
mengkomunikasikan bisa mencapai 90. Jadi jika siswa termasuk pada kategori interaksi sosial yang tinggi, apalagi ditunjang dengan proses pembelajaran model kooperatif maka
mereka akan dapat mencapai prestasi yang lebih tinggi daripada siswa dengan kategori memiliki tingkat interaksi sosial yang rendah baik dengan menggunakan media LKS
maupun dengan media video.
Berdasarkan pada gambar 4.9, pola interaksi antara variasi penggunaan media
dalam pembelajaran model
STAD
dan kategori interaksi sosial siswa terlihat dengan jelas. Siswa dengan kategori interaksi sosial tinggi baik yang dibelajarkan dengan media LKS
107
maupun video relatif mendapatkan prestasi yang jauh lebih tinggi daripada siswa pada kategori berinteraksi sosial rendah.
Gambar 4.9 Grafik Interaksi Media STAD dan Interaksi Sosial terhadap Prestasi Belajar Biologi
6. Hipotesis Keenam