111
memberikan sumbangan besar terhadap pemahaman siswa akan konsep biologi pada materi ekosistem terutama pada siswa yang memiliki gaya berpikir acak dan interaksi sosial tinggi
yang dibelajarkan dengan menggunakan media LKS.  Hal ini disebabkan karena LKS lebih menarik dan berkesan bagi siswa dengan gaya berpikir acak, sedangkan penggunaan media
video kemungkinan lebih menarik bagi siswa yang pola pikirnya runut.
E.  Keterbatasan Penelitian
Penelitian  ini,  meskipun  sudah  direncanakan  dan  melalui  proses  evaluasi  sebelum dilaksanakan,  tetapi  tidak  terlepas  juga  dari  keterbatasannya
. Adapun  beberapa  hal  yang
menjadi keterbatasan dalam penelitian ini antara lain adalah : 1.
Penelitian  ini  hanya  membandingkan  pembelajaran  kooperatif  model
STAD
dengan menggunaan  media  cetak  LKS  dan  media  video,  tetapi  penulis  tidak
membandingkannya lagi dengan pembelajaran tanpa media LKS maupun video sebagai kontrolnya.  Oleh karena itu tidak dapat dibuktikan apakah pembelajaran biologi pada
materi  Ekosistem  menggunakan  model
STAD
dengan  media  LKS  dan  video  tersebut memberikan hasil yang lebih baik daripada kelompok pengontrolnya.
2. Media  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  LKS  maupun  video,  merupakan  hasil
pengembangan  peneliti  sendiri  dan  belum  melalui  proses  standarisasi,  sehingga menurut  peneliti  isi  maupun  konstruksinya  belum  dapat  memberikan  hasil  yang  tetap
untuk populasi lainnya. 3.
Berdasarkan  hasil  tes  prestasi  penelitian  ini  diperoleh  rata-rata  yang  masih  rendah. Seharusnya  penulis  tidak  hanya  memberikan  bukti  berupa  nilai  UAS-BN  siswa  pada
saat  diterima  di  SMP  Negeri  3  Polanharjo  saja  sebagai  alasan  yang  melatar  belakangi
112
mengapa  siswa-siswa  tersebut  tidak  dapat  mencapai  hasil  yang  memuaskan,  tetapi dapat  diperkuat  lagi  misalnya  dengan  hasil  tes  IQ  atau  tes  kemampuan  memori  siswa
yang dilakukan sebelum penelitian. 4.
Minimnya  jumlah  media  pembelajaran  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  yaitu berupa seperangkat televisi dan VCD
player
, sehingga seperangkat alat yang tersedia di sekolah  tersebut  digunakan  untuk  satu  kelas  secara  bersama-sama.    Kemungkinan  hal
ini  menjadi  salah  satu  penyebab  mengapa  prestasi  yang  dicapai  oleh  siswa-siswa  ini tidak  jauh  berbeda  dengan  prestasi  siswa-siswa  pada  kelas  yang  menggunakan  media
LKS. 5.
Pada uji coba instrumen tes prestasi maupun angket interaksi sosial.   Meskipun telah melalui  tahap  uji  coba  dan  diketahui  validitas  maupun  reliabilitasnya,  namun
instrumen-instrumen tersebut tidak diuji ulang setelah melalui tahap revisi pada bagian- bagian  yang  kurang  valid.    Sehingga  ada  kemungkinan  bahwa  instrumen  hasil  revisi
tersebut  masih  terdapat  beberapa  butir  soal    pertanyaan  yang  tidak  valid.    Selain  itu pemilihan  jumlah  butir  soal  tes  prestasi  oleh  penulis  juga  kemungkinan  terlalu
berlebihan.    Seandainya  jumlahnya  dikurangi  menjadi  sekitar  20  butir  soal  saja, kemungkinan hasil penelitian ini akan lebih terlihat perbedaannnya.
6. Jumlah  populasi  penelitian  yang  minim  baik  jumlah  kelas  maupun  jumlah  siswa  per
kelasnya membuat penulis terpaksa hanya membagi gaya berpikir menjadi dua saja dari empat  macam  gaya  berpikir  yang  ada.  Tentu  saja  ini  dapat  mempengaruhi  tingkat
keakuratan  hasil  penelitian  sehingga  dapat  dikatakan  kesimpulan  penelitian  ini  belum dapat dipakai sebagai pedoman dan generalisasi pada populasi yang lain
113
Dengan  keterbatasan-keterbatasan  tersebut  di  atas,  penulis  berharap  kepada  para peneliti  berikutnya  yang  mungkin  tertarik  untuk  mengadakan  penelitian  yang  serupa,
selanjutnya  dapat  meminimalkan  kelemahan-kelemahan  tersebut  sehingga  akan menghasilkan kesimpulan yang konsisten dan dapat dipertanggungjawabkan.
114
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A.  Kesimpulan
Berdasarkan  hasil  analisis  data  dan  pembahasan  pada  bab  sebelumnya,  maka  dapat disimpulkan bahwa:
1. Kedua media pembelajaran  yang digunakan dalam penelitian ini memberikan pengaruh
yang  sama  kuat  terhadap  prestasi  belajar  biologi  pada  materi  ekosistem,  terlihat  pada rata-rata  nilai  prestasi  belajar  siswa  yang  dibelajarkan  dengan  media  LKS  dan  Video
masing-masing  reratanya  54,90  dan  56,29.    Oleh  karena  itu  tidak  ditemukan  adanya perbedaan pengaruh penggunaan media LKS dan Video terhadap prestasi belajar biologi
pada materi Ekosistem. 2.
Siswa  yang memiliki gaya  berpikir  acak mendapatkan rerata prestasi  58,70, sedangkan siswa yang memiliki tingkat gaya berpikir sekuensial mendapatkan prestasi yang sedikit
lebih  rendah  yaitu  52,61.    Dengan  demikian  tidak  ditemukan  adanya  perbedaan pengaruh  antara  gaya  berpikir  siswa  terhadap  prestasi  belajar  biologi  pada  materi
Ekosistem. 3.
Tingkat  interaksi  sosial  siswa  memberikan  efek  berbeda  terhadap  pencapaian  prestasi belajar biologi, dimana siswa yang memiliki tingkat interaksi sosial tinggi mendapatkan
rerata  prestasi  yang  tinggi,  Sedangkan  siswa  yang  memiliki  tingkat  interaksi  sosial rendah  mendapatkan  prestasi  yang  rendah  juga.  Siswa  dengan  kemampuan  interaksi
sosial  tinggi  dan  rendah  masing-masing  memperoleh  rerata  61,45  dan  48,71.  Oleh karena itu ditemukan adanya perbedaan pengaruh antara interaksi sosial siswa terhadap
prestasi belajar biologi pada materi Ekosistem.