65
3. Peranan Interaksi Sosial Siswa Terhadap Prestasi Belajar
Pembelajaran kooperatif menitikberatkan pada kemampuan untuk memecahkan masalah baik secara individual maupun berkelompok, sehingga peran serta dan
keaktifan dari peserta didik sangat dibutuhkan untuk itu. Tidak dapat dipungkiri bahwa di antara persamaan yang dimiliki oleh individu-individu ternyata ditemukan pula
perbedaan di antara mereka. Perbedaan ini dapat dilihat dari kemampuan, kecerdasan, emosi, minat, ingatan, dan lain sebagainya. Menyadari adanya beberapa perbedaan
antar siswa dalam lingkungan sekolah kelas maka dapat memberikan kontribusi terhadap kedinamisan proses pembelajaran dan berimbas kepada prestasi belajar siswa.
Pembelajaran kooperatif turut menambah unsur-unsur interaksi sosial pada pembelajaran IPA. Di dalam pembelajaran kooperatif siswa belajar bersama dalam
kelompok-kelompok kecil saling membantu satu sama lain. Teknik belajar secara kelompok pada umumnya bermaksud untuk merangsang efektivitas interaktif kelompok
diskusi. Interaksi sosial siswa dalam hal ini antara lain meliputi kerja sama, pertentangan, persaingan, pertentangan, persesuaian, perpaduan, dan kontravensi.
Setiap siswa berada dalam lingkungan sosial siswa di sekolah. Masing-masing memiliki kedudukan dan peranan yang diakui oleh sesama. Melalui pembelajaran
kooperatif
STAD
, apabila seseorang memiliki interaksi sosial yang tinggi maka ia akan dapat dengan mudah menyesuaikan diri dan belajar, sebaliknya jika seseorang memiliki
interaksi sosial yang rendah maka ia akan mengalami kesulitan atau hambatan dalam belajar.
4. Interaksi Antara Pembelajaran Kooperatif Model
STAD
Menggunakan Media Cetak LKS dan Media Video dengan Gaya Berpikir Siswa Terhadap Prestasi
Belajar
66
Pembelajaran kooperatif sangat efektif untuk membantu siswa dalam menguasai berbagai fakta dalam bahan ajar aspek kognitif, dalam latihan yang bersifat
keterampilan aspek psikomotor, dan dalam menanamkan perilaku tertentu aspek afektif. Dengan kerjasama antar individu misalnya dengan berdiskusi maka prestasi
belajar yang lebih baik sangat mungkin untuk dapat dicapai oleh siswa. Hal ini disebabkan karena apabila ada siswa yang mengalami kesulitan dalam pemahaman,
analisis, maupun sintesis, maka dengan pembelajaran berkelompok kesulitan yang dialami siswa tersebut dapat diminimalkan sebab antara siswa dalam kelompok dapat
saling bertukar informasi dengan cara berdiskusi untuk benar-benar memahami suatu konsep yang akan digunakan sebagai bahan untuk mengahadapi kompetisi.
Hubungan antara penggunan media audio visual video dan media cetak dengan gaya berpikir pada pembelajaran materi Ekosistem terhadap prestasi adalah bahwa
dengan menggunakan media video maka penyampaian materi pokok ini akan lebih lengkap karena siswa lebih banyak mengenali melihat contoh-contoh makhluk hidup
dan contoh-contoh makhluk hidup dan ekosistem yang tidak dapat dijumpai di sekitar lingkungan sekolah. Apabila menggunakan media cetak LKS hanya terbatas terbatas
pada lingkungan sekitar sekolah. Kalaupun ada contoh yang lebih jauh lagi hanya dapat digambarkan dalam bentuk ilustrasi dan narasi saja. Kemungkinan siswa yang
melakukan belajar berkelompok dengan media video dan memiliki gaya berpikir sekuensial memiliki prestasi yang lebih baik daripada kelompok yang lain.
5. Interaksi Antara Pembelajaran Kooperatif Model
STAD
Menggunakan Media Cetak LKS dan Media Video dengan Interaksi Sosial Siswa terhadap Prestasi
Belajar
Tidak setiap individu akan memberikan respon yang sama pada suasana kerja sama. Setiap orang pada dasarnya memiliki kepribadian yang khas dalam bekerja sama,
67
baik dalam hal kerjasama, kompetisi, pertentangan, persesuaian, dan lain-lain. Kemungkinan siswa yang melakukan belajar berkelompok dengan media video dan
memiliki tingkat interaksi sosial tinggi akan memiliki prestasi yang lebih baik daripada kelompok yang lain.
6. Interaksi Antara Gaya Berpikir dengan Interaksi Sosial Siswa terhadap Prestasi Belajar