18
umur 7 hingga 11 tahun. Tingkat ini merupakan permulaan berpikir rasional yaitu memiliki operasi-operasi logis yang dapat diterapkan pada masalah-masalah konkret
saja, artinya individu belum dapat berurusan dengan materi-materi abstrak. 4 Tingkat operasional formal, terjadi pada kira-kira umur 11 tahun. Pada tahap ini
individu sudah dapat menggunakan operasi-operasi konkretnya untuk membentuk operasi-operasi yang lebih kompleks atau sudah dapat berpikir abstrak dan logis.
Walaupun terdapat perbedaan individual dalam hal kemajuan perkembangan, tetapi teori Piaget mengasumsikan bahwa seluruh siswa tumbuh dan melewati urutan
perkembangan yang sama, namun pertumbuhan itu berlangsung pada kecepatan yang berbeda. Perkembangan kognitif sebagian besar bergantung seberapa jauh anak
memanipulasi dan aktif berinteraksi dengan lingkungan. Siswa kelas VII SMP rata-rata berusia 12 sampai 14 tahun sehingga termasuk dalam
tingkat operasional formal. Anak pada tingkat operasional formal dalam berpikir tidak dibatasi pada benda-benda atau peristiwa-peristiwa yang konkret tetapi juga mempunyai
kemampuan berpikir abstrak. Oleh karena itu model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini yaitu STAD adalah sesuai, dimana siswa belajar dalam tim kelompok,
bekerja sama memecahkan masalah dan memahami materi dengan cara berdiskusi dengan dibantu media LKS maupun video. Pemilihan kedua media tersebut juga telah sesuai
dimana dengan menggunakan media video, siswa dapat menerima karena memang pada usia tersebut anak memiliki kemampuan berpikir yang konkret, sedangkan media LKS
dengan keterbatasannya yaitu hanya dalam bentuk gambar ataupun tulisan juga dapat digunakan siswa karena pada usia tersebut anak telah mampu berpikir abstrak.
c. Teori Belajar Vygotsky
Salah satu konsep dasar pendekatan konstruktivisme dalam belajar adalah adanya interaksi sosial individu dengan lingkungannya. Menurut Vygotsky dalam Baharudin
2008 : 124, belajar adalah “sebuah proses yang melibatkan dua elemen penting. Pertama,
19
belajar merupakan proses secara biologi sebagai proses dasar. Kedua, proses secara psikososial sebagai proses yang lebih tinggi dan esensinya berkaitan dengan lingkungan
sosial budaya. Munculnya perilaku seseorang adalah karena
intervening
kedua elemen tersebut
”. Pada saat seseorang mendapatkan stimulus dari lingkungannya, ia akan
menggunakan fisiknya berupa alat indera untuk menangkap atau menyerap stimulus tersebut, kemudian informasi tersebut diolah dengan menggunakan saraf otaknya.
Keterlibatan alat indera dan saraf otak merupakan proses fisik-psikologi sebagai elemen dasar dalam belajar. Pengetahuan hasil dari proses elemen dasar ini akan berkembang
ketika mereka berinteraksi dengan lingkungan sosial budaya mereka. Oleh karena itu Vygotsky sangat menekankan pentingnya peran interaksi sosial bagi perkembangan belajar
seseorang. Vygotsky dalam Arends 2008 : 47 juga menyatakan bahwa : “Perkembangan kognitif terjadi melalui interaksi dan percakapan seorang anak
dengan lingkungan di sekitarnya, baik dengan teman sebaya, orang dewasa, atau orang lain dalam lingkungannya. Dengan demikian, seorang anak “tidak sendirian”
dalam menemukan dunianya sebagai bagian proses kognitifnya. Vygotsky percaya bahwa interaksi sosial dengan orang lain akan memacu pengonstruksian ide-ide baru
dan meningkatkan perkembangan intelektual pelajar. Salah satu ide kunci Vygotsky terhadap aspek sosial pembelajaran adalah konsep
zone of proximal development
. Menurut Vygotsky, pelajar memiliki dua tingkat perkembangan yang berbeda yaitu
tingkat perkembangan aktual dan tingkat perkembangan potensial. Tingkat perkembangan aktual menentukan fungsi intelektual individu saat ini dan
kemampuannya untuk mempelajari sendiri hal-hal tertentu. Sedangkan tingkat potensial merupakan tingkat yang dapat difungsikan atau dicapai oleh individu
dengan bantuan orang lain, misalnya guru, orang tua, atau teman sebaya yang lebih maju. Zona yang terletak diantara keduanya disebut sebagai
zone of proximal development
”
.
Nilai penting yang dapat diambil dari ide Vygotsky serta mendukung penelitian ini adalah belajar dalam tim dengan berdiskusi maka akan terjadi interaksi sosial antara siswa
dengan teman sebaya yang lebih mampu dan dengan guru, sehingga siswa dapat maju ke
zone of proximal development
tempat pembelajaran baru terjadi.
20
Ide dasar lain dari teori belajar Vygotsky adalah
scaffolding
, yaitu membantu siswa pada awal belajar untuk mencapai pemahaman dan keterampilan, kemudian sedikit demi
sedikit mengurangi dukungan atau bantuan tersebut sampai akhirnya siswa dapat belajar sendiri serta mampu untuk memecahkan problem dari tugas yang dihadapinya. Hal ini
bertujuan agar siswa dapat belajar secara mandiri.
d. Teori Belajar Bandura