20
Ide dasar lain dari teori belajar Vygotsky adalah
scaffolding
, yaitu membantu siswa pada awal belajar untuk mencapai pemahaman dan keterampilan, kemudian sedikit demi
sedikit mengurangi dukungan atau bantuan tersebut sampai akhirnya siswa dapat belajar sendiri serta mampu untuk memecahkan problem dari tugas yang dihadapinya. Hal ini
bertujuan agar siswa dapat belajar secara mandiri.
d. Teori Belajar Bandura
Teori ini menekankan bahwa lingkungan-lingkungan yang dihadapkan pada seseorang tidak random melainkan dipilih oleh seseorang melalui perilakunya. Teori
belajar yang dikembangkan oleh Albert Bandura ini disebut juga teori belajar sosial. Bandura mengatakan bahwa
“ada empat fase belajar sosial, yaitu fase perhatian
attentional phase
, fase retensi
retention phase
, fase reproduksi
reproduction phase
, dan fase motivasi
motivational phase
” Ratna Wilis Dahar, 1989 : 27-30. Pada fase perhatian, pebelajar memberikan perhatian pada pengajar melalui isyarat-
isyarat yang jelas dan menarik dari pengajar. Pengulangan-pengulangan melalui metode belajar yang tepat pada materi yang dibahas agar dapat diingat dengan mudah oleh
pebelajar dilakukan pada fase retensi. Melalui fase ini terjadilah pemindahan informasi dari memori jangka pendek ke memori jangka panjang, misalnya dengan cara diskusi dan
dialog yang baik. Pada fase reproduksi, bayangan atau kode-kode simbolik verbal dalam memori membimbing penampilan sebenarnya yang baru diperoleh. Umpan balik dan
komunikasi yang baik antar pebelajar dan antara pebelajar dan guru sangat diperlukan untuk membentuk perilaku yang diinginkan. Fase terakhir adalah fase motivasi dimana
pebelajar akan berusaha meniru suatu model sebab mereka merasa bahwa dengan demikian akan meningkatkan kemungkinan untuk memperoleh penghargaan, misalnya berupa angka
atau pujian yang diberikan oleh pengajar sehingga para pebelajar berusaha melakukan
21
latihan dan menampilkannya karena mereka tahu inilah yang disukai dan akan menyenangkan bagi pengajar.
Melalui fase-fase tersebut di atas, terlihat betapa pentingnya bekerja sama, berinteraksi, berkomunikasi, dan beraktivitas sosial di antara pebelajar maupun antara
pebelajar dengan guru pada sebuah kegiatan pembelajaran untuk mengembangkan pencapaian prestasi yang optimal.
2. Pembelajaran Kooperatif