21
latihan dan menampilkannya karena mereka tahu inilah yang disukai dan akan menyenangkan bagi pengajar.
Melalui fase-fase tersebut di atas, terlihat betapa pentingnya bekerja sama, berinteraksi, berkomunikasi, dan beraktivitas sosial di antara pebelajar maupun antara
pebelajar dengan guru pada sebuah kegiatan pembelajaran untuk mengembangkan pencapaian prestasi yang optimal.
2. Pembelajaran Kooperatif
Cooperative Learning
a. Landasan Pemikiran
Pembelajaran kooperatif
Cooperative Learning
merupakan pembelajaran yang bernaung dalam teori konstruktivis.
“Pembelajaran ini muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling
berdiskusi dengan temannya. Siswa secara rutin bekerja dalam kelompok dan saling membantu memecahkan masalah-masalah yang kompleks
” Trianto, 2007 : 42. Jadi hakikat sosial dan kelompok sejawat merupakan aspek utama dalam pembelajaran
kooperatif. Pada pembelajaran kooperatif siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil dengan
anggota yang sederajat tetapi heterogen dalam kemampuan, jenis kelamin, suku ras, dan saling membantu satu dengan yang lainnya. Adapun tujuan pembentukan kelompok
tersebut adalah agar setiap siswa memiliki kesempatan untuk dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan kegiatan belajar. Tugas setiap anggota kelompok adalah dapat
mencapai ketuntasan materi yang disajikan oleh guru serta saling membantu teman sekelompoknya untuk mencapai ketuntasan belajar karena apabila salah satu anggota
kelompok ada yang belum menguasai materi pelajaran maka belajar belum dapat dikatakan selesai.
22
b. Tujuan Pembelajaran Kooperatif
“Pembelajaran kooperatif disusun dengan tujuan untuk meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat
keputusan dalam kelompok, serta memberikan kesempatan pada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang berbeda latar belakangnya
” Trianto, 2007 : 42. “Pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai sedikitnya tiga tujuan penting,
yaitu : 1 prestasi hasil belajar akademis; 2 toleransi dan penerimaan terhadap keanekaragaman; dan 3 pengembangan keterampilan
sosial” Arends, 2008 : 5. “Para ahli telah membuktikan bahwa pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan
kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik, unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit, dan membantu siswa menumbuhkan
kemampuan berpikir kritis. Pembelajaran kooperatif dapat memberikan keuntungan baik pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama
menyelesaikan tugas-tugas akademik. Pembelajaran kooperatif sangat tepat digunakan untuk melatih keterampilan-keterampilan kerja sama, kolaborasi dan tanya
jawab
” Trianto, 2007 : 44-45.
c. Pengertian Pembelajaran Kooperatif