Produksi ikan pelagis kecil
kegiatan perikanan ini, juga sumbangan produksi yang diberikan dalam rangka mencapai tujuan pembangunan perikanan secara keseluruhan. Disamping itu,
jenis ikan yang harganya relatif murah mempunyai peranan penting didalam pemenuhan kebutuhan protein hewani bagi masyarakat.
Secara nasional, produksi ikan pelagis kecil dalam 10 tahun terakhir telah mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 2,82 persen setiap tahunnya. Hal ini
dapat dimengerti, mengingat tingkat pemanfaatan sumberdaya ikan pelagis kecil yang tersedia masih dibawah potensi lestari. Namun demikian, kondisi ini tidak
terjadi apabila produksi dihitung berdasarkan jumlah ikan pelagis yang didaratkan di pantai utara Jawa, dimana dalam 10 tahun terahir telah mengalami penurunan
rata-rata sekitar 1,24 persen per tahun. Kecenderungan dari produksi ikan pelagis kecil baik secara nasional maupun yang didaratkan di pantai utara Jawa, dapat
dilihat melalui Gambar 15.
- 250,000
500,000 750,000
1,000,000 1,250,000
1,500,000 1,750,000
2,000,000
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 tahun
produksi ton
Utara Jawa Nasional
Gambar 15 Kecendrungan produk si ikan pelagis kecil tahun 1995 – 2004,
diolah dari Statistik Perikanan Provinsi dan Statistik Perikanan Indonesia beberapa tahun
Produksi ikan pelagis kecil yang didaratkan di pelabuhan perikanan sepanjang pantai utara Jawa, sebagian besar merupakan hasil tangkapan nelayan
yang dilakukan di perairan Laut Jawa, disamping juga ada sebagian berasal dari
perairan Selat Makassar dan Flores serta Laut Cina Selatan. Ikan pelagis kecil tersebut ditangkap oleh nelayan dengan menggunakan berbagai alat tangkap
seperti purse-seine, payang, gillnet, bagan dan alat tangkap ikan permukaan lainnya. Perhitungan terhadap hasil tangkapan rata-rata per hari trip di lokasi
penelitian berdasarkan alat tangkap yang dipergunakan, dapat dilihat melalui
Tabel 15. Tabel 15
Produksi rata-rata ikan per hari trip penangkapan, berdasarkan lokasi
dan jenis alat tangkap
Hasil Tangkap Rata-RataHari Trip Lokasi
Purse Seine kg
Payang kg
Gillnet kg
1. Subang 429,51
83,17 2. Indramayu
406,06 52,00
3. Cirebon 38,30
4. Pemalang 458,6
433,71 74,59
5. Pekalongan 939,03
6. Rembang 471,74
442,00 74,66
7. Tuban 571,13
269,50 59,50
8. Lamongan 736,99
397,73 46,94
9. Gresik 619,42
383,33 60,98
Sementara hasil identifikasi terhadap hasil tangkapan ikan pelagis kecil yang diperoleh nelayan, menunjukkan bahwa terdapat 20 jenis ikan seperti dapat dilihat
melalui lampiran 4. Sementara komposisi ikan pelagis kecil yang tertangkap
tersebut didominasi oleh 6 enam jenis ikan, yaitu layang Decapterus spp, tembang Sardinella fimbriata, kembung Rastrelliger spp, selar Selaroides
spp, lemuru Sardinella lemuru dan teri Stelephorus spp. Adapun komposisi hasil tangkapan ikan pelagis kecil di lokasi penelitian tersebut, disajikan melalui
Gambar 16
berikut.
25.49
16.65 13.68
8.82 6.92
22.54
5.89
Layang Tembang
Kembung Selar
Lemuru Teri
Ikan lain
Gambar 16 Komposisi hasil tangkapan ikan pelagis kecil utama di lokasi
penelitian Dalam menjalankan kegiatan penangkapan ikan, nelayan yang berbasis di
pantai utara Jawa pada umumnya menerapkan sistem bagi hasil antar pemilik dan awak kapalpendega. Sistem bagi hasil yang diterapkan dalam kegiatan
penangkapan ikan, pada umumnya ditentukan oleh jenis teknologi penangkapan yang dikembangkan dan besarnya kontribusi modal yang ditanam. Besarnya bagi
hasil tangkapan juga bisa didasarkan pada besarnya faktor kontribusi yang diberikan masing- masing anggota yang terlibat dalam kegiatan penangkapan.
Pada masyarakat nelayan yang masih menggunakan peralatan sederhana seperti gillnet, kontribusi anggota kelompok penangkapan masih dimungkinkan terjadi.
Namun pada usaha penangkapan yang padat modal agak sulit terjadi. Berkaitan dengan bagi hasil yang dilaksanakan oleh nelayan pantai utara
Jawa, maka melalui Tabel 16 disajikan komposisi bagi hasil yang didasarkan
pada jenis alat tangkap dan komponennya. Dari data yang ada, nampaknya besaran masing- masing komponen adalah sangat tergantung pada jenis alat
tangkap yang dipergunakan dalam operasi penangkapan.
Tabel 16 Sistem bagi hasil yang umumnya berlaku pada perikanan pelagis kecil
di pantai utara Jawa, berdasarkan alat tangkap dalam persen Alat Ta ngkap
Keterangan Purse-seine
Payang Gillnet
1. Pemilik 50
40 50
2. Kapal 10
10 -
3. Alat tangkap 10
10 -
4. Nahkoda 10
20 20
5. ABK 20
20 30
Dengan mengacu pada sistem bagi hasil seperti Tabel 16, dan dengan hanya
memasukkan unsur biaya peubah variable cost sebagai unsur biaya produksi yang umumnya dipraktekan oleh nelayan di pantai utara Jawa, maka proporsi
pendapatan ditunjukkan melalui Tabel 17. Tabel 17
Proporsi pendapatan per hari trip di pantai utara Jawa untuk masing- masing komponen dalam sistim bagi hasil, berdasarkan alat tangkap
dalam rupiah. Alat Tangkap
Keterangan Purse-seine
Payang Gillnet
1. Pemilik 2.268.268,82
603.256,20 209.809,01
2. Kapal 453.653,76
150.814,05 -
3. Alat tangkap 453.653,76
150.814,05 -
4. Nahkoda 453.653,76
301.628,10 83.923,60
5. ABK 907.307,53
301.628,10 125.885,41
Jumlah 4.536.537,63
1.508.140,50 419.618,02
Pendapatan ABKoranghari 33.603,98
60.325,62 31.471,35